Perlukah Komunitas Belajar Bagi Guru

Hery Setyawan
Guru SMPN 42 Jakarta
Konten dari Pengguna
29 Januari 2024 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru melakukan kegiatan berbagi praktik baik disekolah (dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Guru melakukan kegiatan berbagi praktik baik disekolah (dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih ramai berbicara tentang pengelolaan kinerja guru setelah berita fenomena guru mencari berbagai sertifikat melalui kegiatan webinar. Kita juga masih sering membaca berbagai undangan webinar gratis dan bersyarat harus mengirimkan ke beberapa WAG yang berbeda. Padahal ketika kita mau melihat dengan jujur solusi bagi guru untuk bisa mengisi pengelolaan kinerja guru yaitu dengan Platform Merdeka mengajar (PMM) itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Setelah kepanikan guru dalam mengumpulkan sertifikat ini berkurang kini muncul fenomena baru yaitu munculnya berbagai komunitas belajar. Hal ini terjadi karena ada beberapa pendapat untuk mempermudah guru dalam menjalankan pengelolaan kinerja guru bisa lebih efektif jika setiap satuan pendidikan membuat komunitas Belajar (Kombel). Dimana ini merupakan salah satu bentuk dari pengimplementasian kurikulum merdeka. Komunitas belajar ini berisi sekelompok guru dan tenaga kependidikan yang belajar bersama dan berkolaborasi secara terjadwal serta berkelanjutan.
Komunitas belajar ini juga bisa dibuat lintas sekolah yang biasa kita kenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga cakupan pesertanya lebih luas lagi. Dan pastinya manfaat dari komunitas ini dapat dirasakan oleh setiap guru. Komunitas belajar ini juga dibuat dengan tujuannya yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar murid.
ADVERTISEMENT
Muncul pertanyaan bagi kita apa yang akan menjadi acuan setiap guru dalam mengelola komunitas belajar yang sudah dibuatnya. Paling tidak ada tiga hal untuk mengoptimalkan terbangunnya komunitas belajar yang berpusat pada pembelajaran peserta didik, yakni:
Pertama fokus pada pembelajaran, komunitas belajar ini dapat digunakan oleh guru untuk belajar bersama, berbagi praktik baik dan berbagi karya sehingga peserta yang berada di dalam komunitas tersebut dapat mengikuti dan melaksanakan tentunya hasil yang terpenting adalah berfokus pada pembelajaran siswa.
Kedua membudayakan kolaborasi dan tanggung Jawab kolektif, guru perlu juga membangun budaya kolaborasi dalam memikul setiap tanggung jawab demi membantu siswa dalam mengoptimalkan proses belajarnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kualitas belajar siswa yang baik agak sulit dicapai apabila guru bekerja secara individual. Kolaborasi menjadi solusi yang bisa dilakukan guru di satuan pendidikan. Banyak hal yang bisa dikerjakan di dalam komunitas belajar ini seperti kegiatan berdiskusi dan berbagi praktik baik pengajaran sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelasnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dan yang terakhir komunitas belajar berorientasi pada hasil belajar siswa. Banyak guru yang salah mengartikan kehadiran komunitas belajar ini hanya berorientasi pada kemajuan guru. Padahal lebih dari itu kehadiran komunitas belajar ini harus berorientasi membantu siswa dalam belajar. Jadi jelaslah bahwa munculnya komunitas belajar ini tidak hanya sekedar untuk memperoleh sertifikat sebagai bukti dukung guru didalam pengelolaan kinerja. Ada tujuan yang jauh lebih besar lagi yaitu bagaimana komunitas belajar ini manfaatnya harus kembali kepada siswa di sekolah kita masing-masing.