Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Benarkah Meninggal Dunia Pada Hari Jumat Bisa Terbebas Siksa Kubur?
10 Desember 2021 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Wali Kota Bandung Oded M. Danial meninggal dunia hari ini, Jumat, 10 Desember 2021. Beliau meninggal dunia ketika akan mengisi khotbah Jumat di Masjid Raya Mujahidin, Jalan Sancang, Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Wafatnya Oded yang terjadi pada hari Jumat, pasti langsung mengingatkan kita terhadap kalimat, "Meninggal di hari Jumat pasti bebas dari siksa kubur."
Lantas, benarkah orang yang meninggal dunia pada hari Jumat akan terbebas dari siksa kubur?
Meninggal dunia adalah hal yang pasti akan dialami semua makhluk hidup. Itu adalah sesuatu yang pasti dan hak mutlak Sang Pencipta, serta tidak ada yang mengetahui kapan ia akan dipanggil.
Perihal meninggal dunia Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, tentunya banyak muslim yang bertanya-tanya terkait wafat secara mulia. "Benarkah meninggal pada hari Jumat akan membuat kita terbebas dari siksa kubur?"
Sebenarnya, pertanyaan itu banyak dipertanyaan, terutama oleh kaum muslim. Pun demikian setelah wafat, ke mana nasib manusia kelak, surga atau neraka.
ADVERTISEMENT
Di antara tanda-tanda seorang muslim meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah, salah satunya adalah wafat di hari atau malam Jumat. Hal ini ditegaskan dalam suatu hadis,
"Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jumat atau malamnya, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur." (HR Tirmidzi)
Ada beberapa riwayat senada mengenai keutamaan wafat di hari Jumat. Misalnya riwayat Humaid dari Iyas bin Bukair yang menyatakan,
"Barangsiapa mati di hari Jumat, ia dicatat mendapat pahala syahid dan aman dari siksa kubut."
Namun, meurut Syekh Muhammad Anwar Syah al-Kasymiri, hadis-hadis tersebut tidak sampai kepada derajat hadis sahih. Al-Kasyimiri menegaskan, "Tidak mencapai derajat shahih, hadits mengenai keutamaan mati di hari Jumat, bila diandaikan keshahihannya, maka keutamaan tidak ditanya malaikat diarahkan kepada orang mati di hari Jumat, bukan orang yang meninggal di hari sebelumnya dan diakhirkan pemakamannya sampai hari Jumat."
ADVERTISEMENT
Imam Al Hakim At Tirmidzi pernah berkata, Siapa saja yang meninggal pada hari Jumat, maka penutup yang ada padanya di sisi Allah akan terbuka, karena pada hari Jumat, api neraka tidak dinyalakan dan pintu-pintunya pun ditutup, penjaganya tidak bekerja seperti pada hari-hari biasanya."
Maka dari itu, jika ada seorang hamba yang meninggal pada hari Jumat, itu menjadi bukti kebahagiaannya dan kabar gembira bagi tempat peristirahatan yang inda baginya.
Di dalam Al-Quran, jelas banyak sekali ditekankan perintah agar manusia memperbanyak amal saleh di dunia, karena ia akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Oleh karena itu, jika ada orang yang semasa hidupnya melakukan maksiat, lalu meninggal dunia pada hari Jumat dan berhak menerima pembebasan dari azab kubur, berarti ia telah menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan amalannya di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, seorang hamba yang saleh, kemudian ia meninggal selain hari Jumat, maka ia tidak akan mendapatkan pengampunan azab kubur. Tentu saja, itu tampak tidak adil, bukan?
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya:
Jadi, secara umum orang yang meninggal dunia di hari Jumat merupakan tanda-tanda kebaikan dan kemuliaan. Namun, tidak dapat dipahami terbalik bahwa meninggal selain hari Jumat sebagai tanda keburukan orang yang telah meninggal tersebut.
Maka dari itu, kematian adalah pengingat bagi kita untuk selalu melakukan kebajikan.