'Orange Is The New Black' adalah Serial Terbaik dalam Hidupku

Konten dari Pengguna
30 Juli 2019 0:39 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hesti Widianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alex dan Piper
zoom-in-whitePerbesar
Alex dan Piper
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lo tahu enggak, rasanya ketika terbiasa dengan sesuatu, sampai-sampai sesuatu itu menjadi bagian di hidup lo? Entah menjadi bagian yang besar atau kecil, entah penting atau enggak.
ADVERTISEMENT
Sayangnya ketika lo udah merasa terbiasa dengan hal itu, lo jadi menganggap dia enggak bakal ke mana-mana. Hell, lo mungkin nyepelein begitu aja karena seakan dia bakal selalu ada di kehidupan lo.
Sampai akhirnya lo sadar, kalau sesuatu itu harus pergi dan berhenti. Semua ada batasannya, termasuk juga hal yang lo anggap akan selalu ada. Dan di momen ini, yang bisa lo rasakan hanyalah hampa.
'Crazy Eyes'
'Orange Is The New Black' atau (OITNB) adalah serial orisinal Netflix yang pertama kali tayang di 2013. Ketika OITNB merilis musim pertamanya, gue juga lagi memulai mengenal diri sendiri. Salah satu cara untuk membantu gue memahami diri sendiri adalah dengan mengkonsumsi media, kayak artikel, musik, video, film, dan serial televisi. Karena itu gue tertarik dan memutuskan untuk menonton serial ini.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sih, gue ragu. Karena gue jarang tertarik sama cerita soal kriminal dan kehidupan di penjara. Apalagi lead character di OITNB ini perempuan pirang berkulit putih dari kelas menengah ke atas, yang kaget harus hidup di penjara, setelah dijebak sama pacarnya, buat ngebawa sekoper uang hasil transaksi narkoba.
"Pasti ketebak," pikir gue sotoy kala itu.
Nevertheless, gue tetap melanjutkan nonton tiap episodenya, sampai enggak terasa, gue baru aja selesai nonton musim terakhirnya, yaitu musim ke-7.
Sampai sekarang ngetik tulisan ini, gue sangat mensyukuri keputusan untuk terus ngikutin OITNB. Karena ceritanya jauh lebih luas, lebih dalam, dan lebih kaya dari yang terlihat di permukaan.
Kitchen Crew
Kok, bisa? Mari gue jelaskan.
ADVERTISEMENT
Lead character yang gue sebut di atas tadi namanya Piper Chapman. Piper yang asli ada juga di dunia nyata, namanya Piper Kerman. Serial ini diadaptasi dari novel tahun 2010 karya Piper Kerman yang berjudul 'Orange Is The New Black: My Year In A Woman's Prison'. Gue belum baca bukunya, sih, kalau ada yang tahu bisa beli di toko buku mana, do let me know.
Meski karakter utamanya adalah Piper Chapman, OITNB enggak berpusat di kehidupannya aja. Justru serial ini menggunakan seorang Piper untuk mengenalkan karakter-karakter menarik lainnya yang dijumpai selama serial berlangsung.
Serius, deh, kalau gue enggak salah inget, di musim ke-2 atau ke-3, perannya Piper, nih, udah enggak sebanyak di musim pertama. Bahkan ada beberapa episode yang enggak menghadirkan cerita Piper, karena karakter lain yang ada di OITNB juga punya background ceritanya masing-masing, yang enggak kalah penting dan menarik.
ADVERTISEMENT
Menurut gue inilah yang membedakan OITNB dengan serial lain. Serial ini bukan cuma tentang para perempuan yang bertahan hidup di penjara, dengan segala permainan kotor dari sipir, ketidakadilan, dan kegiatan membosankan yang harus mereka lalui sampai bisa pergi, atau malah mati.
Mengutip Uzo Aduba, pemeran Suzanne 'Crazy Eyes' Warren di OITNB, serial ini sebenarnya sesederhana tentang manusia dan kehidupannya.
"This show has absolutely nothing to do with women in prison. This is a story about people and their lives," katanya di video 'OITNB: The Fareweel Show' yang diunggah Netflix di Youtube.
Gue setuju dengan dia. OITNB mungkin bisa dikatakan bercerita tentang orang-orang yang sama-sama terjebak di penjara Litchfield, dan alasan mengapa mereka bisa berada di sana, masih di sana, juga kembali ke sana.
ADVERTISEMENT
Dari musim pertama sampai ke-7, serial garapan Jenji Kohan ini secara apik mengenalkan karakter-karakter baru yang berjuang dengan masalah di hidupnya. Ada flashback yang dihadirkan dan membantu penonton mengenal tiap karakter lebih dekat.
Contohnya, Alex Vause (Laura Prepon) yang dari kecil hidup miskin dengan ibunya, dan ditinggal ayahnya, seorang bintang rock yang udah enggak lagi bersinar. Ketika bertemu lagi dengan ayahnya, Vause justru dijerumuskan ke kartel narkoba.
Ada juga Galina Reznikov atau biasa disebut Red. Dia dipenjara atas kasus pembunuhan. Polisi menemukan lima jasad di freezer yang ada di dalam gerai makanan Rusia milik Red. Tapi, ia sebenarnya dipaksa untuk menyimpan jasad para korban mafia Rusia tersebut.
Enggak cuma itu, OITNB juga sangat vokal menyuarakan isu LGBTQ+ lewat karakter-karakternya, kayak Sophia Burset (Laverne Cox). Sebelum bertransisi menjadi Sophia, ia adalah seorang pemadam kebakaran bernama Marcus Burset. Marcus punya istri dan anak. Kini sebagai satu-satunya transpuan di dalam penjara, Sophia harus menghadapi cemoohan yang datang dari sesama tahanan, dan juga sipir.
Sophia Burset
Ketiga karakter yang gue sebut di atas cuma gambaran kecil dari OITNB. Ya, mohon maap, nih. Musimnya aja total ada tujuh, satu musim kurang lebih ada 13 episode. Capek, dong, ya, disebutin satu-satu.
ADVERTISEMENT
Selain mengangkat isu soal keluarga, perempuan, LGBTQ+, kesehatan mental, adiksi, rasial, sampai astrologi (yes, makin cinta sama OITNB karena musim ke-7 dibuka dengan birth chart-nya Piper si Gemini, just like me), yang gue suka dari OITNB juga karena membahas tentang isu sosial politik, sampai birokrasi maha licik yang terjadi di Amerika Serikat.
Mind you, gue enggak memiliki kemampuan yang memadai untuk membahasnya secara mendalam. Tapi gambaran ketimpangan yang disajikan di OITNB, cukup relevan dengan apa yang kerap diberitakan.
Apalagi di musim ke-7 ini. OITNB benar-benar tegas membicarakan soal nasib para imigran di Amerika Serikat yang enggak mendapat keadilan. Menariknya, mereka masih bisa mengemasnya lewat dialog sarkastik antarkarakter.
"Hey, do you wanna live in the USA? Are you white? Preferably Western European or Australian white? No? Wait here. I have some old fake meat prepared by felons. Welcome to America!" kata Nicky Nichols (Natasha Lyonne) di salah satu episode di musim ke-7.
ADVERTISEMENT
Enggak cuma lihai mengemas lewat komedi, OITNB juga berhasil menyentuh hati penontonnya lewat kesederhanaan tiap karakter, dan pastinya kemampuan acting para aktor. Apresiasi tertinggi harus gue berikan kepada Danielle Brooks atas perannya sebagai Tasha 'Taystee' Jefferson, yang di tiga musim terakhir ini petjyah banget, sih.
Semua yang gue sebutin, dan yang belum sempet disebutin karena ke-skip, menjadi alasan kenapa OITNB menjadi serial terbaik dalam hidup gue. Hal ini semakin gue sadari pas lagi ambyar-ambyarnya di bagian credit di episode terakhir musim ke-7, dan ngeliat Laura Prepon cuma membungkukkan badan, menangis tersendu, dan enggak bisa berkata apa-apa.
Dengan berakhirnya OITNB, gue harus menelan kenyataan pahit kalau mulai sekarang enggak bakal ada lagi deg-degan, excited, atau antisipasi tiap kali musim terbaru akan tayang. Karena kini yang tersisa hanyalah layar hitam, kenangan, dan ratusan fan fiction yang siap menjerumuskan gue makin dalam.
ADVERTISEMENT
Anyway, gue jadi inget pernah nulis artikel ini, dan sekarang merasa relate banget, sih. Huft.