Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Jilbab, Hijab, dan Khimar dalam Tafsir Al-Quran
28 Februari 2021 12:13 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang wanita muslimah tentu tahu, mana saja batasan auratnya. Tentu saja, bagian-bagian tubuh yang dianggap sebagai aurat haruslah ditutup untuk menghindar dari keburukan dan mentaati perintah Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Menutup aurat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslimah. Kewajiban tersebut bahkan sudah ditetapkan dalam ayat-ayat Al-Quran.
Cara seorang muslimah untuk menutup aurat, yakni dengan memakai pakaian yang tidak pas ketika dikenakan alias longgar, serta menggunakan jilbab, hijab, ataupun khimar. Nah, di dalam Al-QUran, ternyata ketiga hal tersebut, yakni jilbab, hijab, dan khimar memiliki arti yang berbeda-beda.
Dilansir dari laman NU Online, yuk simak arti jilbab, hijab, dan khimar yang benar sesuai tafsir Al-Quran.
1. Jilbab
Jilbab menurut Imam Quthubi, adalah pakaian yang lebih besar ketimbang khimar. Sedangkan menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud, jilbab adalah selendang bahkan ada pula yang bilang tudung. Namun, Qurthubi memilih pendapat bahwa jilbab adalah pakaian yang dapat menutup seluruh badan. Kalau di zaman sekarang disebut dengan abaya.
Qurthubi juga menyatakan bahwa pendapat terkuat adalah aurat wanita dewasa terhadap laki-laki asing itu kecuali wajah dan telapak tangan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya ayat Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 59 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Kalau di zaman sekarang, kebanyakan orang memahami arti jilbab adalah kain penutup kepala. Namun, penjelasan yang terdapat pada surat tersebut memiliki makna yang lain, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh dalam artian abaya atau baju kurung.
2. Hijab
Hijab adalah tirai atau tabir. Sebab, banyak orang yang berpendapat seperti memerintahkan wanita-wanita untuk berinteraksi dengan laki-laki di balik hijab.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 53 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Ayat tersebut dipercaya turun pada saat resepsi pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Zainab binti Jahsy. Para sahabat keluar masuk rumah Nabi, melihat, dan berinteraksi dengan istri Nabi. Nabi pun merasa terganggu dan kemudian membuat tabir. Lantas turunlah ayat ini.
Tabir yang dimaksud dapat berupa kain atau dinding atau sesuatu yang lain yang dapat menghalangi interaksi langsung.
Ada pula riwayat yang menjelaskan, ayat tersebut turun setelah Sayyidina Umar RA memberikan saran kepada Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
"Orang baik dan jahat masuk ke rumahmu. Tidakkah sebaiknya dibuatkan tirai bagi ibu-ibunya kaum mukminin," kemudian turunlah ayat itu.
Tetapi, rupanya tak sedikit pula yang memercayai bahwa ketentuan hijab itu hanya berlaku kepada istri-istri Nabi Muhammmad SAW. Ini diperkuat dengan adanya QS. Al-Ahzab ayat 32 yang artinya:
3. Khimar
Khimar didefinisikan sebagai tudung kepada yang menjulur hingga menutupi dada wanita. Melihat definisi tersebut, kita mengenalnya sebagai jilbab.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 31 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Menurut Qurthubi, ayat ini mengoreksi tradisi wanita Arab. Ketika mengenakan kerudung, mereka menyampirkan ujungnya ke balik punggung sehingga tidak menutup dadanya. Dengan cara itu, dada wanita akan kelihatan ketika membungkuk dan menonjol dalam posisi tegak. Tren ini juga ada di Indonesia lho, yang diolok-olok dengan istilah jilboob.
Maka istilah jilbab yang kita kenal sekarang lebih pas disebut sebagai khimar.