Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kebenaran dan Penalaran
21 Oktober 2018 2:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebenaran adalah sesuatu yang cocok dengan sesuatu yang sesungguhnya atau sesuai dengan kenyataan, kebenaran itu satu, namun terdapat pengecualian jika hal itu berkaitan dengan ketuhanan.
ADVERTISEMENT
Kebenaran jelas membutuhkan kejujuran, misalnya dalam etika akademis dibutuhkan kejujuran seorang penulis untuk mencantumkan sumber jika penulis tersebut jujur maka akan terbukti kesesuaian sumber terkait yang dicantumkan dan ditemukanlah kebenaran yang sesuai dengan kenyataan.
Foto: Ilustrasi Berpikir | Pixabay.com
Sementara penalaran terbagi menjadi dua, yakni penalaran induksi dan penalaran deduksi, penalaran induksi adalah bentuk penalaran dari bagian yang khusus ke bagian yang umum, induksi adalah suatu proses generalisasi, misalnya orang ingin tahu agama yang dianut oleh semua pegawai PT Angin Ribut maka dilakukan wawancara mengenai agama yang mereka anut, ternyata mereka semua beragama Islam.
Kesimpulannya semua pegawai PT Angin Ribut beragama Islam. Penalaran deduksi adalah jalan pikiran dari keputusan umum kepada keputusan khusus, misalnya kucing adalah makhluk hidup, semua makhluk hidup akan mati, jadi kucing akan mati.
Foto: Mencari Kebenaran | Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Dasar-Dasar Penalaran
Dasar penalaran yang kedudukannya sebagai bagian langsung dari bentuk penalaran adalah kenyataan karena pernyataan inilah yang digunakan dalam pengolahan dan perbandingan.
Pernyataan yang bagaimanakah yang dijadikan dasar penalaran inti dan bagaimana prinsip-prinsip dalam penalaran? Persoalan ini akan dibahas mengenai logika dan bahasa serta prinsip-prinsip penalaran.
Logika itu proses bekerjanya akal dan merupakan ciri hakiki dari manusia. Hasil berpikir ini tidak akan dapat diketahui oleh manusia jika tidak diungkapkan dalam bentuk bahasa.
Referensi
Mundiri. 2003. Logika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Poespoprodjo, W. dan EK. T. Gilarso. 1999. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika.
Sing Mehra, Partap dan Jazir Burhan. 1968. Pengantar Logika Tradisionil. Bandung: Binatjipta.
Surajiyo, dkk. 2006. Dasar-Dasar Logika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
ADVERTISEMENT
Sommers, M. 1982. Logika. Bandung: Alumni.