Konten dari Pengguna

Media Sosial: Foto Tipu-Tipu dan Standar Kecantikan

Annisa Anindya
Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Andalas
21 Juli 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Anindya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Media Sosial, Standar kecantikan

Sumber: pexels.com (Media Sosial)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com (Media Sosial)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi para remaja. Platform seperti TikTok dan Instagram menawarkan jendela ke dalam kehidupan orang lain, yang sering kali tampak lebih menarik dan sempurna daripada kenyataan. Namun, di balik kilauan dan glamor dunia digital ini, tersembunyi dampak negatif yang serius terhadap kesehatan mental remaja, khususnya perempuan.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah terbesar yang muncul dari penggunaan media sosial adalah standar kecantikan yang tidak realistis. Media sosial, khususnya Instagram, saat ini menjadi salah satu tempat termudah bagi para remaja untuk melakukan perbandingan fisik dengan teman-teman mereka. Fenomena "disukai" (likes) dan mendapatkan dukungan sosial berupa "komentar" di Instagram kini menjadi target pencapaian bagi para remaja. Mereka mungkin melihat bahwa orang-orang yang memiliki kulit putih, kurus, rambut yang indah, dan membawa barang branded sering mendapatkan dukungan positif di Instagram, sehingga remaja lainnya juga akan berusaha memenuhi karakter tersebut untuk mendapatkan dukungan positif secara online.
Foto-foto yang telah diedit dan menggunakan filter menciptakan persepsi yang salah tentang tubuh manusia. Aplikasi edit foto dan filter di media sosial memungkinkan pengguna untuk mengubah penampilan mereka secara signifikan. Kulit bisa dibuat lebih mulus, tubuh bisa terlihat lebih langsing, dan fitur wajah bisa diubah agar sesuai dengan standar kecantikan tertentu. Beberapa filter yang sering digunakan adalah:
ADVERTISEMENT
1. FaceTune: Aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mengedit foto mereka secara drastis, termasuk memutihkan gigi, menghilangkan noda kulit, dan bahkan mengubah bentuk wajah.
2. BeautyPlus: Filter ini dapat memuluskan kulit, membesarkan mata, dan meniruskan wajah hanya dalam beberapa klik.
3. Snapchat Filters: Snapchat menawarkan berbagai filter yang dapat mengubah bentuk wajah, memperbesar mata, mempersempit hidung, dan bahkan menambahkan riasan virtual.
4. Instagram Filters: Banyak filter di Instagram yang memberikan efek pencahayaan dan warna yang dapat membuat kulit tampak lebih cerah dan mulus.
5. Perfect365: Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mencoba berbagai gaya makeup dan mengedit fitur wajah mereka secara rinci.
Hal ini menciptakan tampilan yang sering kali sangat berbeda dari kenyataan. Remaja yang melihat gambar-gambar ini tidak selalu menyadari bahwa apa yang mereka lihat bukanlah kenyataan, melainkan versi yang telah dimodifikasi dari kenyataan.
ADVERTISEMENT
Tekanan ini diperparah oleh kebiasaan media sosial yang selalu ada, membuat remaja terus-menerus terpapar gambar-gambar yang membentuk persepsi tubuh ideal. Kehadiran media sosial yang tanpa henti ini menciptakan tekanan konstan yang dapat menyebabkan masalah emosional. Remaja merasa bahwa mereka harus selalu tampil sempurna, setiap saat. Tekanan ini tidak hanya mempengaruhi harga diri mereka tetapi juga dapat menyebabkan gangguan makan dan gangguan citra tubuh yang serius. Mereka mungkin mulai melihat tubuh mereka sendiri dengan cara yang sangat kritis dan negatif, merasa bahwa mereka harus terus-menerus berusaha untuk mencapai standar yang hampir tidak mungkin dicapai.
Selain tekanan internal, remaja juga sering menghadapi tekanan dari lingkungan sosial mereka. Ketika seorang remaja tidak sesuai dengan standar kecantikan yang diidealkan oleh media sosial, mereka sering kali menjadi korban perundungan, baik secara langsung maupun virtual. Remaja cenderung menganiaya teman sebayanya yang tidak memiliki tubuh ideal, memperparah perasaan rendah diri dan ketidakpuasan terhadap tubuh mereka sendiri. Cyberbullying menjadi ancaman nyata, di mana komentar negatif dan pelecehan di media sosial dapat merusak kesehatan mental remaja yang menjadi sasaran.
ADVERTISEMENT
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada korelasi antara penggunaan media sosial yang tinggi dan meningkatnya tingkat depresi serta kecemasan di kalangan remaja. Mereka terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain, merasa bahwa hidup mereka tidak seindah dan seberharga kehidupan orang lain yang mereka lihat di media sosial. Perasaan rendah diri ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius. Beragam penelitian juga menunjukkan bahwa remaja perempuan lebih tidak puas dengan tubuh mereka dibandingkan remaja laki-laki terutama ketika masa pubertas.
Sebagai masyarakat, kita perlu lebih sadar akan dampak negatif ini dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Pertama, kita harus mendidik remaja tentang realitas di balik foto-foto yang mereka lihat di media sosial. Mereka perlu memahami bahwa banyak dari gambar-gambar ini telah diedit dan tidak mencerminkan kenyataan. Edukasi literasi digital harus menjadi bagian dari kurikulum di sekolah, membantu remaja mengembangkan sikap kritis terhadap apa yang mereka konsumsi secara online.
ADVERTISEMENT
Selain itu, platform media sosial sendiri harus lebih bertanggung jawab dalam menangani masalah ini. Mereka dapat menerapkan kebijakan yang lebih ketat terhadap penggunaan filter dan edit foto yang berlebihan. Algoritma yang digunakan untuk menampilkan konten kepada pengguna juga harus disesuaikan untuk mencegah penyebaran standar kecantikan yang tidak realistis.
Orang tua juga memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini. Mereka harus berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak mereka tentang penggunaan media sosial dan dampaknya. Mengawasi aktivitas online anak-anak mereka dan memberikan dukungan emosional ketika mereka merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri adalah langkah-langkah penting yang dapat diambil oleh orang tua.
Terakhir, kita semua harus berusaha untuk mempromosikan keberagaman dan inklusivitas dalam representasi kecantikan. Menghargai dan merayakan berbagai jenis tubuh dan penampilan dapat membantu mengurangi tekanan untuk menyesuaikan diri dengan satu standar kecantikan yang sempit. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi remaja kita.
ADVERTISEMENT
Dunia media sosial penuh dengan gambar-gambar yang menampilkan standar kecantikan yang tidak realistis, yang dapat memberikan tekanan besar pada remaja untuk tampil sempurna. Tekanan ini sangat merusak dan berbahaya bagi kesehatan mental mereka. Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah ini melalui edukasi, kebijakan yang lebih ketat, dan promosi keberagaman. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membantu remaja kita untuk merasa lebih percaya diri dan bahagia dengan diri mereka sendiri.