Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kisah Berhijab 8 Muslimah di Negara Minoritas
24 Maret 2020 16:59 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa wanita Muslim yang memilih untuk memakai hijab, seorang travel writer bernama Imani Bashir sering menemukan beberapa pemikiran konyol tentang apa alasan mereka mengenakan khimar.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan yang sering didapat oleh wanita yang mengenakan khimar adalah "Apakah kamu pernah melepasnya?", "Apakah kamu memakai itu saat mandi?", atau "Apakah kamu juga merawat rambutmu?"
Inilah pelajaran singkat yang akan kamu dapatkan tentang praktik kerendahan hati wanita Muslim.
Jilbab yang sering disalahgunakan orang untuk menyebut penutup kepala,yang sebenarnya lebih dari sekadar penutup kepala. Ini adalah perwujudan penuh kesopanan. Ini adalah kode etik perilaku dan berpakaian yang berlaku untuk pria dan wanita. Ini adalah kombinasi dari bagaimana kamu berbicara, berperilaku dan memperlakukan orang lain selain cara menampilkan diri kepada dunia melalui apa yang kamu kenakan.
Wanita yang memilih untuk menutupi rambut mereka melakukannya untuk koneksi spiritual mereka sendiri, tetapi apa yang ada di bawah hijab (rambut) mereka juga diperlakukan dengan latihan spiritual yang sama, cinta, dan perawatan.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Huffpost pada Senin (23/3), inilah delapan wanita Muslim yang berbagi pengalaman mereka mengenakan hijab, kesalahan yang sering mereka alami, dan bagaimana perasaan mereka tentang rambut yang mereka tutupi.
1. Bibi Wats, Philadeplhia
Kebanyakan orang menganggap rambut adalah mahkota wanita. Nah, Bibi Watts merasakan bahwa mengenakan hijab sebagai mahkota yang membuatnya berkelas.
“Ketika saya berpikir tentang hijab, saya melihatnya sebagai mahkota. Bukan hanya sebagai cap identitas pribadi, tetapi memberikan rasa dan keunikan." ujarnya.
Menjawab pertanyaan soal "Apakah kamu juga merawat rambutmu?" ia merasa lucu akan pertanyaan tersebut. Justru dirinya malah merasa senang akan kecantikan yang dimiliki menjadi sebuah rahasia.
"Saya merasa lucu ketika orang-orang bertanya apakah saya merawat rambut saya karena tidak ada yang melihatnya. Sebenarnya, justru sebaliknya. Saya suka membuka hijab untuk suami saya di rumah dan melihat diri saya sebagai hadiah yang bisa dia buka setiap kali saya menggerai rambut. Saya suka memiliki kecantikan rahasia dan tidak terjebak oleh tuntutan masyarakat."
ADVERTISEMENT
2. Aisha Abdul-Aleem, Baltimore
Aisha Abdul-Aleem merasa senang jika ada yang mempertanyakan alasan dirinya mengenakan hijab. Berarti, ia bisa memperkenalkan Islam ke orang lain.
"Sejak menutupnya, rambut bertambah panjang dan membutuhkan perawatan yang maksimal. Saya mendapatkan pertanyaan tentang itu (apa alasan kamu mengenakan hijab) karena memungkinkan saya untuk memperkenalkan Islam kepada orang lain dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam, walaupun siapa sih saya?" kata Aisha.
Lalu, ia juga menganggap kalau menutupi rambut dengan hijab yang ia kenakan bagai pedang bermata dua.
“Saya selalu memiliki rambut yang panjang dan tebal, dan merawatnya dengan baik. Menutupi rambut saya setiap hari bagai pedang bermata dua. Saya merasa senang saat mengenakan hijab dan dilindungi oleh Tuhan. Di sisi lain, rambutku merindukan kelembaban dan perhatian sehari-hari. Ini menuntun saya untuk memastikan bahwa itu (rambut) dirawat dan saat melakukan itu saya sering pergi ke salon." terangnya.
ADVERTISEMENT
3. Sadiyah Powell, Washington DC
Bagi Sadiyah, ketika dirinya masih di usia remaja, ia merasakan akan ada banyak tekanan jika ia mengenakan hijab. Namun, hal ini berubah ketika ia sudah menikah dan memotong habis seluruh rambutnya untuk mencintai hijab dengan cara yang baru.
"Sehari setelah saya menikah, saya memotong semua rambut. Itu memungkinkan saya untuk belajar dan jatuh cinta dengan rambut saya dengan cara yang benar-benar baru. Benar-benar mengalami pertumbuhan, tekstur, dan tubuhnya dalam kapasitas terkecil dan melihat perkembangannya untuk menjadi seperti sekarang telah membuat saya sangat menghargai rambut yang saya miliki,” jujurnya.
4. Hayyat Watts, Rock Hill, South Carolina
Kalau cerita dari Hayyat Watts, mengenakan hijab sudah diajarkan dalam dirinya sejak usia kanak-kanak. Ibunya juga mengajarkan kepada seluruh putrinya sebagai Taman Allah.
ADVERTISEMENT
“Penghargaan dan penghormatan terhadap hijab ditanamkan dalam diri saya sejak usia kanak-kanak. Ibuku memberi tahu putrinya bahwa kami bunga di Taman Allah. Wanita yang punya derajat tinggi dan kami dibuat merasa istimewa, unik, dan berharga," ujarnya.
Hayyat juga memberitahu kita semua walaupun rambut tertutup karena mengenakan hijab, rambut juga harus tetap dirawat dan bangga dengan gaya rambut yang dimiliki.
"Sebagai seorang gadis, saya diajari bahwa meskipun rambut saya tidak boleh dibuka, tidak dipercantik untuk umum, rambut haruslah tetap dirawat. Alami atau dikeriting, ikal atau keriting, kami harus tetap bangga," katanya.
5. Aliyah Hakim-El, New York City
Di negara tempat Donald Trump memimpin, Amerika, masih banyak yang percaya bahwa wanita yang mengenakan hijab karena malas untuk merawat rambut. Justru, Aliyah menganggap ia memerlukan perawatan ekstra jika mengenakan hijab.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang masih yakin bahwa pilihan kita untuk menutupi rambut berarti juga mengabaikannya. Itu tidak mungkin jauh dari kebenaran. Mengenakan jilbab sebenarnya membuat perawatan rambut setiap hari menjadi prioritas sebagai bentuk perlawanan akan kerusakan rambut untuk mencapai gaya tertentu." ucapnya.
Ia juga merasa senang karena mengenakan hijab dapat melindungi dirinya dari bad hair day.
"Saya senang bahwa hijab melindungi rambut dari debu dan sinar matahari langsung. Menutupi rambut juga membuat saya lebih nyaman untuk bereksperimen dengan gaya dan warna yang mungkin saya anggap terlalu berisiko. Yang paling saya sukai adalah jilbab memungkinkan saya terlihat lebih baik bahkan ketika bad hair day." ungkap perasaannya saat mengenakan hijab.
Namun, satu hal yang pasti, Aliya merasa bangga karena mengenakan hijab merupakan bentuk identitas dari agama yang ia anut.
ADVERTISEMENT
"Saya juga suka karena dapat mewakili kebanggaan pada identitas agama yang saya anut di depan umum dan juga menjadi manis bagi suami ketika saya di rumah. Bagi dunia, rambut kita tertutup sepanjang hari, tetapi pada kenyataannya, saat kita memasuki rumah, kita berada dalam sebuah iklan rambut," terangnya.
6. Iman Khalid, United Arab Emirates
Nah, jawaban yang muncul dari Iman Khalid sangat spiritual. Dirinya juga sempat ragu mengenakan hijab karena akan memengaruhi kecantikannya.
“Saya mempertanyakan siapa yang masih akan menganggap saya cantik jika menutupi rambut. Saya tahu, sudah seharusnya memakai jilbab bagi seorang Muslimah, tetapi saya masih bertanya-tanya apa yang akan membuat saya mengenakan hijab karena Allah SWT," terangnya.
Namun, hal ini berubah ketika ia menjenguk bibinya dan merasakan ada sosok malaikat di sana.
ADVERTISEMENT
"Ketika bibi saya sakit dan sekarat di rumah sakit, dan saya membantah saran ibu untuk pergi mengunjunginya mengenakan jilbab. Saat berjalan ke kamarnya, saya bisa merasakan kehadiran malaikat dan menyadari rambut tidak akan pernah menyelamatkan hidupku," katanya.
Ketika menyadari hal itu, ia mencoba untuk belajar mengenakan hijab dan mencintainya karena Allah SWT.
"Ketika saya sampai di rumah, saya berdoa dengan keras, ‘Izinkan saya untuk mencintai Anda lebih dari saya mencintai diri sendiri. Izinkan saya untuk mencintai apa yang Anda sukai dan menjadi seperti yang Anda inginkan," ceritanya soal alasan mengenakan hijab.
7. Aisha Almuid, Baltimore
Mengenakan hijab bagi seorang Muslimah adalah suatu kewajiban. Hal ini juga dirasakan oleh Aisha Almuid.
ADVERTISEMENT
Namun, sudah pasti jika mengenakan hijab, rambut akan tertutup dan dianggap jarang dirawat oleh banyak orang. Tetapi,ini berbeda dengan Aisha yang menganggap bahwa perawatan rambut sebagai bentuk harga diri.
"Bagi saya, perawatan rambut bukan hanya untuk dilihat orang, tetapi juga merupakan bagian dari harga diri. Ketika rambut saya dirawat dengan baik, saya merasa lebih cantik. Sama seperti kita melakukan waxing dan melakukan perawatan higienis lain yang tidak ada yang melihat, hal yang sama berlaku untuk saya dan perawatan rambut yang saya lakukan," papar Aisha.
8. Ashley Marshall-Seward, Atlanta
Sama dengan Aisha, mengenakan hijab bukan berarti tidak melakukan perawatan untuk rambut. Ashley pun mengambil pelajaran berharga dari bibinya yang merupakan seorang penata rambut bahwa melakukan perawatan rambut itu juga penting walau tidak terlihat oleh publik.
ADVERTISEMENT
“Saya mengambil keterampilan berharga dari bibi saya, dan menata rambut saya sendiri dan rambut putri saya dengan berbagai cara. Saya tidak berpikir dua kali tentang tidak bisa memamerkan rambut saya kepada orang lain di depan umum. Saya selalu menata dan merawat rambut untuk dilihat orang-orang rumah. Tapi. percayalah, rambut ini diletakkan di bawah jilbabku!" ujar Ahley.
Begitulah pengalaman para wanita Muslimah akan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali menghampiri diri mereka. Tentang pengalaman mereka mengenakan hijab, apakah mereka merawat rambut walau ditutupi oleh hijab, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang sering mereka dapatkan ketika meniatkan hati untuk mengenakan hijab. Kalau kamu, bagaimana?