Konten dari Pengguna

Ibnu Haitham, Ilmuwan Islam yang Dikenal dengan Sebutan 'Bapak Optik'

Hijab Lifestyle
All about hijab.
23 April 2020 13:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi camera obscura. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi camera obscura. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sejarah telah membuktikan banyaknya sarjana dan ilmuwan Islam yang memberikan pengaruh baik pada keilmuan di dunia yang tidak perlu diragukan lagi. Baik itu di bidang filsafat, kedokteran, sains, politik, kesusasteraan, agama, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sejarah telah mencatat nama-nama ilmuwan Muslim, salah satunya Ibnu Haitham. Seorang pria yang bernama lengkap Abu Ali Muhammad Ibnu al-Hasan Ibnu al-Haitham atau yang dikenal oleh cendekiawan Barat sebagai Alhazen. Beliau lahir pada 965 M di Basra, Irak.
Ibnu Haitham atau Alhazen. Foto: Wikimedia Commons
Ia memulai karier sebagai pegawai pemerintah di Basra,namun ketertarikannya untuk menimba ilmu jauh lebih besar dibanding bekerja dalam bidang birokrasi. Ia memutuskan merantau ke Ahwaz dan Baghdad yang merupakan pusat intelektual dunia kala itu. Hingga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar.
Usai lulus, ia mempelajari banyak keilmuan secara otodidak sampai akhirnya Ibnu Haitham tertarik pada ilmu optik.
Al-Haitham merupakan seorang ilmuwan Muslim yang hasil penemuannya sangat berpengaruh hingga sekarang. Banyak temuan optik yang dicetusnya, salah satunya adalah penelitian tentang cahaya. Hingga pada akhirnya, dunia menyebutnya sebagai Bapak Optik.
ADVERTISEMENT
Ibnu Haitham, orang pertama yang menemukan juga menulis data mengenai cahaya. Salah satu karyanya adalah kitab al-Manadhir. Kitab yang pertama kali menjelaskan teori optik.
Untuk menjelajahi sifat cahaya dan penglihatan, fisikawan abad ke-11 ini menggunakan kamar gelap yang ia sebut 'Albeit Almuzlim' atau dalam bahasa latin yang artinya 'camera obscura'. Dia mengamati bahwa cahaya yang datang melalui lubang kecil berjalan dalam garis lurus dan memproyeksikan gambar ke dinding yang berlawanan.
Ilustrasi camera obscura. Foto: Wikimedia Commons
Setelah diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada 1572, lewat karyanya tersebut yang memberikan dampak ke seluruh dunia, Ibnu Haitham juga orang pertama yang dapat menjelaskan soal mekanisme penglihatan manusia secara detail dan menemukan teori pembiasan cahaya, termasuk teori kemunculan bayangan, gerhana, dan pelangi.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, Ibnu Haitham memberikan kontribusi penting bagi perkembangan dunia modern. Hal ini juga dikatakan oleh professor sejarah Glen M. Cooper dari Universitas Claremont McKenna di California seperti dilansir dari laman Elsevier pada Kamis (23/4).
"Ibnu Haitham adalah salah satu orang yang benar-benar hebat dalam sains," ungkap Glen.
"Baik melalui penggunaan eksperimen pemikiran yang cerdas dan dalam penekanannya pada melakukan eksperimen aktual dan hati-hati, Ibn al-Haytham harus dianggap sebagai salah satu dari segelintir ilmuwan yang kontribusinya sangat penting bagi perkembangan dunia modern," lanjutnya.
Itu berarti, semua karya Ibnu Haitham tentang optik dan cahaya memberikan kontribusi besar di berbagai peradaban. Membantu dalam pembentukan pemahaman tentang alam semesta dan pengaruhnya bagi kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT