Fisikaria dalam Cornering

hesty indra widajati
saya seorang guru IPA SMP di wilayah kabupaten Kediri, yang merasa nyesek banget jika tak menulis.
Konten dari Pengguna
18 Februari 2024 1:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari hesty indra widajati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
       Cornering membutuhkan penguasaan teknik berkendara yang benar.(Doc. Zefa)
zoom-in-whitePerbesar
Cornering membutuhkan penguasaan teknik berkendara yang benar.(Doc. Zefa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suatu hari, dengan bangga anak saya memperlihatkan foto-foto dirinya bersama beberapa selebgram motor dan youtuber motor dalam sebuah acara besar para pemotor. Beberapa fotonya yang difoto secara fokus oleh beberapa fotografer yang ikut dalam acara itu menampilkan dia sedang melakukan aktifitas cornering dengan posisi badan dan motor rebah dengan jarak yang sangat rendah terhadap aspal jalan. Sebagai ibunya tentu saja saya mengkhawatirkannya dan mulai mengeluarkan beberapa nasehat yang menurut saya baik, tentu saja.
ADVERTISEMENT
Tetapi apa jawabnya?
"Tenang Bun, tenang. Jangan panik, Bunda. Cornering dengan teknik yang benar dan kewaspadaan tinggi minim resiko," jawabnya seraya tersenyum menenangkan saya. Dasar saya, tetap tidak bisa tenang karena hal itu menyangkut keselamatannya, maka nasehat yang lebih mengarah pada larangan pun tetap saya luncurkan terkait cornering yang dilakukannya itu.
Apakah cornering itu?
Cornering adalah cara berkendara melintasi tikungan dengan memiringkan motor dan merebahkan badan mengikuti lengkung tikungan dan gerak motor. Bayangkanlah seorang Valentino Rossi atau Dani Pedrosa sedang melakukannya dalam sebuah sirkuit motor.
Pada saat melakukan cornering melintasi sebuah tikungan, sesungguhnya tanpa sadar kita sedang bersentuhan dengan konsep-konsep fisika. Beberapa gaya berperan sebagai pengendali agar motor tidak keluar dari lintasan. Demikian pula teknik berkendara dan sudut kemiringan tikungan itu sendiri merupakan faktor-faktor yang tidak dapat diabaikan.
ADVERTISEMENT
Lintasan pada sebuah tikungan merupakan lintasan lingkaran. Artinya jika seorang pengendara melintasi sebuah tikungan, dia sedang melakukan gerak melingkar. Beberapa gaya yang berperan pada saat sebuah kendaraan melintasi tikungan terlihat pada sketsa berikut.
Gaya-gaya yang berperan pada saat pemotor melakukan cornering. (Doc. Pribadi)
Ketika pengendara motor melakukan cornering, gaya sentripetal akan menarik kendaraan ke arah pusat tikungan. Hal ini menyebabkan pengendara dan motornya dapat tetap berada dalam lintasan tikungan. Gaya sentripetal ini timbul akibat adanya gaya gesek antara ban dengan permukaan jalan.
Dapat ditarik benang merah di sini bahwa gaya gesek memiliki peran utama untuk menimbulkan gaya sentripetal. Oleh karena itu memperlambat laju kendaraan dapat memperbesar gesekan antara ban dengan permukaan jalan yang menyebabkan gaya sentripetal semakin besar pula.
ADVERTISEMENT
Jadi, mengurangi kecepatan motor ketika akan memasuki tikungan lalu melaju dengan kecepatan konstan selama berada dalam lintasan tikungan dan menambah kecepatan ketika keluar dari lintasan tikungan merupakan cara berkendara yang aman pada saat cornering. Selain itu pandangan mata selama dalam lintasan tikungan
Bagaimana dengan gaya sentrifugal? Gaya sentrifugal sesungguhnya adalah gaya fiktif sebagai reaksi dari gaya sentripetal. Gaya ini tidak ada, namun dirasakan oleh pengendara sebagai dorongan ke arah luar lintasan tikungan.
Selain gaya gesek antara ban motor dan permukaan jalan, kemiringan tikungan juga perlu diperhatikan pada saat melakukan cornering. Sudut kemiringan tikungan berkaitan dengan besarnya gaya sentripetal yang diperlukan untuk melintasinya dengan aman dan efisien. Banyak jalan menikung yang tajam dibangun dengan kemiringan yang besar agar dapat dilalui pengendara dengan aman tanpa selip.
Kemiringan tikungan berpengaruh pada besarnya gaya sentripetal. (CNN Indonesia)
Mengapa harus miring?
ADVERTISEMENT
Memiringkan badan dan motor pada saat cornering akan membantu menurunkan titik berat motor. Pusat grafitasi motor yang lebih rendah akan membantu stabilitas gerak motor pada saat menikung dan mengurangi resiko jatuh.
Selain pusat grafitasi yang lebih rendah, kemiringan motor akan menambah luasan permukaan ban yang bersentuhan dengan jalan sehingga dapat menambah traksi atau gaya gesek antara ban dengan permukaan jalan.
Pentingnya mata
Cornering juga membutuhkan ketajaman mata dan fokus penglihatan pada lintasan tikungan yang dilalui. Fokus pandangan pada lintasan dapat mengarahkan gerak motor sesuai yang dituju oleh biker, memperkirakan ketajaman tikungan, mengatur posisi tubuh serta mengendalikan kecepatan motor sesuai kondisi sekaligus mengetahui perintang apa saja yang akan mempengaruhi kestabilan gerak motor selama melintasi tikungan. Dengan demikian biker dapat memperkirakan pula, kapan kecepatan motor harus ditambah ketika hendak keluar dari lintasan tikungan. Tertarik untuk melakukan cornering?
ADVERTISEMENT