Konten dari Pengguna

Analisis Film Red Cliff 2

Hijab Lifestyle
All about hijab.
21 September 2018 0:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film ini menceritakan kisah itu terjadi pada masa dinasti Han, sayangnya di film ini tidak dicantumkan tahun terjadinya kapan peristiwa perpecahan rakyat Han tersebut, agaknya masa itu mirip dengan masa yang dibahan Gondomono dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan Han.
ADVERTISEMENT
Diceritakan bahwa pada masa Nan-Bei Ciao (317-581) Negara tengah mengalami perpecahan apa yang dalam sejarah disebut Zaman Dinasi-dinasti Utara dan Selatan, negara-negara yang mengaku kelompok etnik yang mengaku bahwa mereka termasuk kelompok Han, namun dalam film ini tidak dijelaskan bagaimana adat, budaya atau tradisi masyarakat setempat masa itu karena lebih banyak berfokus pada perang dan strategi-strateginya.
Foto: Film Red Cliff | www.flickr.com by DivX Planet
Namun, bisa jadi film ini menceritakan Dinasti Chou (1027-256 SM) yang dalam buku Sejarah Asia Timur 1 karya Achmad Dasuki dan Rohyati Wiraatmaja disebutkan pada saat itu terdapat kaum pemberontak bekas bangsawan Zaman Chou dan rakyat kalangan petani karena dalam film juga diceritakan rakyat banyak yang berasal dari kalangan petani termasuk para pemimpin perangnnya, waktu itu juga ibukota jatuh oleh kalangan pemberontak.
ADVERTISEMENT
Gondomono membahas perpecahan dinasti-dinasti itu menjadi dua sub kebudayaan yang berbeda dari segi inovasi di bidang arsitektur, busana, seni, kuliner, dan sebagainya, dalam film hanya diceritakan tradisi minum teh, ramalan cuaca dan selebihnya perang.
Foto: Film Red Cliff | www.flickr.com by DivX Planet
Jika menganalisis strategi perang yang digunakan pasukan Zhou Yu ini mirip dengan strategi perang Sun Tzu dalam bukunya Art of War, karena ketika itu Zhuge Liang mengetahui betul keadaan pasukannya yang tidak memiliki senjata memadai dan mengecoh musuh supaya Cao-Cao menyerang dengan senjatanya yaitu panah.
Strategi ini ada dalam buku Sun Tzu yang menyuruh agar pura-pura lemah dan membuat musuh percaya diri sehingga musuh menyerang dan saat itulah pasukan Zhou Yu mendapatkan keuntungan berupa panah.
ADVERTISEMENT
Selain itu Sun Tzu menyuruh agar memancing emosi musuh yang dalam film ini saat Perdana Menteri yang emosional itu memerintahkan memenggal pimpinan AL Cao-Cao yaitu, Cai Mao dan Zhang Yun, tujuannya agar AL Cao-Cao lemah karena Perdana Menteri tidak menguasai taktik perang di air.
Jika kita mengingat peristiwa Perang Vietnam maka ada kemiripan strategi yakni saat Jenderal Douglas Mac Arthur menyuruh pasukan Amerika terus menyerang dan mengirim pasukan padahal mereka sengaja dipancing oleh pasukan Vietnam agar Vietnam bisa menyerang tentara Amerika di dalam hutan sehingga Amerika kalah dalam Perang Vietnam.
Sun Tzu juga memberikan strategi agar menyerang gerbang utama sebagai basis pertahanan terkuat musuh karena apabila gerbang utama sudah jatuh maka musuh sudah dipastikan akan kalah, hal itu terbukti ketika salah satu pimpinan perang Zhou Yu tertembak panah ia melemparkan bom-bom api untuk menghancurkan gerbang utama dan memberikan jalan kepada Zhou Yu serta pasukannya untuk memasuki kota.
ADVERTISEMENT