Umat Beragama Harus Jadi Solusi Konflik

Hidayat Nur Wahid
Wakil Ketua MPR RI 2019-2024 | Berkontribusi untuk memberi manfaat yang positif bagi sesama.
Konten dari Pengguna
20 Desember 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hidayat Nur Wahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi simbol beberapa Agama. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi simbol beberapa Agama. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Umat beragama di Myanmar, Cina, Palestina, dan India menjadi korban konflik dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh umat beragama lain. Padahal seharusnya, sesama umat beragama menjadi solusi dari konflik, termasuk konflik yang sedang terjadi di Asia.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi umat beragama di Asia hari ini, seharusnya membuat semua umat beragama berpikir lebih keras. Peristiwa yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar, etnis Uighur di Cina, umat Islam di India dan Palestina sangat memprihatinkan.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, seharusnya umat beragama tidak lagi hanya bicara basi-basi, tapi harus betul-betul menghadirkan komitmen beragama yang melahirkan tanggung jawab sosial dan tanggung jawab terhadap hubungan antarpihak.
Hal itu saya sampaikan saat mengikuti lokakarya bertema "Membina Dialog Antaragama dan Intra Agama untuk Mengurangi Konflik di Asia Selatan dan Tenggara" yang diselenggarakan KAICIID dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dua lembaga tersebut bekerja sama dengan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan Gusdurian Foundation.
ADVERTISEMENT
Maksud dari kegiatan lokakarya adalah mendialogkan beragam kondisi keberagamaan di Asia Selatan dan Tenggara. Seraya, mencari titik temu yang bisa menghadirkan beragama yang membawa harmoni dan kehidupan yang semakin damai dan toleran.
Harapannya, umat beragama memahami bahwa beragama bukan untuk menghadirkan konflik, melainkan justru menjadi bagian dari solusi untuk masalah dan konflik.
Dialog ini menggunakan pendekatan organisasi sosial dan keagamaan. Sejumlah tokoh lintas agama hadir dalam forum ini.
Saya berharap, forum ini memberikan spektrum yang lebih luas untuk kedua agama, dan menjadi bagian yang terus mengokohkan kehidupan yang harmoni di Asia.
ADVERTISEMENT