Aurel Hermansyah Lakukan Puasa Mutih, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
2 April 2021 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aurel Hermansyah. Foto: Instagram.com/aurelie.hermansyah
zoom-in-whitePerbesar
Aurel Hermansyah. Foto: Instagram.com/aurelie.hermansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon pengantin Aurel Hermansyah beberapa waktu lalu mendadak menjadi perbincagan banyak orang lantaran tengah menjalankan puasa mutih menjelang pernikahannya dengan Atta Halilintar pada 3 April 2021. Lantas, apa itu puasa mutih?
ADVERTISEMENT
Putri dari musisi Anang Hermansyah, Aurel Hermansyah diketahui menjalani salah satu ritual yang bernama puasa mutih yang dilaksanakannya terhitung sejak 27 Maret hingga 2 April 2021.
Istilah puasa mutih diketahui berasal dari bahasa jawa, yaitu mutih yang bermaknsa memutihkan. Jadi, setiap orang yang melakukan puasa mutih bertujuan untuk membersihkan hati dan jiwa serta mendapatkan keberkahan di dalamnya.
Tradisi puasa mutih ini pula memang kerap dijalankan oleh setiap calon pengantin dalam pernikahan dalam adat Jawa. Apa yang mereka lakukan saat menjalani puasa mutih?
Biasanya, mereka yang menjalani puasa mutih akan memilih memakan nasi putih tanpa lauk dan minum air saat sahur dan berbuka. Tata caranya tetap sama dengan menjalani puasa pada umumnya, hanya berbeda dari makanan yang dikonsumsi. Dan konon katanya, melakukan puasa putih dapat meningkatkan aura pengantin, lho.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan pandangan Islam melihat tradisi puasa mutih ini?
Dalam ajaran Islam, kita semua mengetahui bahwa ada yang namanya puasa wajib dan sunah. Nah, melihat tradisi yang dijalankan Aurel Hermansyah menjelang pernikahan dengan melaksanakan puasa mutih, sebenarnya hal tersebut tidak ada dalam Islam.
Sebagaimana dilansir dari Dalamislam.com, di dalam Islam tidak ada ibadah ritual yang dijalankan dan dibenarkan jika tidak ada petunjuk dasarnya dalam Al-Quran dan hadis. Maka dari itu, umat Islam tidak dianjurkan untuk membuat ritual tersendiri.
Tradisi puasa mutih secara jelas tidak sama dengan syariat, dan belum tentu bernilai ibadah dalam ajaran Islam. Karena tradisi puasa mutih ini tidak bersumber dari agama Islam. Tujuannya pun berbeda dari sebagaimana ajaran puasa dalam Islam.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa, setiap orang yang ingin mendapatkan manfaat kesehatan, maka melaksanakan puasa mutih tentu sah-sah saja karena secara analisis ilmiah sebagaimana ilmu kesehatan. Namun, jika tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar memperoleh pahala, mendapatkan hidayah, maka ini merupakan sebuah kekeliruan karena tidak bersumber dari Al-Quran dan hadis.