Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tradisi Lima Tahun Sekali di "Bukan Rumah Gue"
4 November 2017 18:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya tampil di Festival Teater Jakarta, Teater Gumilar kembali membawa Bukan Rumah Gue ke hadapan penonton dengan cerita berbeda.
ADVERTISEMENT
Kali ini, cerita akan mengisahkan sebuah keluarga Jawa dengan budaya kejawen kental yang memiliki dua orang anak bernama Ani dan Nabil. Mereka merupakan kembar dampit, yaitu anak kembar laki-laki dan perempuan yang hidup dengan modernitasnya.
Dalam budaya kejawen sendiri, kembar dampit tidak boleh tinggal di satu atap agar tidak ada bencana di dalam rumah. Namun, ayah mereka yang telah wafat ingin mereka tetap tinggal bersama. Mulai dari situ, rumah yang sebelumnya berisikan 14 orang, perlahan satu per satu keluar dan menyisakan lima anggota keluarga, yaitu Ani, Nabil, Magor sebagai adik dari Ani serta kembar identik, John dan John, yang merupakan anak dari hasil perselingkuhan salah satu anggota keluarga. Tidak hanya itu, Bukan Rumah Gue juga akan menyajikan konflik LGBT, hubungan seksual sesama anggota keluarga, hingga konflik PKI 1965.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya konflik yang terjadi, Ani memutuskan untuk menjalankan tradisi ruatan, atau perjamuan yang diadakan tiap lima tahun sekali. Tradisi tersebut menjadi momen keluarga besar untuk kembali berkumpul dan menguak rahasia keluarga yang selama ini terabaikan.
Selain cerita yang berbeda dengan tiga pementasan sebelumnya, lokasi pementasan pun berbeda karena tidak akan dilakukan di luar ruangan. Mono selaku Sutradara mengatakan, alasan Bukan Rumah Gue ke-4 dilakukan di dalam ruangan agar lebih terasa berada di rumah.
“Kali ini lebih spesifik karena ingin memberikan pengertian rumah yang sebenarnya. Dengan atap, meja makan dan ruang keluarga,” tutur Mono yang dijumpai kumparan di Taman Ismail Marzuki, Sabtu (4/11).
Mono juga menambahkan, tidak sedikit orang yang pernah melihat latihan Bukan Rumah Gue, dan mengartikan rumah sebagai Indonesia dengan berbagai konflik dan memiliki tradisi lima tahun sekali, yaitu pemilu. Menanggapi hal itu, Mono hanya membebaskan penonton untuk memberikan interpretasinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, persiapan pentas sudah mencapai 60%. Mengenai kendala yang ditemui selama latihan, Asrin selaku Asisten Sutradara mengaku, hanya sulit untuk mengumpulkan pemain karena jadwal yang berbeda-beda.
Lebih lanjut, Bukan Rumah Gue akan diadakan pada 19-20 Desember 2017 di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki.