4 Kisah Tak Terlupakan tentang Nabi Adam AS dan Siti Hawa

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2021 18:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@joelholland
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@joelholland
ADVERTISEMENT
Manusia pertama, Nabi Adam AS dan Siti Hawa dikisahkan diturunkan ke bumi karena melanggar perintah Allah SWT di surga. Mereka memakan buah khuldi yang dilarang akibat tergoda oleh bisikan iblis yang iri dengan Adam dan Hawa.
ADVERTISEMENT
Kita hendaknya mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Berbagai kisah Nabi Adam AS dan Hawa tercantum dalam Al-Quran untuk menjadi refleksi dan pembelajaran untuk keturunannya hingga saat ini.
Tak hanya tentang kisahnya yang diusir dari surga, terdapat cerita lain yang bisa kita petik dari pengalaman Nabi Adam AS dan Hawa tersebut. Lantas, apa saja itu?

Pentingnya ilmu pengetahuan

Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu. Disebut 'ilm dalam bahasa Arab, pengetahuan memiliki status tinggi dalam kehidupan orang beriman karena mencerahkan pikiran. Pengetahuan dan pemikiran rasional kitalah yang membedakan kita dari hewan.
Bahkan, malaikat diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud ke pada Adam yang dibekali akal pikiran. Pendidikan harus didorong sejak usia sangat muda, di mana anak-anak diajarkan tentang iman mereka, siapa Tuhan mereka, dan bagaimana seseorang harus berperilaku sebagai seorang Muslim. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam Al-Quran:
ADVERTISEMENT
Pengetahuan, baik itu yang bersifat agama dan duniawi wajib dimiliki oleh setiap Muslim. Menimba ilmu dikatakan sebagai ibadah dalam Islam. Ketika seseorang melakukan berbagai tindakan untuk memperoleh pengetahuan, maka itu sama saja bagian dari menyembah Allah SWT.

Kesombongan adalah sikap yang paling dibenci

Ketika Allah SWT menciptakan manusia, Dia meminta para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Iblis langsung menolak karena dia pikir dia adalah ciptaan yang lebih unggul dari manusia karena terbuat dari api.
ADVERTISEMENT
Dari ayat tersebut, kita dapat belajar bahwa percaya kepada Allah SWT dan taat kepada-Nya, meskipun kita tidak benar-benar memahami situasi tertentu akan mencegah kita menjadi sombong seperti yang dilakukan Iblis. Sejatinya, Allah SWT mengetahui apa yang tidak kita ketahui.
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@baileyzindel

Iblis adalah musuh abadi umat manusia

Al-Quran telah memperingatkan bahwa iblis adalah musuh terbesar manusia, bahkan ketika Nabi Adam AS masih tinggal di surga bersama Hawa. Iblis yang iri dengki menjerumuskan pasangan itu untuk mendekati buah khuldi yang jelas -jelas dilarang oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Iblis memiliki segala macam tipu daya untuk menyeret manusia ke dalam jebakan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah SWT. Dia memuliakan tindakan yang melanggar hukum, namun terlihat menarik bagi manusia yang memiliki iman lemah.
Kembali ke pada kisah Nabi Adam AS dan Hawa, iblis membuat pohon khuldi terlihat sangat menarik. Keduanya menjadi penasaran dan tergoda oleh setan, sehingga tidak menaati perintah Allah SWT. Akibatnya, nenek moyang manusia itu pada akhirnya diturunkan ke bumi.
ADVERTISEMENT

Allah SWT menerima hamba-Nya yang bertaubat

Baik Adam dan iblis melakukan dosa yang bertentengan dengan perintah Allah SWT, tetapi perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Adam mengakui dosanya dan mencari pengampunan, sementara iblis membiarkan kesombongannya abadi.
Manusia tidak bebas dari dosa, namun belas kasihan Allah SWT yang tak terbataslah yang membuat kita terus berjalan. Bagian dari kisah Nabi Adam ini mengajarkan kita untuk mengakui dosa-dosa kita dan terus mencari pengampunan dari Allah SWT, karena kita selalu membutuhkan-Nya.
ADVERTISEMENT
Kisah-kisah para nabi dalam Al-Quran bertujuan untuk mendidik manusia tentang karakter, moral, nilai-nilai, dan etika, karena hal-hal demikian tidak lekang oleh waktu. Kewajiban kita adalah membaca Al-Quran dengan introspeksi dan menerapkan pesan-pesan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar ilustrasi. Foto: Unsplash/@denisdegioanni