Konten dari Pengguna

Bullying dalam Dunia Pendidikan

Hesty Nuraini
Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Surabaya, bekerja sebagai staff Pusat Bahasa UMSurabaya
13 November 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hesty Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
pexels.com

Kasus Bullying dalam Dunia Pendidikan yang Semakin Marak

ADVERTISEMENT
Fenomena bullying adalah hal yang sebenarnya telah lama menyelimuti dan menghiasi dunia pendidikan. Namun, kasus bullying dalam dunia pendidikan saat ini semakin marak terjadi sehingga seolah dianggap sebagai hal yang lumrah.
ADVERTISEMENT
41% anak di Indonesia pernah mengalami yang namanya ‘bullying’. Pada tahun 2019 hanya ada 153 korban yang berani melaporkan dan menyuarakan apa yang terjadi pada mereka. Seperti yang kita tahu Indonesia sedang mengalami krisis besar. Indonesia berada di peringkat ke 5 dengan kasus bullying terbanyak. Kejadian ini menurut saya adalah kejadian yang sungguh gila, menakutkan dan menyakitkan. Menyakitkan karena banyak terjadi di instansi pendidikan seperti sekolah dimana seharusnya sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu, serta sarana pembentukan karakter generasi penerus bangsa.

Pengaruh Bullying dalam Pendidikan Korban

Bullying adalah tindakan kekerasan fisik dan atau kekerasan yang membahayakan psikis seseorang dalan jangka panjang. Bullying yang biasanya terjadi di Sekolah adalah pemalakan, ejekan, pengucilan, tindakan mempermalukan seseorang, dan tindakan kekerasan fisik lainnya. Dalam sebuah penelitian, bullying mempunyai pengaruh yang besar dalam pendidikan korban. Bullying bisa menyebabkan rendahnya tingkat kehadiran di Sekolah, menurunnya nilai akademik siswa, menurunnya IQ siswa, hilangnya kepercayaan diri, depresi, dan menyebabkan tingginya angka kenakalan remaja. Seorang siswa yang mengalami tindakan Bullying umumnya akan malas untuk berangkat ke Sekolah.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, tindakan bullying apapun itu tidak bisa diterima karena terbukti hal tersebut sangat merugikan diri seseorang bahkan banyak korban yang akhirnya memilih untuk mengakhiri nyawanya karena depresi atas tindak bullying yang mereka alami.

Faktor terjadi nya Bullying

Beberapa faktor terjadinya bullying dan beberapa tipe pembully, diantaranya Bully Victims; umumnya si pelaku bullying pernah mengalami tindak bullying sehingga mereka merasa terkucilkan, merasa sendirian dan oleh sebab itu mereka menjadi jahat dengan orang lain. Popular Bullying; hal ini terjadi karena ego si pembully, karena meraka merasa status mereka lebih tinggi, lebih hebat, lebih keren mereka cenderung untuk menyakiti orang lain untuk memenuhi ego mereka. Karena mereka merasa lebih powerful ketika mereka membully seseorang. Rellational Bullies; hal ini didasari oleh perasaan iri dan cemburu kepada seseorang yang mereka bully sehingga mereka membully korban agar si korban merasa lebih kecil, merasa terintimidasi sehingga si pembully merasa mereka mempunyai sesuatu yang lebih daripada korban. Serial Bullies; seorang pembully yang dari luar terlihat baik, manis, sopan, karismatik tetapi dibelakang mereka suka menyakiti orang lain dan kadang-kadang korban yang di bully tidak berani melaporkan apa yang terjadi dengan mereka karena mereka takut pihak mereka lapori tidak percaya dengan apa yang mereka laporkan. Group Bullies; biasanya ini terjadi disekolah-sekolah, mereka akan melakukan bullying ketika mereka sedang bersama geng mereka. Yang terakhir yaitu Indefferent Bullies; menurutku ini adahal tipe yang sangat berbahaya karena pelaku bully ini memiliki gangguan mental dimana mereka merasa bahagia, merasa puas jika mereka membully seseorang.
ADVERTISEMENT

Beberapa Cara Menekan Angka Kasus Bullying di Sekolah

Gerakan perubahan sangat diperlukan untuk mengurangi tingginya kasus bullying. Dalam hal ini pihak sekolah, pihak keluarga, dan pihak lain yang terkait perlu bergandeng tangan untuk saling membantu dalam gerakan memerangi kasus bullying. Penetapan sanksi dalam kasus bullying juga sangat diperlukan sebagai bentuk ketegasan pihak sekolah dalam gerakan memerangi kasus bullying ini agar nantinya menimbulkan efek jera sehingga tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Selain itu, pihak sekolah juga bisa melakukan cara yang lain yaitu dengan mengkampanyekan gerakan anti bullying di lingkungan sekolah serta mengoptimalkan peran bimbingan konseling. Sosialisasi terkait bullying juga sangat di perlukan guna mengedukasi seluruh komponen pendidikan agar tidak melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara hal yang bisa dilakukan sebagai orang tua adalah mengajarkan anak untuk berani mengatakan apa saja yang sedang mereka rasakan atau alami, dengan lebih terbuka dengan anak, membuat anak merasa nyaman dan aman untuk menceritakan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya. Karena jika anak merasa tidak nyaman atau takut kepada orang tua mungkin mereka tidak akan menceritakan apa yang yang terjadi kepada mereka.
Dan jika kita adalah teman dari seorang korban bullying, kita harus supportive. Jangan malah menyalahkan dia yang menjadi korban bullying karena itu akan membuatnya semakin tertekan. Buatlah dia bangkit, percaya diri dan percaya bahwa dia bisa melewati masa-masa tersebut. Dan tugas dan tanggungjawab kita sebagai bangsa Indonesia adalah lebih sensitif terhadap bullying, tegur atau halangi mereka yang sedang membully.
ADVERTISEMENT
Untuk yang menjadi korban bullying, yang harus diingat adalah jangan dengarkan kata-kata jahat seseorang. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, hanya kalianlah yang tahu tentang diri kalian. Percayalah pada diri kalian dan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik. Jangan sampai kalian berfikir untuk membalas pelaku bullying, karena hal tersebut membuat kalian sama saja seperti mereka, tidak ada bedanya.
Sebenarnya, saya pribadi pun pernah merasakan tindak bullying tepatnya verbal bullying dan group bullying. Pada saat itu saya merasa diledek, jatuh, merasa kecil dan takut. Sangat sakit, dan saya harus mengalami hal tersebut bertahun-tahun. Seharusnya usia anak-anak hanya berfikir tentang bermain, belajar dan bersenang-senang, dan harusnya anak-anak mendapatkan lingkungan yang sehat.
ADVERTISEMENT