Konten dari Pengguna

Bagaimana Tafsir Mimpi dalam Islam?

Hijab Lifestyle
All about hijab.
15 Juni 2020 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang perempuan yang sedang bermimpi. Foto: Unsplash.com/anniespratt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang perempuan yang sedang bermimpi. Foto: Unsplash.com/anniespratt
ADVERTISEMENT
Setiap orang pasti pernah mengalami mimpi di saat tidur. Dari setiap mimpi, banyak orang yang percaya bahwa mimpi yang dialaminya memiliki arti dan berkaitan dengan kehidupan nyata. Ada juga yang menganggap mimpi hanyalah sebagai bunga tidur.
ADVERTISEMENT
Mimpi bisa dianggap sebagai perkara gaib dan kebanyakan orang juga dilarang untuk mencari takwil mimpinya. Saat ini memang jarang orang yang bisa menafsir mimpi, tak jarang juga penafsiran mimpi itu bisa salah. Sosok Abu Bakar saja tidak bisa dengan tepat menafsirkan mimpi.
Namun, dalam Islam mimpi bisa saja memiliki arti. Contohnya Nabi Ibrahim AS yang diberikan perintah oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail, melalui mimpi.
Lalu, ada Nabi Yusuf yang mahir dalam menafsirkan mimpi. Risalah kenabiannya ditandai dengan mimpi melihat matahari, bintang, dan bulan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Yusuf ayat 4 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Lantas, apa tafsir mimpi menurut Islam?
Memang sih pada zaman kenabian, kebanyakan mimpi memiliki arti yang berupa perintah, wahyu, atau petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT kepada beberapa nabi di dalam tidurnya.
Dalam ajaran Islam, rupanya mimpi dikelompokkan menjadi tiga bagian dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW berkata:
"Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah." (HR. Bukhari)
Pertama, mimpi adalah kabar gembira dari Allah SWT. Mimpi ini jelas memberikan berupa kabar baik yang telah terbukti pada zaman kenabian.
Dari Abi Sa’id, Rasulullah bersabda:
"Mimpi yang baik adalah bagian dari 46 bagian kenabian." (HR. Bukhari)
Kedua, mimpi berupa bisikan hati. Maksudnya, mimpi yang timbul akibat angan-angan sendiri atau memikirkan seseorang terlalu lama. Mimpi ini bisa terjadi yang disebabkan oleh dua hal tersebut. Ini pula yang banyak diyakini orang sebagai bunga tidur semata.
ADVERTISEMENT
Lalu, yang ketiga adalah mimpi yang berasal dari setan. Ini merupakan mimpi buruk. Sudah tugasnya sebagai setan untuk menggoda manusia. Bahkan di dalam tidur pun, setan masih bisa menggoda manusia sehingga sering terjadi mimpi buruk.
Namun, mimpi buruk tak perlu diceritakan apalagi ditafsirkan. Rasulullah SAW pun bersabda, "Apabila setan mempermainkan salah seorang dari kalian di dalam tidurnya, maka janganlah dia menceritakannya kepada orang lain." (HR Muslim)
Selain jangan menceritakan mimpi buruk, apalagi sih hal yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya mimpi buruk? Ada adab yang diajarkan oleh Rasulullah ketika kita mengalami mimpi buruk.
"Apabila kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian, jangan ceritakan mimpi itu kepada siapa pun maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya." (HR Bukhari Muslim)
ADVERTISEMENT
Para ulama pun telah menyepakati bahwa mimpi tidak bisa dijadikan hujjah atau dalil. Jadi, mimpi hanyalah sebatas memberi kabar baik atau peringatan dan pelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mimpi boleh saja diceritakan kepada siapa pun, namun hanya mimpi yang baik-baik saja sesuai dengan hadist berikut.
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tafsir mimpi dalam Islam sebenarnya tidak harus diyakini karena tidak bermakna apa pun, kecuali mimpi-mimpi yang terjadi pada zaman kenabian. Wallahualam.