Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Melirik Kisah Sejarah dalam Film “Senyap” (Part 1)
20 Agustus 2018 20:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sinopsis: Film ini karya Joshua Oppenheimer mengangkat peristiwa G30S pada 1965 dan fokus pada apa yang telah dilakukan pelaku “genosida” di Indonesia, genosida dalam arti pihak yang membasmi orang-orang yang dianggap tergabung dalam Partai Komunis Indonesia, sebelumnya Film Senyap atau Look of Silence ini dilarang diputar di wilayah Indonesia Tengah.
ADVERTISEMENT
Film ini diputar pada peringatan Hari Hak Asasi Manusia, Rabu, 10 Desember 2014. Majalah Tempo edisi 31 September 2014. Mengambil latar di Deli Serdang dan Serdang Bedagai, Sumatera Utara, film ini mengisahkan pembunuhan orang-orang yang dianggap anggota Partai Komunis pada 1965.
Ada seorang tokoh dalam film, Inongsyah, mengungkap kebiasaannya meminum darah dari korban yang digoroknya karena minum darah PKI merupakan suatu keharusan karena jika tidak, akan membuat si pembunuhnya terus dihantui. Ia bercerita tentang seorang temannya yang banyak memancung tapi tak mau meminum darah korban akhirnya menjadi gila.
Foto: Ilustrasi Film | www.pexels.com by Donald Tong
Suatu subuh, sang teman memanjat pohon sawit. Di ketinggian, ia berteriak-teriak menyerukan azan. Dengan tenang, dalam film itu, Inongsyah memperagakan bagaimana pada 1965 dirinya menjagal mereka yang dianggap anggota PKI dan membuangnya ke Sungai Ular hanyut tanpa kepala.
ADVERTISEMENT
Film ini juga diproduseri sutradara legendaris dunia asal Jerman, Werner Herzog. Perlu disadari bahwa latar belakang pembuatan negara asal produser memengaruhi proses pembuatan film, Jerman, negara Eropa yang kemajuan negaranya dibantu Amerika Serikat tentu berpikiran liberal sehingga menyajikan film komunis memposisikan PKI sebagai partai dengan “dosa” besar hingga harus dibasmi dengan cara genosida.
Foto: Ilustrasi Film | www.pexels.com by Terje Sollie
Adapun film ini dibuat dengan menyajikan fakta, yaitu pengambilan gambar secara wawancara, ada tokoh yang menceritakan apa adanya dalam arti tidak ada aktor terkenal yang sengaja memainkan peran. Seluruh penokohan dalam film diceritakan apa adanya. Artinya, ada usaha dari sutradara untuk menyajikan film sejelas mungkin. Bahkan wawancara dengan para pembunuh dijelaskan apa adanya meski memang tentu di belakang layar sutradara mengarahkan apa saja yang harus dibahas.
ADVERTISEMENT