Konten dari Pengguna

Plus Minus Paperless atau Paper Test dalam Asesmen Siswa di Sekolah

Hery Setyawan
Guru SMPN 42 Jakarta
21 Februari 2023 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru sedang melakukan Asesmen ( Dokumen Pribadi )
zoom-in-whitePerbesar
Guru sedang melakukan Asesmen ( Dokumen Pribadi )
ADVERTISEMENT
Memasuki pertengahan semester genap setiap satuan pendidikan mulai disibukkan dengan kegiatan penilaian untuk seluruh kelas dan jenjang pendidikan baik itu tingkat sekolah dasar sampai menengah atas.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui kegiatan penilaian ini dilakukan oleh guru untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dalam kurikulum merdeka, terjadi perubahan istilah dari penilaian kini menjadi asesmen yang berarti sebuah proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang dilakukan oleh guru.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar siswa. Yang kemudian hasilnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan perbaikan guru serta sebagai landasan untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Ilustrasi guru di sekolah inklusi Foto: Shutterstock
Asesmen pembelajaran yang dilakukan oleh guru terdiri dari formatif dan sumatif. Asesmen formatif ini dilakukan pada awal pembelajaran dan pada saat pembelajaran.
Adapun tujuan dilakukan asesmen ini adala untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan guru tentang ketercapaian tujuan pembelajaran yang akan digunakan dalam melanjutkan materi selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk asesmen sumatif ini adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Hal yang menjadi perbedaan antara asesmen formatif dan asesmen sumatif adalah hasil nya menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran. Sehingga kedua asesmen ini tidak harus digunakan dalam setiap rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
Guru menjadi sosok yang paling memahami kemajuan belajar siswa sehingga perlu memiliki kompetensi dan keluasan dalam melakukan setiap asesmen agar sesuai dengan kebutuhan siswa.
Keluasan tersebut mencakup perancangan, waktu pelaksanaan, teknik dan instrumen yang digunakan dalam asesmen yang akan dilakukan guna ketercapaian tujuan.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan asesmen ini guru dapat menggunakan paperless atau menggunakan platform evaluasi pembelajaran berbasis online. Guru tidak lagi menggunakan kertas sebagai bahan ujian untuk melakukan asesmen terhadap siswa.
Tujuan paperless ini dimaksudkan mengurangi penggunaan kertas di sekolah. Penggunaan paperless ini memang mempermudah guru dalam melakukan asesmen karena siswa dapat mengakses dimanapun dan kapanpun dengan mudah.
Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock
Dan pastinya guru dapat langsung mengetahui hasil dari asesmen yang dilakukan nya tersebut. Hanya saja penggunaan paperless dalam asesmen ini dinilai subjektif karena siswa dapat dengan mudah mengakses informasi yang lain sehingga hasil yang diperoleh guru tidak semuanya valid dan objektif. Selanjutnya guru harus benar-benar melakukan berbagai cara agar asesmen ini bisa dilakukan dengan jujur oleh siswa.
ADVERTISEMENT
Sementara ketika guru menggunakan paper test dalam setiap asesmen yang dilakukan kita dapat memperoleh hasil yang valid karena siswa mengerjakannya dengan jujur tanpa melihat informasi dari mana pun.
Sejumlah siswa mengikuti simulasi ujian kenaikan kelas berbasis android di Aceh, Selasa (30/4/2019). Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Hanya saja penggunaan papertest ini sekolah perlu mengeluarkan anggaran yang cukup besar dalam setiap melakukan asesmen untuk kertas yang akan digunakan.
Untuk saat ini memang setiap sekolah diberikan kebebasan dalam menggunakan paper test ataupun paperless untuk asesmen yang akan dilakukan.
Tidak adanya aturan baku sehingga masing-masing sekolah melakukan asesmen sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan. Tetapi yang terpenting adalah guru harus tetap melakukan asesmen untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti pembelajaran yang dilakukan oleh guru.