Konten dari Pengguna

Kisah Teladan Hubungan Ayah-Anak: Rasulullah SAW dan Fatimah

Hijab Lifestyle
All about hijab.
9 Maret 2021 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayah dan anak perempuan. Foto: Unsplash/@derekthomson
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah dan anak perempuan. Foto: Unsplash/@derekthomson
ADVERTISEMENT
Hubungan ayah dan anak memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan kedua belah pihak. Anak perempuan belajar dari ayahnya untuk mengetahui batasan dalam membangun hubungan dengan lawan jenis ketika dewasa. Sedangkan para ayah belajar bagaimana menjadi lembut, sabar, dan penuh kasih dari putri mereka.
ADVERTISEMENT
Tidak ada hubungan ayah-anak yang lebih teladan dari pada kisah Nabi Muhammad SAW dan putrinya, Fatimah. Dengan mempelajari bagaimana mereka berinteraksi, kita dapat belajar bagaimana hubungan dalam lingkaran terkecil di keluarga tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan perintah Allah SWT.

Kasih sayang Fatimah pada Nabi Muhammad SAW

Fatimah lahir ketika ayahnya menghabiskan waktu menyendiri di pegunungan di sekitar Kota Mekkah. Namun, jarak itu lantas tidak membuat mereka menjauh. Ketika dia baru berusia lima tahun, Fatimah mengetahui bahwa ayahnya telah menjadi Utusan Allah SWT dan dia termasuk orang yang pertama menerima pesan tersebut.
Lima tahun kemudian, saat Fatimah menginjak usia 10 tahun, sekelompok Quraisy melakukan tindakkan tidak terpuji kepada Rasulullah SAW. Salah satu yang paling keji, Uqbah ibn Abi Muayt melemparkan kotoran ke pundak Nabi saat dia masih bersujud.
ADVERTISEMENT
Tak tinggal diam, Fatimah menunjukkan rasa hormat dan cintanya yang sangat besar pada ayahnya. Dia berdiri teguh melawan penindasan keji tersebut dengan menghapus kotoran dari tubuh ayahnya yang masih berdoa.
Ilustrasi ayah dan anak perempuan. Foto: Unsplash/@gcalebjones
Fatimah terus membela ayahnya saat dia diserang dan menderita penghinaan serta luka di tangan orang Quraisy. Pembelaan yang dia lakukan membuat hubungan emosional anak-ayah semakin dekat.
Dari kekuatan dan kesetiaan Fatimah kita bisa belajar bagaimana menjadi anak yang berbakti dan berakhlak mulia. Kita tidak harus ada pada saat di atas, namun juga tetap menaruh rasa hormat dan mendampingi orang tua yang sedang berada dalam kondisi kurang menguntungkan.

Kasih sayang seorang ayah pada anaknya

Seorang ayah sering dianggap memiliki peran sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah. Perannya diutamakan sebagai penyedia keuangan daripada mengasuh. Faktanya, ayah memiliki peran pengasuhan yang penting dalam kehidupan putri mereka.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan, ketika Nabi melihat Fatimah, dia segera mendekat, menyambut, berdiri, mencium, memegang tangan, dan menuntunnya kembali ke tempat duduk Fatimah.
Nabi menunjukkan kepada putrinya rasa hormat dan martabat yang besar. Dia mengajari bagaimana memperlakukan anak perempuannya kepada orang-orang di sekitarnya, bahkan untuk kita sampai hari ini.
Nabi Muhammad SAW pernah berkata:
Kisah antara Nabi Muhammad SAW dan putrinya, Fatimah, adalah contoh luar biasa dari hubungan ayah-anak. Anak perempuan dapat belajar dari kesetiaan Fatimah yang kuat dan menghormati ayah. Seorang ayah dapat belajar dari martabat dan rasa hormat yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Fatimah.
Ilustrasi ayah dan anak perempuan. Foto: Unsplash/@wesleyphotography