Konten dari Pengguna

Contoh Teknologi dan Peralatan Hidup Masyarakat di Papua

Hijab Lifestyle
All about hijab.
19 Agustus 2018 19:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem peralatan dan perlengkapan hidup dimaksudkan untuk menunjukan segala benda dan alat-alat yang digunakan oleh manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Termasuk kedalamnya antara lain, alat-alat bercocok tanam, alat-alat berburu, alat-alat menangkap ikan, peralatan angkutan, peralatan kesenian, pakaian, alat-alat rumah tangga, dan rumah tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Alat-alat yang digunakan dalam bercocok tanam di ladang lebih sederhana dan lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan alat-alat yang digunakan dalam bercocok tanam di tegalan dan di sawah. Demikian juga alat-alat bercocok tanam yang digunakan suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain akan berbeda.
Contoh Teknologi dan Peralatan Hidup Masyarakat di Papua
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilustrasi Peralatan Modern | Kaboompics.com
Sedangkan alat-alat berburu seperti sumpit, panah, dan tombak kemungkinan hanya digunakan oleh suku-suku bangsa yang hidup d daerah-daerah pedalaman, misalnya Irian, Kalimantan, dan Sulawesi, bahkan di pulau Jawa dan sekitarnya pun masih digunakan alat-alat berburu. Perlatan dan perlengkapan lainnya seperti alat menangkap ikan, pakaian, peralatan kesenian, rumah dan sebagainya, juga memperlihatkan perbedaan pada suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain.
ADVERTISEMENT
1. Suku bangsa di Papua
a. Suku bangsa Biak Numfor
Suku bangsa Biak Numfor yang bermata pencaharian berladang dan juga melaut, menggunakan alat-alat pertanian berupa parang, kapak, dan tugal atau tongkat kayu untuk mencocok tanah. Alat-alat untuk menangkap ikan digunakan tangguk yang disebut pam atau riken, pukat yang disebut pam papos, tombak ikan yang disebut manorra terbuat dari bamboo yang diberi dua atau tiga peruncing dari besi. Sedangkan alat-alat untuk berburu banyak digunakan tombak, selain digunakan pula untuk membunuh musuh.
Alat-alat rumah tangga, misalnya sendok kayu yang disebut adwar atau asius, piring untuk makan sagu atau aibar. Pakaian orang Biar terbuat dari kulit kayu berupa cawat yang disebut sarare. Alat kesenian adalah songer berupa kecapi kecil yang dibunyikan dengan gigi, dan korobow yang berupa gerincing yang terbuat dari rangkaian kulit kerang. Untuk transportasi atau perhubungan digunakan perahu bercadik satu, sedangkan perahu perang diberi bercadik dua buah.
Contoh Teknologi dan Peralatan Hidup Masyarakat di Papua (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilustrasi Peralatan Modern | Pixabay.com
ADVERTISEMENT
b. Suku bangsa Waropen
Alat untuk menebang pohon sagu digunakan kapak batu, sedangkan untuk memukul sagu agar menjadi tepung sagu digunakan pemukul dari kayu yang disebut magha, dan alat berburu adalah lembing, tombak, dan panah. Alat untuk menangkap ikan digunakan jala, kail, dan kadang-kadang menggunakan racun.
Alat-alat rumah tangga sebagian besar terbuat dari kayu, dan sebagian lagi dari anyam-anyaman. Tetapi sekarang sudah banyak digunakan panci, piring, mangkuk, dan alat keramik lainnya. Perahu suku bangsa Waropen berupa biduk yang disebut gha, bentuknya seperti lesung bercandik, biasa digunakan untuk pelayaran jauh buat laki-laki.
Alat-alat bunyi-bunyian terdiri dari genderang berbentuk gelas minum yang disebut siwa, seruling yang berlubang dua, gong yang disebut mauno, dan terompet dari kerang yang disebut buro. Rumah suku bangsa Waropen berbentuk persegi panjang yang terdiri dari bagian tengah yang disebut wundo dengan kamar-kamar berderet di kiri kananya, kamar disebut arado. Di depan dan di belakang rumah biasanya ada pula serambi-serambi beratap
ADVERTISEMENT
By Sofi Solihah
Sumber:
Suhamihardja, Agraha Suhandi. 1997. Pola Hidup Masyarakat Indonesia. Bandung : Fakultas Sastra, UNPAD.
Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda (suatu pendekatan sejarah). Jakarta : Pustaka Jaya.
Mardjono, Ig dan Djoko Pranowo. 2000. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Pramator