Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sisi Lain Kota Tua, Penuh dengan Sejarah dan Misteri
7 November 2017 16:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kawasan Kota Tua, khususnya Taman Fatahillah menyimpan banyak sejarah dan juga misteri. Mulai dari kepala yang menggelinding di lorong Pecinan, hingga kesurupan di sumur Gedoeng Jasindo.
ADVERTISEMENT
Berkesempatan untuk mengobrol dengan anggota Satuan Petugas (Satgas) Keamanan Taman Fatahillah, kumparan menguak banyak cerita mistis yang dialami anggota selama melaksanakan patroli malam.
Salah satunya ialah Tedy Hari yang mengaku pernah ‘diajak kenalan’ oleh arwah gentayangan saat berpatroli di dalam Museum Fatahillah.
Malam itu, pukul 02.00 dini hari, Tedy berada di kamar mandi dan sengaja tidak menutup pintu. Namun, ketika ingin keluar, pintu terkunci dengan sendirinya. Sempat panik, pintu akhirnya terbuka dan diikuti dengan suara tertawa seorang perempuan.
Tidak hanya itu, dua buah meriam di depan Museum Fatahillah pun memiliki kisah tersendiri. Saat malam tiba, meriam tersebut merupakan tempat bermainnya arwah anak-anak yang hidup di jaman penjajahan Belanda.
“Makanya kami larang pengunjung untuk naik ke atas meriam, karena banyak yang jatuh sampe patah tulang gara-gara ’didorong’ sama arwah anak kecil,” jelas Tedy.
Tedy juga bercerita ketika ia mendengar lantunan musik angklung di lorong Virgin, yang dulunya dijadikan tempat kuliner namun sekarang telah tertutup seng.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu saya patroli lewat sana terus denger suara angklung. Saya penasaran, kan, terus saya periksa ke dalem, tapi nggak ada suara. Pas saya pergi malah denger suara ‘klung!’ Saya langsung lari,” ucapnya.
Selain lorong Virgin, Tedy mengatakan bahwa terdapat penampakan juga di lorong Pecinan. Saat ia melewati lorong itu, tiba-tiba ada kepala menggelinding di depannya. Namun, kepala tersebut seketika hilang.
Di kawasan Gedoeng Jasindo, yang berlokasi tepat di seberang Museum Fatahillah, juga sering dijumpai penampakan Noni Belanda. Konon, tempat tersebut digunakan untuk bermain billiard oleh para penjajah.
Selain itu, kerap terjadi kesurupan di sekitar sumur yang terdapat di depan Gedoeng Jasindo. Tedy mengatakan, sumur tersebut dijaga oleh sesosok nenek yang senang memangsa perempuan.
ADVERTISEMENT
“Apalagi perempuan yang tulang iganya sedikit, dan orang yang suka bengong di sana. Sering kesurupan,” tambahnya. Tidak jarang pula, Satgas membantu korban yang kesurupan.
Cerita lain datang dari Muhamad Hasbi, anggota Satgas Keamanan Taman Fatahillah. Ia mengaku pernah melihat perempuan dan anak kecil duduk di tangga air mancur Taman Fatahillah. Hasbi juga bercerita tentang penampakan yang tertangkap kamera salah satu anggota.
“Waktu itu lagi foto bareng malem-malem di tengah taman. Habis foto pas diliat nggak ada apa-apa. Besoknya pas dicek ada penampakan bapak, ibu sama anak kecil duduk di Cafe Batavia,” tuturnya.
Namun, pengalaman mistis tersebut tidak menyiutkan nyali Tedy dan Hasbi sebagai anggota Satgas. Bagaimana dengan anda? Makin tertarik untuk mengunjungi Kota Tua?
ADVERTISEMENT