Perlukah Asesmen Diagnostik di Sekolah?

Hery Setyawan
Guru SMPN 42 Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Juli 2023 20:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi siswa melakukan asesmen diagnostik (sumber dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi siswa melakukan asesmen diagnostik (sumber dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun pelajaran 2023-2024 pekan lalu sudah selesai. Di mana setiap satuan pendidikan menjalankan kegiatan tersebut sesuai dengan permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru, serta SE dari dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta No 35 tahun 2023 tentang hari pertama sekolah dan masa pengenalan lingkungan sekolah. Tujuan utama dari kegiatan tersebut yaitu memperkenalkan siswa baru pada semua hal yang berhubungan dengan sekolah.
ADVERTISEMENT
Selesai dari kegiatan MPLS kini setiap satuan pendidikan mempersiapkan asesmen diagnostik kepada peserta didik. Asesmen diagnostik adalah jenis tes yang dirancang untuk memudahkan guru dalam mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa dalam belajar. Sehingga guru bisa menetapkan tindak lanjut yang tepat dan sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa.
Salah satu yang membedakan kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya yaitu adanya asesmen diagnostik baik itu kognitif yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun asesmen non kognitif.
Seperti yang kita ketahui asesmen diagnostik non-kognitif adalah tes yang digunakan oleh guru agar diperoleh data kondisi psikologis dan emosional siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Asesmen ini juga bisa digunakan untuk mengetahui berbagai aktivitas belajar siswa selama berada di rumah, bagaimana kondisi keluarga dan yang terpenting guru juga memahami bentuk pergaulan siswa, serta gaya belajar yang digunakan oleh siswa.
ADVERTISEMENT
Asesmen diagnostik kognitif ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari kemampuan awal siswa dalam memahami tema dari sebuah mata pelajaran. asesmen diagnostik kognitif bisa dilakukan berkala bisa dilakukan di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran setelah guru selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik.
Manfaat asesmen diagnostik bagi guru yaitu dapat memudahkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan dan kelebihan siswa dalam mempelajari suatu topik atau mata pelajaran secara tepat. Hal itu dapat digunakan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran dan menentukan tindakan setelahnya yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam belajar.
Asesmen diagnostik juga memberikan bermanfaat bagi siswa di antaranya memberikan berbagai informasi pada siswa mengenai kelemahan, kelebihan, serta masalah yang dimiliki oleh siswa dalam belajar. Sehingga siswa dapat memperbaiki setiap proses belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Ilustrasi guru di sekolah inklusi. Foto: Shutter Stock
Dalam pelaksanaannya asesmen diagnostik kognitif di mana pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa tahapan:
ADVERTISEMENT

Tahap Persiapan

Dalam tahapan ini bapak ibu guru membuat jadwal pelaksanaan asesmen, selanjutnya guru bisa mengidentifikasi materi asesmen sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah disediakan oleh kemendikbud. Jika sudah selesai dalam mengidentifikasi materi asesmen guru membuat langkah selanjutnya yaitu menyusun pertanyaan sederhana.

Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal tes yang telah dibuat oleh bapak/Ibu guru. Soal diberikan untuk semua siswa bisa dalam bentuk pilihan ganda ataupun esai tinggal bagaimana sekolah membuat aturan dalam tes ini.

Tahap Diagnosis dan Tindak Lanjut

Pada tahapan diagnosis dan tindak lanjut ini, Bapak/Ibu guru akan melakukan kegiatan mengolah hasil asesmen dengan membuat skor. Menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa. Setelah menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa. Dari hasil yang dicapai oleh siswa bisa menjadi acuan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana pelaksanaan asesmen diagnostik non-kognitif
Sama seperti asesmen diagnostik kognitif juga dilaksanakan dalam tiga tahapan di antaranya: persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Berikut penjelasan setiap tahapannya.

Tahap Persiapan

Pada tahapan ini, Bapak/Ibu guru dapat mempersiapkan daftar pertanyaan mengenai aktivitas siswa, guru juga mempersiapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili emosi sehingga pertanyaan yang diajukan tentunya berbeda dari asesmen diagnostik kognitif.

Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini bapak/Ibu guru bisa meminta siswa untuk dapat mengekspresikan perasaannya selama belajar. Dalam tahapan ini guru dapat melakukan dengan berbagai cara di antaranya meminta siswa untuk bercerita langsung, menulis, atau menggambarkan aktivitas atau perasaan yang sedang dirasakannya.

Tahap Tindak Lanjut

Dalam tahapan ini yaitu tindak lanjut di mana bapak/Ibu guru dapat melakukan identifikasi kondisi psikologis maupun emosional siswa berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada tahap pelaksanaan. Sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki proses pembelajaran siswa. Guru juga bisa memberikan informasi kepada orang tua tentang hasil tes ini.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas sekolah harus mempersiapkan tes diagnostik di awal tahun pelajaran untuk melihat kemampuan awal siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya di dalam kelas.