Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketika Wartawan Berlari dengan Ibu Jari
4 November 2017 2:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selain kepekaan dalam melihat situasi dan peluang, wartawan kumparan juga harus menguasai tikpet, alias ketik cepet.
ADVERTISEMENT
Masih dalam rangkaian Office Development Program (ODP), pada Kamis (2/11) wartawan baru kembali diberikan pengarahan sebelum peliputan lapangan. Pengarahan tersebut berbentuk simulasi ketik cepat, yakni kemampuan dasar yang harus dimiliki tiap wartawan, khususnya wartawan media daring.
Ikhwanul Habibi selaku Kepala Peliputan kumparan menjelaskan, ketik cepat dibutuhkan pada saat wartawan menghadiri konferensi pers atau mewawancarai narasumber dengan informasi yang bersifat segera (urgent). Selain itu, ketik cepat juga lebih dianjurkan ketimbang hanya mengandalkan hasil rekaman, sebab dapat menghemat waktu.
Pengarahan pun dilanjutkan dengan simulasi yang terdiri dari tiga video berbeda. Video pertama yakni pidato Jokowi saat HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten. Meski tergolong sebagai narasumber yang bicaranya cukup pelan, tidak sedikit wartawan baru yang kewalahan mencatat kata demi kata yang dilontarkan.
ADVERTISEMENT
Simulasi dilanjutkan ke video kedua, yakni wawancara eksklusif kumparan bersama Anang Hermansyah terkait Arsy yang meminta sepeda kepada Jokowi. Tantangan cukup terasa karena gaya penuturan Anang yang khas dan cepat.
Tidak berhenti di situ, wartawan baru kembali ditantang untuk mencatat perkataan Ahok saat menjadi Gubernur DKI yang marah di tengah rapat. Walaupun levelnya semakin dinaikkan, akan tetapi wartawan baru mengaku lebih mudah mengikuti perkataan Ahok dibanding Anang.
Dari ketiga video tersebut, wartawan dituntut agar tetap mampu mengetik cepat meskipun dihadapkan oleh bermacam narasumber dengan gaya bicara yang berbeda-beda.