HNW: BPIP Semestinya Sosialisasikan Fakta Sejarah, Agama Bukan Musuh Pancasila

Hidayat Nur Wahid
Wakil Ketua MPR RI 2019-2024 | Berkontribusi untuk memberi manfaat yang positif bagi sesama.
Konten dari Pengguna
14 Februari 2020 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hidayat Nur Wahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid menyesalkan pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bahwa “musuh terbesar Pancasila adalah Agama”, sekalipun sudah diklarifikasi, tapi klarifikasinya pun masih menyisakan masalah mendasar terkait relasi Agama dan Pancasila, serta kejujuran dalam klaim dan pengamalan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Hidayat menilai bahwa dengan pernyataannya itu, Yudian menampilkan pemahaman sejarah bangsa Indonesia yang tidak utuh, dan cenderung tidak rasional dengan mempertentangkan antar Agama dan Pancasila. Padahal, Agama merupakan salah satu sumber utama dari Pancasila, malah disepakati sebagai sila 1 dari Pancasila. “Pernyataan radikal Ketua BPIP itu ahistoris dan irasional,” tegas pria yang akrab disapa HNW ini melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/2).
Lebih lanjut, HNW mengatakan bahwa Era Orde Lama dan Orde Baru, dan presiden-presiden Indonesia terdahulu tidak pernah memposisikan Agama memusuhi Pancasila, atau mempertentangkan antara Agama dan Pancasila. “Presiden Sukarno dan Suharto tidak pernah menjadikan agama sebagai musuh Pancasila. Seharusnya Ketua BPIP membaca dan mengkaji pokok pemikiran para presiden Indonesia tentang relasi agama dan Pancasila,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lanjut HNW, Presiden Soekarno berulangkali memuliakan posisi Agama terkait hubungannya dengan Pancasila di berbagai kesempatan, seperti saat sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), Panitia Sembilan maupun Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). “Fakta-fakta sejarah seperti ini seharusnya dipahami dengan baik apalagi oleh pihak yang bertugas membina/memantapkan ideologi Pancasila,” ujarnya.
“BPIP dibentuk untuk melakukan pembinaan dan pemantapan ideologi berPancasila, bukan untuk membuat gaduh dengan mengumbar narasi kontroversial yang tak sesuai dengan klaim berPancasila seperti dengan mempermasalahkn Agama secara general dan menyebutnya sebagai musuh Pancasila. Memahami secara lebih baik dan menyeluruh secara benar sejarah dan dinamika relasi antara tokoh-tokoh Bangsa, Agama dan Pancasila, harusnya menjadi prioritas agar BPIP bisa melaksanakan tugas secara baik dan benar sebagaimana seharusnya, sesuai dengan spirit awal dibentuknya BPIP,” pungkas HNW yang juga Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
ADVERTISEMENT