Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Scan.Tron.Flux: Estetika Matematika dan Data ala Ryoji Ikeda
4 Februari 2025 23:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hidayat Adhiningrat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pameran tunggal Ryoji Ikeda, scan.tron.flux., adalah katalis dalam menyelami situasi dunia penuh data. Suasananya terasa sejak pintu masuk. Dimulai saat pengunjung melihat sajian olah artistik yang menunggu di depan ruangan: sebuah karya bernama “data.flux [n°1]”, yang menjadi bagian dari proyek datamatics Ryoji Ikeda sejak tahun 2006.
ADVERTISEMENT
Datamatics adalah proyek seni yang mengeksplorasi dan mempersepsi potensi substansi multidata tak terlihat yang – disadari atau tidak– telah meresapi dunia hari-hari ini. Kali ini beberapa karyanya hadir untuk publik Indonesia di Urban Forest Cipete, mulai 26 Januari hingga 13 April 2025. Kehadirannya difasilitasi oleh IndoArtNow dan ArtJakarta.
Sesaat setelah memasuki pintu dan melintas lorong gelap, angka-angka itu berterbangan di atas kepala. Layar LED sepanjang kurang lebih 10 meter dipasang di langit-langit, dia memancarkan aliran data DNA dengan elegan. Pada suatu waktu ia mengalir dengan cepat, kemudian di titik waktu lain melambat, berhenti dan pecah membentuk satu kilatan cahaya putih yang menyilaukan.
Dalam ilmu fisika, istilah "flux" merujuk pada aliran atau transfer suatu kuantitas melalui suatu area. Dalam metalurgi, "flux" dikenal sebagai zat yang digunakan untuk membersihkan, melindungi atau memfasilitasi peleburan logam. Di bidang desain dan seni, "flux" bisa merujuk pada perubahan dinamis atau aliran kreatif dalam sebuah karya.
ADVERTISEMENT
Entah definisi mana yang dirujuk oleh Ryoji saat menamai karyanya. Namun satu yang terasa intens —saat kita berhadapan dengan karyanya— “data.flux [n°1]” ini seperti ingin menggambarkan keadaan yang terus berubah atau tidak stabil, seperti wujud "kehidupan di dalam flux". Ada eksistensi yang terus mengalir, berubah-ubah, tidak terprediksi secara kasat mata. Dia mewujud dalam aliran angka-angka.
Bob Edrian, yang membuat tulisan pengantar pameran, menulis bahwa data yang tersebar dan terproyeksi dalam scan.tron.flux. hadir melalui kombinasi bebunyian dan visual sebagai representasi atas kompleksitas penciptaan manusia dan teknologi yang diciptakannya. Tiga karya Ryoji Ikeda bertajuk data.tron, data.scan [nº1-9] dan data.flux [nº1] menyajikan sebuah perjalanan pandang dengar dalam menelusuri semesta mikro keberadaan manusia, teknologi dan fenomena alam.
ADVERTISEMENT
Estetika Matematika
Sang seniman, Ryoji Ikeda, lahir pada tahun 1966 di Gifu, Jepang. Saat ini tinggal dan bekerja di Paris, Prancis, dan Kyoto, Jepang. Karya-karya Ryoji Ikeda fokus pada karakteristik esensial dari suara dan visual sebagai cahaya melalui presisi matematis dan estetika matematika.
Istilah “mathematic aesthetic” dalam seni media baru merujuk pada penggunaan prinsip, pola, atau struktur matematis sebagai elemen visual atau konseptual dalam karya seni. Ini mencerminkan hubungan erat antara matematika dan seni, di mana konsep-konsep matematis seperti simetri, fraktal, geometri, rasio emas, atau algoritma digunakan untuk menciptakan karya yang estetis dan bermakna.
Ryoji telah memiliki reputasi sebagai salah satu dari sedikit seniman internasional yang bekerja dengan meyakinkan di media visual dan suara. Ia mengorkestrasikan suara, visual, material, fenomena fisik dan konsep matematika ke dalam pertunjukan langsung dan karya seni instalasi. Ia adalah pemenang Prix Ars Electronica Collide@CERN 2014, dan Penghargaan Menteri Pendidikan Jepang ke-70 untuk Seni Rupa (Divisi Media Seni) pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Lepas dari ruang data.flux, sedikit berbelok, kita langsung bertemu dengan ruang data.tron. Di ruang ini, sebuah instalasi audio visual hadir. Bentuknya adalah layar besar yang menampilkan warna dominan putih. Di setiap kolomnya, muncul deretan angka yang berubah dengan cepat.
Konon, setiap piksel dari gambar visual tersebut dihitung secara ketat berdasarkan prinsip matematika, disusun dari kombinasi matematika murni dan lautan data yang ada di dunia. Di layar lebar itu, kita seperti sedang mengalami alam semesta data yang luas dalam ketakterbatasan antara angka 0 dan 1. Kehadirannya mungkin berupaya untuk meningkatkan dan mengintensifkan persepsi serta menciptakan imersi pada karya.
Pada ruang selanjutnya, ada 9 karya yang diberi nama “data.scan [n°1-9]”. Sama seperti karya-karya sebelumnya, karya ini pun bagian dari proyek datamatics Ryoji Ikeda sejak tahun 2006. Hasil dari serangkaian eksperimen dalam berbagai bentuk – konser audiovisual, instalasi, publikasi, dan rilis CD – yang berupaya mematerialisasi data murni. Visualisasi mikroskopis yang disusun dengan rumit ditampilkan pada sembilan layar yang dipasang di atas pilar, semuanya disinkronkan dengan soundtrack minimalis.
ADVERTISEMENT
Layar data.scan [n°1] menampilkan komposisi dari berbagai pola khusus yang muncul ketika komputer mengalami crash atau malfungsi, data.scan [n°2] menampilkan pemetaan urutan DNA dari kromosom nomor 11, data.scan [n°3] memunculkan berbagai studi tentang kode morse dan data.scan [n°4] memperlihatkan rotasi dari hiperkubus matematis 4 dimensi dan pola grid-nya. Kemudian, masih ada lima lagi karya yang menampilkan pola berbeda lainnya.
Layar data.scan [n°5] memajang visualisasi struktur protein dengan bagian merah yang menunjukkan 20 jenis asam amino, data.scan [n°6] menampilkan seluruh urutan genom manusia, data.scan [n°7] memperlihatkan rotasi dari hiperkubus matematis 4 dimensi dan titik-titik persimpangan serta koordinatnya, data.scan [n°8] menunjukkan pemetaan 2 dimensi dari seluruh alam semesta. Pamungkasnya, di data.scan [n°9], layar memperlihatkan urutan meta-data dari proyek datamatics itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Menghilangkan Ketakutan pada yang Tidak Terlihat
Kita tahu, teknologi yang pada dasarnya diciptakan untuk membantu kehidupan manusia, kini semakin terakselerasi, tersebar, dan cenderung tidak terlihat. Hal tersebut telah memicu perasaan gamang atas kemajuan teknologi. Presentasi dalam pameran scan.tron.flux sebenarnya sedang menghadirkan serangkaian ilusi back end komputasi program sebagai front end.
Front end adalah bagian dari aplikasi atau website yang berinteraksi langsung dengan pengguna. Ini mencakup segala sesuatu yang dilihat dan digunakan oleh pengguna, seperti antarmuka pengguna (UI), tombol, formulir, dan tampilan visual lainnya. Hal-hal yang akrab dengan pengalaman kita terhadap produk-produk digital.
Adapun back end adalah bagian dari aplikasi atau website yang berjalan di server dan tidak terlihat oleh pengguna. Ini mencakup logika aplikasi, database, dan server yang memproses permintaan dari front end. Hal-hal yang kerap tak kita pedulikan karena jarang terlihat.
ADVERTISEMENT
Pameran scan.tron.flux. tampaknya hadir sebagai upaya membongkar ketakutan terhadap teknologi digital yang tak terlihat itu. Secara simbolik, ia menjadikannya sebagai katarsis atas perkembangan dan kehadiran teknologi hari ini. Ternyata, apa yang ada di back end bisa terlihat indah dan tidak begitu menakutkan saat ia muncul sebagai front end.