Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Sejarah Berkembang dari Seni Menjadi Ilmu?
21 September 2018 0:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam memilih topik, sejarawan memerlukan intuisi atau ilham, dalam hal ini cara kerja sejarawan sama seperti seniman yang dalam pekerjannya sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Misalnya pembangunan Istana Versailles pada masa Louis XIV bagaimana dibangun pintu gerbang istana yang keemasan berkilau atau Galeri Kaca yang terkenal, sebuah ruangan besar memanjang dengan hiasan lampu-lampu kristal. Jendelanya menghadap taman Versailles yang indah.
Hanya sejarah tertentu yang dihasilkan bila sejarah dianggap hasil seni karena sejarah terbatas pada apa yang dapat dideskripsikan, sejarah yang terlalu dekat dengan seni dapat dianggap telah memalsukan fakta, sejarah akan kehilangan ketepatan dan objektivitas.
Foto: Ilustrasi Sejarah | www.flickr.com by Canada Mongolia
Meski begitu, banyak dari seni itu sendiri dijadikan sumber-sumber sejarah. Minat Raffles terhadap seni di Indonesia sangat kuat, dia membaktikan banyak waktunya dan banyak surat-menyuratnya berisi hal-hal yang murni dan etnologis.
ADVERTISEMENT
Membangkitkan kembali Masyarakat Kesenian dan Keilmuan Batavia yang sudah mati suri adalah tindakan pertamanya. Karya Raffles, History of Java, ditulis di Inggris, dimaksudkan sebagai penggambaran lengkap pulau itu, orang yang bekerja sama dalam pemulisan buku tersebut adalah John Crawfurd, menteri pemerintah Batavia saat itu.
Naluri kesenian mengenai kesadaran bersejarah muncul saat Raffles berkunjung ke Semarang, ia mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu ditemukan tumpukan batu bergambar. Raffles kemudian memerintahkan Cornelius, seorang Belanda untuk membersihkan batu-batu tersebut. Pembersihan tumpukan batu dan lingkungan di sekitarnya kemudian dilanjutkan oleh residen yang bernama Hartman.
Foto: Ilustrasi Sejarah | www.flickr.com by Shavoshi
Sejarah itu ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terperinci, sejarah itu unik karena sejarah harus menulis peristiwa, tempat, dan waktu yang hanya sekali terjadi sejarah harus terperinci, detail, maksudnya sejarah harus menyajikan hal-hal yang mikro, tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat makro.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pengertian sejarah secara negatif diantaranya sejarah itu bukan mitos yang menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas, kejadian yang tidak masuk akal, sejarah juga bukan filsafat, sejarah sebagai ilmu dapat terjatuh sebagai tidak ilmiah bila berhubungan dengan filsafat, sejarah dimoralkan dan sejarah dapat menjadi filsafat yang abstrak.
Sejarah bukan ilmu alam meskipun terdapat persamaan diantara keduanya, yakni dapat diteliti manusia, dalam hal ini percobaan dalam ilmu alam dapat dilakukan berkali-kali sementara sejarah tidak demikian sebab sejarah ialah ilmu yang menjelaskan tentang perilaku.
Sumber:
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Vlekke, Bernard H.M. 2008. Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia.