Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Belajar Pembuatan Batik Betawi di Setu Babakan
8 November 2017 15:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan Batik Betawi hampir sama dengan batik lainnya. Dimulai dari menggambar motif pada kertas yang kemudian dijiplak ke kain untuk batik tulis, atau dicetak motifnya pada tembaga untuk batik cap.
Bicara soal batik Betawi, tepat rasanya untuk langsung belajar dari Keluarga Batik Betawi (KBB) yang berlokasi di Kampung Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan. Ditemui di sela-sela kerja, Ade selaku pemimpin KBB menceritakan proses, ragam motif, hingga pemasaran Batik Betawi.
ADVERTISEMENT
Hampir sama dengan batik lainnya, Batik Betawi juga memiliki batik tulis dan batik cap. Proses pembuatan keduanya hanya berbeda di pengerjaan setelah motif selesai digambar. Untuk batik tulis sendiri, nantinya motif akan dijiplak ke kain sepanjang 2 hingga 2,5 meter. Sedangkan untuk batik cap, motif akan dibuat dari bahan tembaga.
Motif Batik Betawi sendiri memiliki keunikan karena banyak terinspirasi dari lingkungan Jakarta dan kekayaan budaya Betawi. Seperti Pantai Ancol, ondel-ondel hingga makanan khas Kembang Goyang dan Akar Kelapa.
Ade menjelaskan, motif Batik Betawi lebih dinamis dan modern dibandingkan motif batik dari kebudayaan lain. Selain itu, banyak motif yang tidak memiliki arti filosofis tertentu.
“Paling ondel-ondel yang dianggap bisa mencegah hal negatif, atau warna cerah sesuai dengan orang Betawi yang ceria,” tambahnya. Ade juga menyebut bahwa ondel-ondel menjadi motif yang paling digemari pembeli.
ADVERTISEMENT
Untuk pembuatan motif, batik tulis dan batik cap memiliki perbedaan ukuran. Motif batik tulis dapat berukuran 60 cm hingga 70 cm. Sedangkan untuk motif batik cap, hanya berukuran 18 cm x 18 cm. Oleh karena itu, pemindahan motif untuk batik tulis dapat memakan waktu hingga 3 bulan, dibandingkan batik cap yang hanya butuh sekitar 3 hari.
Setelah motif dipindahkan ke kain, proses selanjutnya yakni pewarnaan. Di KBB, Ade mengaku hanya memakai pewarna alami yang didapat dari secang untuk warna merah, tingi untuk warna merah pekat, tegeran untuk warna kuning cerah, jelaweh untuk warna kuning pekat, dan indigo untuk warna biru.
Untuk bagian kain yang ingin dipertahankan warna merahnya, pengrajin batik menutup bagian tersebut dengan lilin. Setelah tertutup, bagian yang terbuka dapat diwarnai kembali. Kemudian, kain siap untuk proses pelepasan lilin dengan cara direbus.
Selanjutnya, kain-kain batik yang sudah jadi, siap untuk dipasarkan. Di KBB sendiri, batik cap dihargai Rp 135 ribu hingga Rp 230 ribu. Sedangkan untuk batik tulis, dapat mencapai Rp 10 juta, tergantung kepadatan motif dan waktu pengerjaan.
ADVERTISEMENT