Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Apakah Jodoh Sudah Ditetapkan atau Harus Diupayakan?
22 Desember 2021 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Segala hal yang ada di dunia ini merupakan kuasa Allah SWT, termasuk datangnya jodoh yang tidak tahu dengan siapa dan kapan datangnya. Itu semua hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagai manusia, kita hanya bisa berdoa dan mengupayakan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Wanita atau pria baik, niscaya akan dipertemukan dengan yang baik pula, begitu sebaliknya. Namun, dalam proses pencarian ada yang berpendapat bahwa jodoh ditentukan melalui ikhtiar dan usaha, lalu sisanya diserahkan kepada Allah SWT.
Dalam Islam, jodoh adalah cerminan diri kita. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 26 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Menurut Wikipedia, Lauhul Mahfudz adalah kitab tempat Allah menuliskan seluruh catatan kejadian di alam semesta. Lalu, apakah di dalam kitab tersebut membahas perihal jodoh yang memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT?
Melansir dari berbagai sumber, salah seorang anggota Fatwa Darul Ifta Syekh Dr Amr Al Wardani menyampaikan bahwa percaya pada qadha dan qadar adalah bagian dari rukun iman. Rasulullah SAW bersabda,
"Iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk." (HR Abdullah bin Amr bin Al 'Ash)
Kemudian terdapat hadis lainnya yang berbunyi, "Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi,." (HR Muslim)
ADVERTISEMENT
Maka, berdasarkan hadis tersebut, Syekh Al Wardani memaparkan kalau persoalan jodoh adalah bagian dari qadar (perwujudan dari qada atau takdir) yang telah tercatat dalam kitab Lauhul Mahfidz.
Apa yang telah Allah SWT tetapkan dan tuliskan di dalam Lauhul Mahfudz adalah ghaib yang hanya diketahui Allah SWT. Dia pula yang menetapkan sebab-sebab yang mengarah pada akibatnya.
Lalu, jika jodoh memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, apakah sebagai manusia kita juga harus mengupayakannya?
Manusia memiliki banyak opsi yang tak terhingga. Bisa saja, ia berjodoh dengan si A, B, C, atau D. Bahkan, bisa jadi ada Qada (ketetapan Allah SWT sejak zaman azali) yang tidak sama sekali memiliki jodoh dari opsi-opsi tersebut atau justru sampai akhir hayatnya. Jadi, yang kita ketahui adalah ketika qada sudah menjadi qadar, maka itulah takdir yang ada pada diri kita.
ADVERTISEMENT
Maka, sebagai manusia karena kita tidak tahu qada-nya, maka agar takdir yang didapat baik, kita harus berikhtiar. Ikhtiar dengan upaya, usaha, dan doa dalam hal jodoh agar diberikan yang terbaik.