Mengapa Guru Menjadi Malas?

Hery Setyawan
Guru SMPN 42 Jakarta
Konten dari Pengguna
21 Januari 2024 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan pembinaan siswa disekolah (dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan pembinaan siswa disekolah (dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Judul sekaligus pertanyaan di atas memang agak provokatif terkesan menyudutkan guru. Penulis meyakini tidak ada guru yang malas karena sosok guru adalah seorang yang ditiru oleh siswanya. Apalagi ketika kita sama-sama melihat kondisi pendidikan saat ini di mana guru seakan diberikan beban yang luar biasa. Masih hangat mengenai pengelolaan kinerja di mana guru harus mengikuti beberapa pengembangan diri yang direncanakan di awal semester ini.
ADVERTISEMENT
Belum lagi beban mengajar yang harus dilakukan oleh guru, sehingga diperlukan manajemen waktu agar bisa membagi tugas antara mengajar dengan mengikuti beberapa kegiatan pengembangan diri baik luring maupun daring. Tugas-tugas tambahan menuntut guru untuk segera diselesaikan secara bersamaan. Guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang baik terhadap siswanya mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi.
Disisi lain guru juga dituntut untuk membimbing siswa baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas agar terjadi perubahan sikap ke arah yang lebih baik lagi. Berbagai kegiatan tersebut seolah tidak pernah habis dan selesai. Di mana guru dituntut untuk selalu siap dalam menerima setiap tugas yang diberikan kepadanya. Penulis melihat ada beberapa alasan yang dapat membuat guru menjadi malas di antaranya:
ADVERTISEMENT
Pertama terlalu banyak tugas yang menumpuk dan dibebankan kepada guru. Kita semua tahu bahwa guru juga manusia beban kerja yang menumpuk membuat rasa malas siap menghampiri kapan saja. Kita perlu mencari solusi agar rasa malas ini dapat segera di atas yaitu guru dapat memisahkan tugas besar menjadi tugas kecil kemudian fokus pada satu tugas yang perlu diselesaikan terlebih dahulu.
Kedua kurangnya dukungan atau dorongan dari orang lain. Peran rekan sejawat sebagai tim kerja yang baik di sekolah sangat diperlukan sehingga perasaan malas ini dapat diatasi. Selain itu guru juga harus percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu, segera selesaikan tugas agar orang lain percaya kalau kita bisa. Ketika orang lain melihat kita mampu menyelesaikan tugas maka dukungan dan dorongan dari orang lain akan datang kepada kita tanpa diminta.
ADVERTISEMENT
Ketiga rasa lelah yang menghampiri. Hal yang sangat manusiawi karena guru bukan robot yang bisa mengerjakan tugas setiap waktu. Rasa lelah bisa menghampiri guru kapan saja apalagi ketika pekerjaan yang banyak minta untuk segera diselesaikan. Untuk menghilangkan rasa lelah ini guru perlu beristirahat cukup dan mengatur waktu istirahatnya dengan baik.
Keempat kurangnya motivasi atau tujuan yang jelas dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Motivasi ini bisa dari luar maupun dari dalam diri tetapi yang memberikan dampak yang besar adalah motivasi dari dalam diri guru tersebut. Untuk menghilangkan rasa malas ini guru perlu menetapkan tujuan kecil sehingga motivasi itu akan selalu hadir di setiap pekerjaan yang guru lakukan.
Kelima tidak memiliki rutinitas atau jadwal konsisten yang dilakukan oleh guru. Rasa malas bisa hadir ketika pekerjaan yang kita lakukan tidak terkonsep dengan baik. Membuat jadwal harian yang teratur tentang pekerjaan apa saja yang akan diselesaikan oleh kita. Dari hal yang jadwal yang teratur ini nantinya akan menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi guru.
ADVERTISEMENT
Keenam rasa takut gagal atau tidak sempurna, ini banyak dihinggapi oleh guru dalam setiap kali menghadapi tantangan dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Perasaan takut gagal ini nantinya akan berdampak kepada rasa malas sehingga perlu segera dicari solusinya. Guru harus dapat menerima bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari sebuah proses pembelajaran.
Rasa malas itu adalah wajar tapi jangan dibiarkan terus menerus, karena akan merusak semua nya. Sebagai guru tentunya paham apa yang akan dilakukan ke depannya untuk kebaikan bersama.