Konten dari Pengguna

Valentine Day dalam Tinjauan Pancasila

Hery Setyawan
Guru SMPN 42 Jakarta
14 Februari 2023 8:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hery Setyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi valentine. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi valentine. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, perdebatan mengenai valentine day itu haram atau tidak, saat ini tidak terlalu terdengar gaungnya. Mungkin ini merupakan efek dari mulai memanasnya suhu politik menjelang pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
Kalau kita melihat tahun sebelumnya bagaimana terjadi perdebatan mengenai valentine day boleh dilakukan atau tidak, bahkan perdebatan tersebut sampai kepada hukum halal atau haramnya kegiatan tersebut.
Sebuah perdebatan yang cukup menyita waktu kita padahal setelah melewati hari valentine day tersebut situasi kembali normal. Pihak yang berdebat kembali berjalan bersama dengan begitu mudah melupakan perdebatan tersebut.
Kali ini kita tidak lagi mempermasalahkan hukum halal atau haramnya valentine day, karena penulis yakin sudah banyak yang membahas dari berbagai macam sudut pandang berdasarkan keilmuannya masing-masing.
Ilustrasi milenial merayakan Valentine. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
Kita coba melihat perayaan valentine day ini dari sudut pandang pendidikan Pancasila karena kita hidup di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Disadari atau tidak, banyak orang di seluruh dunia sering merayakan bulan Februari sebagai bulan cinta. Bertepatan dengan tanggal 14 Februari dan disebut sebagai hari kasih sayang atau dikenal dengan valentine day.
ADVERTISEMENT
Istilah Valentine sendiri berasal dari bahasa latin valentia yang memiliki makna kekuatan atau kapasitas. Pada tanggal ini, setiap orang yang memadu kasih bersama keluarga dan teman mengungkapkan perasaan kasih sayang atau rasa terima kasih dengan memberikan hadiah secara khusus.
Di Indonesia, valentine day ini identik dengan budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih. Budaya ini bahkan menjadi budaya populer dan cenderung konsumtif karena melalui perayaan Valentine ini banyak masyarakat yang membeli berbagai barang sebagai bentuk ucapan atau tanda kasih sayangnya terhadap pasangan masing-masing seperti cokelat, perhiasan dan boneka. Berbagai tempat terutama di kota-kota besar di Indonesia marak yang mengadakan acara yang berkaitan dengan valentine day.
Ilustrasi Garuda Pancasila. Foto: Shutter Stock
Sementara kita melihat bagaimana pendidikan Pancasila yang kita sudah pelajari dalam dunia pendidikan. Mata pelajaran pendidikan Pancasila ini mempelajari Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia dengan tujuan menanamkan nilai-nilai luhur pada generasi muda Indonesia sehingga memiliki karakter/watak Pancasila di dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Pancasila ini memang harus dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, mengingat peran dan kedudukan Pancasila yang sangat vital.
Pancasila sendiri merupakan dasar negara Indonesia di mana terkandung nilai luhur yang wajib menjadi landasan dalam berpikir dan berperilaku dalam lingkungan sosial sehari-hari pun juga dalam lingkungan berbangsa dan bernegara.
Ilustrasi perempuan Jepang memberikan cokelat ke pasangan saat hari Valentine. Foto: imtmphoto/Shutterstock
Lantas bagaimana kita melihat berbagai perayaan valentine day yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia, terutama anak-anak mudanya memaknai hari kasih sayang ini dengan bentuk kegiatan yang positif, bagaimana mereka mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang tua hal itu lebih baik. Tetapi ada sebagian dari mereka yang memaknai hari kasih sayang tersebut dengan melakukan sex bebas.
Sedangkan dalam perayaan hari valentine seperti sekarang ini banyak yang sudah mengarah kepada pergaulan bebas dan sex bebas. Di mana dalam Sila Pertama Pancasila mengajarkan soal Ketuhanan.
ADVERTISEMENT
Perayaan Valentine ini tidak sesuai dengan Pancasila sebab agama apa pun pasti melarang seks bebas. Dan tentunya ketika dilihat secara hukum juga bertentangan. Sebab dalam Undang-undang hanya orang yang sudah menikah secara resmi yang boleh melakukan hubungan seksual dengan suami atau istrinya.
Ilustrasi Cara Memilih Kado Perhiasan untuk Orang Tersayang di Hari Valentine dan Imlek Foto: Shutter Stock
Secara budaya kita melihat bahwa perayaan valentine juga tidak sesuai dengan budaya, suku apapun yang ada di Indonesia. Karena tak ada suku di Indonesia yang mengizinkan masyarakatnya melakukan seks bebas.
Budaya valentine ini juga bukan budaya bangsa Indonesia. Budaya valentine ini merupakan budaya yang menjunjung tinggi pergaulan bebas dan pastinya tidak sesuai dengan budaya bangsa dan ajaran agama manapun.
Sebagai penutup, penulis ingat bahwa Pancasila sebagai dasar negara itu artinya setiap tingkah laku kita harus sesuai dengan Pancasila, sebagai bangsa Indonesia sebaiknya kita tidak mengikuti budaya valentine day ini yang berasal dari bangsa lain dan bertentangan dengan bangsa kita.
ADVERTISEMENT