Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Lemhannas RI Selenggarakan Jakarta Geopolitical Forum VIII/2024
25 September 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hidayah Qudus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves) menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum VIII/2024 “Addressing Geo-Maritime Resilience Challenges in the Indo-Pacific” pada 25 sampai dengan 26 September 2024 bertempat di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Selain Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury, S.E., M.B.A. yang memberikan pidato kunci pada acara tahunan ini, turut hadir sebagai pembicara, para pejabat negara, pakar serta pemerhati geopolitik dunia.
JGF VIII/2024 ini mengusung empat sub tema yang akan dibahas pada sesi pleno, yakni, Geopolitics and Maritime Whole-Of-Government in The Region, Strategic Partnership For Sustainable Maritime Industry, Maritime Security and Challenges in The Region, dan Projecting Future Challenges in Maritime Security.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai kementerian/lembaga, kedutaan besar serta lembaga think tank dari dalam dan luar negeri ini, para pembicara akan menyampaikan berbagai ide-ide konstruktif dan bertukar perspektif tentang kompleksitas tantangan geopolitik serta ketahanan maritim di kawasan Indo-Pasifik, yang meliputi tantangan dan mitigasi ketahanan geomaritim di kawasan Indo-Pasifik, potensi kolaborasi dan kerja sama antara negara-negara, pertumbuhan ekonomi maritim berkelanjutan, serta proyeksi berbagai isu kemaritiman terkini.
ADVERTISEMENT
Selama ini, perdebatan dan studi tentang ruang maritim sebagian besar berpusat pada gagasan konvensional tentang kekuatan laut dan geostrategi, serta institusi dan norma yang berkaitan dengan hukum laut. Topik-topik tersebut masih signifikan hingga saat ini. Akan tetapi, sejak tahun 2000-an, bidang kemaritiman telah menjadi lebih rumit dan memiliki banyak sisi sejak. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi globalisasi, pertumbuhan ekonomi, ketergantungan negara-negara satu sama lain, persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas, ancaman yang muncul, meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim, dan kemajuan teknologi maritim.
Meningkatnya kerentanan dan fragmentasi dalam bidang kemaritiman turut mengancam aksebilitasnya. Indo-Pasifik telah muncul sebagai titik fokus ketegangan geopolitik di antara negara-negara besar. Situasi yang meningkat di ranah maritim terlihat jelas karena meningkatnya perlombaan senjata antarnegara dan pembentukan aliansi dengan teknologi militer yang sedang berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi bersamaan dengan perubahan sifat ancaman keamanan maritim yang berpotensi meningkatkan risiko di ranah maritim serta membahayakan perdamaian dan stabilitas. Tantangan kontemporer keamanan maritim saat ini mencakup berbagai sektor yang lebih luas, daripada hanya sekedar studi strategis tradisional atau perspektif hukum.
Dengan mengidentifikasi tantangan katahanan maritim yang sedang berlangsung dan akan datang, diharapkan para pemangku kepentingan dapat bersama-sama merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan maritim yang kompleks di kawasan Indo-Pasifik.
“Para pembicara akan menyampaikan berbagai ide-ide konstruktif dan bertukar perspektif tentang kompleksitas tantangan geopolitik serta ketahanan maritim di kawasan Indo Pasifik, potensi kolaborasi dan kerja sama antara negara-negara, pertumbuhan ekonomi maritim berkelanjutan, serta proyeksi berbagai isu kemaritiman terkini,” ujar Professional Expert of the National Resilience Institute Lemhannas RI Dadan Umar Daihani, Rabu (25/9/2024).
ADVERTISEMENT
”Indo-Pasifik telah muncul sebagai titik fokus ketegangan geopolitik di antara negara-negara besar. Terlihat jelas perlombaan senjata antarnegara dan pembentukan aliansi dengan teknologi militer yang sedang berkembang pesat,” ucapnya.
”Dengan mengidentifikasi tantangan katahanan maritim yang sedang berlangsung dan akan datang, diharapkan para pemangku kepentingan dapat bersama-sama merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan maritim yang kompleks di kawasan Indo-Pasifik,” katanya.
Edy Prasetyono PhD sebagai tenaga ahli profesional bidang hubungan internasional menambahkan, “Menjaga stabilitas, mencegah terjadinya konflik, itu fokus pertama. Yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi,” ketika memberi keterangan disela-sela Jakarta Geopolitical Forum 2024, Jakarta, Rabu.
“Luar biasa mereka (negara-negara besar) kompetisinya. Kalau misalnya ada kerja sama atau kolaborasi antara beberapa negara, akan jauh lebih baik,” kata Edy.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan ini, diharapkan juga para pembicara dan peserta dapat turut memanfaatkan jejaring serta mendorong kolaborasi antarnegara guna menghadapi tantangan geopolitik dan ketahanan maritim di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, hasil dari diskusi ini juga diharapkan dapat berdampak pada ketahanan nasional dan regional di kawasan Indo-Pasifik.