Dinasti Tang (618-907)

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
20 September 2018 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dinasti Tang yang bertahan sampai sekitar tiga ratus tahun. Kaisar Tang merupakan penguasa yang pertama menaruh banyak perhatian pada wilayah pantai Tiongkok Tenggara (sekarang termasuk Provinsi Guangdong, Fujian, dan Zhejian).
ADVERTISEMENT
Para penguasa kerajaan Tang memasukkan masyarakat wilayah itu ke dalam kebudayaan Sinitik sepenuhnya. Dinasti Tang-lah dan bukan dinasti Han yang menganggap bahwa penduduk Guangdong dan Guangxi sangat penting bagi kebudayaan Sinitik.
Oleh karena itu, penduduk wilayah ini lebih suka menyebut dirinya orang Tang atau Thongyan dalarn bahasa setempat (bahasa Yue atau bahasa Kanton), atau Tenglang dalam bahasa Hokkian, yaitu bahasa penduduk Fujian. Kemudian bahasa lisannya biasanya disebut Thongwa (bahasa Han: Tanghua) dan sistem tulisannya disebut Thongman (bahasa Han: Tangwen).
Foto: Peninggalan Kekaisaran Tiongkok | www.flickr.com by Jim Johnson
Dasar-dasar kebudayaan Tiongkok modern diletakkan pada masa
dinasti Tang, terutama setelah Li Shi-min berkuasa dan kemudian bergelar kekaisaran Tang Taizong. Kekaisaran Tang yang didirikannya mencapai kejayaan dari zaman keemasan selama 137.
ADVERTISEMENT
Tang, dengan ibu kotanya Chang’an (sekarang disebut Xi’an di Provinsi Shaanxi), memperluas wilayahnya ke semua penjuru; ke utara wilayah Tang meliputi Monggolia dan Siberia Selatan, ke arah barat sampai “Laut” Aral di Asia Tengah, ke barat sampal batas timur Persia (sekarang disebut Iran), ke selatan sampai daerah yang sekarang termasuk Vietnam Utara dan Laos bagian timur, ke timur taut sampai setengah dan Jazirah Korea (bagian barat).
Bahkan, Tibet, yang katanya tidak bisa ditundukkan, bisa dikatakan berhasil dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Tang sehingga Tibet merupakan kerajaan yang tunduk dan setia kepada kaisar Tang.
Foto: Forbidden City | www.flickr.com by See-ming Lee
Kemajuan negara Tang tidak hanya dalam bidang kemiliteran (untuk memperluas wilayah kekuasaan), tetapi juga dalam bidang-bidang lain, seperti ilmu pengetahuan, kesenian, kebudayaan, dan masih banyak bidang lain lagi, sehingga keturunan imigran-imigran Tiongkok di negeri lain seperti Amerika Serikat, Indonesia, dan di negara-negara lain, setelah beberapa generasi, masih sangat bangga menyebut dirinya Tangren, atau orang Tang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain Tang Gaozong, penguasa kekaisaran Tang yang menarik lainnya ialah Wu Zetian, satu-satunya kaisar perempuan dari kelompok etnik Han dalam sejarah Tiongkok. Ci Xi, ibu suri dari Dinasti Qing, secara de facto paling berkuasa sampai ia meninggal, tetapi secara de jure Ci Xi hanyalah semacam mangkubumi yang berkuasa atas nama kaisar yang masih di bawah umur.
Wu Zetian mula-mula adalah gundik kesayangan Kaisar Tang Gaozong. Dalam sejarah Tiongkok, dia dikutuk oleh para pakar sejarah karena kekejamannya dan kenistaannya. Untuk memperoleh kekuasaan, Wu Zetian membunuh tiga anaknya sendiri, serta mengangkat dan menurunkan dua kaisar dalam satu tahun. Setelah mendapatkan kekuasaan, ia mengundang orang-orang muda untuk memuaskan nafsu seksualnya.
Diceritakan bahwa ia selalu berhubungan seksual menurut Daoisme, yaitu menjaga agar qi atau energi tidak terbuang, tetapi justru menyerap energi dari pria muda yang digauli agar bisa panjang umur dan selalu sehat. Memang ia meninggal pada usia 81 tahun.
ADVERTISEMENT
Ketika kekaisaran Tang berjaya, hubungan dengan Jepang berkembang dengan pesat. Banyak sarjana dan pendeta yang mengunjungi ibukota sebenarnya sudah dimulai dari zaman Sui, tetapi meningkat pada zaman Tang. Namun di pertengahan abad ke-9, pemerintah Tang mulai kewalahan mengatur daerah kekuasaannya yang luas, sehingga mulai banyak provinsi yang melepaskan diri dari pemerintah pusat di akhir zaman Dinasti Tang.
Pada akhir zaman Dinasti Tang, kaisar-kaisar terakhir mulai kehilangan mandat yang diberikan oleh Dewa Tertinggi dalam pantheon keyakinan masyarakat religius Sinitik untuk trus memerintah. Setelah merebut sebagian besar wilayah Tang, pemberontakan Huang Chao akhirnya menghancurkan Chang’an dan negara Tiongkok pun terpecah belah.