Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
3 Kuliner Khas Betawi yang Wajib Dicoba
8 November 2017 18:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meski Jakarta tanpa henti menuju modernisasi, kekayaan budaya tidak boleh dilupakan. Salah satunya yaitu kuliner khas yang dapat ditemukan di Kampung Budaya Betawi. Di mana saja tempatnya?
ADVERTISEMENT
Dodol Betawi Nyak Mai
Telah berdiri selama 20 tahun, dodol betawi Nyak Mai masih setia memanjakan lidah pecinta kuliner hingga kini. Rahasianya ada di teknik memasak yang dilakukan secara turun temurun. Prosesnya pun tidak sebentar, dimulai dari pengolahan adonan tepung ketan dan gula merah yang kemudian disaring kotorannya sebelum dimasak selama tujuh jam.
Selama tujuh jam itu, dodol dalam panci besar wajib hukumnya untuk selalu diaduk agar tidak gosong. Dimasak di atas kayu bakar, merupakan salah satu teknik yang diwarisi oleh Nyak Mai kepada penerusnya.
Setelah tujuh jam, dodol didinginkan dan ditimbang agar dapat dikemas dalam berbagai bentuk, baik lonjong maupun kotak. Dodol akan mengeras dengan sendirinya dalam waktu satu minggu dan masih dapat dinikmati hingga lebih dari satu bulan.
ADVERTISEMENT
Untuk dodol dengan ukuran kecil, Nyak Mai menjual dengan harga Rp 15 ribu. Ada pula dodol seharga Rp 80 ribu, Rp 160 ribu hingga Rp 240 ribu tergantung dari beratnya.
Dodol betawi Nyak Mai tidak memiliki varian rasa buah seperti dodol lainnya. Walaupun demikian, dodol Nyak Mai masih diminati banyak orang dengan rasa orisinalnya. Terbukti bahwa dodolnya telah terbang sampai Arab dan Belanda. Bahkan, dodol betawi Nyak Mai pernah diliput oleh stasiun televisi Malaysia.
Akar Kelapa Mpok Maryanah
Memulai usaha sejak empat tahun yang lalu, Maryanah menjadi orang pertama yang membuat dan menjualkan akar kelapa di lingkungan Setu Babakan. Lambat laun, tidak sedikit pedagang yang memesan produknya, hingga sekarang ia hanya mengirimkan ke warung-warung.
ADVERTISEMENT
Banyak kendala yang ia temui di awal usaha, salah satunya tekstur akar kelapa yang terlalu keras. Untuk mengakali hal tersebut, Maryanah tidak mencampurkan tepung terigu ke dalam adonan, dan menggunakan tepung ketan saja.
Selain tepung ketan, Maryanah mengakui bahwa ciri khas akar kelapa buatannya terdapat di wijen dan campuran adonan lain, seperti gula, telur dan susu. Pembuatan akar kelapa sendiri menurutnya susah-susah-gampang, karena akar kelapa butuh dua kali proses penggorengan.
“Awalnya saya goreng setengah mateng, terus saya goreng lagi biar crispy,” jelas Maryanah.
Untuk satu bungkus akar kelapa seberat 2 ons, Maryanah menjual seharga Rp 13 ribu kepada para pedagang warung. Sedangkan untuk pembeli yang langsung datang ke rumahnya, ia jual seharga Rp 7 ribu. Maryanah juga menyebutkan dalam seminggu dapat menjual sebanyak 240 bungkus.
ADVERTISEMENT
Bir Pletok Bang Uu
Sebagai penjual bir pletok pertama di Kampung Budaya Betawi, Bang Uu menceritakan proses pembuatan minuman hangat yang menyegarkan itu.
Bir pletok terdiri dari berbagai macam rempah, yakni jahe, kapulaga, cabe jawa, lada hitam, kayu manis, kayu masohi, cengkeh, pandan wangi, sereh wangi, biji pala, kembang lawang, gula dan garam sebagai penyeimbang, serta serutan secang untuk pewarna merah.
Proses pembuatan bir pletok dimulai dari jahe yang dihaluskan, kemudian diperas dan diendapkan agar mendapatkan sagu jahe. Pengendapan tersebut memakan waktu selama satu hingga 1,5 jam sebelum dicampur air. Pencampuran air dan jahe kemudian direbus selama 40 menit, lalu dicampurkan dengan semua rempah-rempah pendukung, sebelum diberi gula, garam dan secang.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di situ, campuran rempah-rempah dimasukkan ke dalam botol terbuka yang kemudian dipasteurisasi agar bakteri hilang. Dengan proses ini, bir pletok dapat bertahan hingga delapan bulan.
Banyaknya rempah yang terdapat di bir pletok, juga mendatangkan banyak khasiat. Di antaranya, jahe yang dapat membantu metabolisme tubuh serta cabe jawa untuk meningkatkan vitalitas bagi pria.
Dalam sehari, Bang Uu mengaku dapat menghasilkan 600 botol kecil dan 300 botol besar. Produk tersebut kemudian ia pasarkan di sekitar Setu Babakan hingga Ambarawa, Semarang.
Tertarik untuk mencicipi? Langsung saja datang ke Kampung Budaya Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan.