Mengenal 5 Ilmuwan Muslim Dunia Beserta Penemuannya

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
30 Juli 2021 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibn Al Haytham merupakan salah satu ilmuwan Muslim yang memiliki sumbangsih besar pada ilmu pengetahuan manusia. Foto: Tangkapan layar YouTube/OnePath Network
zoom-in-whitePerbesar
Ibn Al Haytham merupakan salah satu ilmuwan Muslim yang memiliki sumbangsih besar pada ilmu pengetahuan manusia. Foto: Tangkapan layar YouTube/OnePath Network
ADVERTISEMENT
Saat ini memang tampaknya dunia Barat menjadi kiblat modernitas dari beragam aspek, dari bidang kedokteran, politik, teknologi, astronomi, dan ilmu-ilmu lainnya. Tetapi jangan salah, daerah Arab dan Timur Tengah dahulu melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang berkontribusi pada beragam bidang.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Al Jahiz yang disebut sebagai Bapak Teori Evolusi jauh sebelum Charles Darwin. Adapula Abbas Ibnu Firnas yang konon katanya pencetus kacamata modern yang dipakai manusia hingga saat ini. Adapula tiga ilmuwan Muslim lainnya yang tak kalah berkontribusi dalam ilmu pengetahuan manusia.

Ibn Al Haytham

Ibn Al Haytham dijuluki "Alhhazen" oleh para intelektual Barat. Al Haytham secara luas dianggap sebagai bapak metode ilmiah modern. Penemuannya digunakan sebagai dasar dari kemajuan teknologi yang dikembangkan dalam milenium terakhir.
Penemuan lain oleh Ibn Al Haytham yang tersohor, di antaranya adalah perilaku gelombang cahaya. Dia membuktikan bahwa kemampuan manusia melihat dunia merupakan proses di mana cahaya yang memantul dari objek dan akhirnya masuk ke mata manusia.
ADVERTISEMENT
Kemampuan matematisnya juga sangat brilian. Al Haytham merupakan manusia unggul pada masanya. Dia patut disejajarkan dengan ilmuwan terkenal lainnya, seperti Newton, Einstein, dan Darwin, berkat kejeniusannya yang luar biasa.

Al Jahiz

Seribu tahun sebelum On The Origin of Species karya Charles Darwin, seorang penyair dan polymath Afrika bernama Al Jahiz adalah salah satu penulis paling awal tentang seleksi alam. Al Jahiz menulis risalah zoologi berjudul "Kitab Al Hayawan" atau dalam Bahasa Indonesia berarti Kitab Hewan.
Kitab Al Hayawan merupakan karya besar Al Jahiz. Foto: Tangkapan layar Youtube/On the Shoulder of Giants
Kitab Hewan merupakan ensiklopedia yang terdiri dari tujuh jilid yang menggambarkan ratusan spesies hewan yang berbeda. Dia juga beranggapan bahwa variasi warna kulit makhluk hidup adalah hasil adaptasi terhadap lingkungan yang terjadi dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT

Al Jazari

Ismail Al Jazari lahir di Turki Selatan hampir 900 tahun yang lalu. Dia dikenal karena memadukan seni dan horologi untuk menciptakan jam air yang indah. Selain itu, namanya tersohor karena profesinya sebagai teknisi yang dikagumi.
Salah satu karyanya bertajuk "Teori dan Praktik Seni Mekanik" menampilkan lebih dari 100 penemuan dan cara membuatnya yang dia lakukan sendiri. Al Jazari juga tercatat sebagai pencipta roda gigi segmental, dan mesin bertenaga air yang mengubah gerakan linier dan putar.

Al Zahrawi

Abu Al Qasim Al Zahrawi diakui sebagai bapak bedah modern. Dia tercatat sebagai penemu lebih dari 200 instrumen bedah. Bahkan hari ini, ahli bedah menggunakan teknik dan penemuan yang dia kembangkan seribu tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Al Zahrawi membuat kemajuan besar dalam penanganan persalinan. Dia menggunakan jahitan catgut yang dapat larut, sehingga memungkinkan wanita untuk bertahan hidup melalui operasi caesar.

Abbas Ibnu Firnas

Menurut beberapa ahli, Ibn Firnas adalah orang pertama yang menciptakan "mesin terbang". Pada dasarnya itu adalah pesawat layang, namun desainnya masih sederhana dan kontrol arah yang masih terbatas. Meski demikian, penemuannya menjadi lompatan besar ke depannya bagi ilmuwan lain.
Terlebih, Ibnu Firnas memiliki rekam jejak prestasi yang mencengangkan. Apa yang disebut "Batu baca" yang dia ciptakan, merupakan cikal bakal lahirnya kacamata modern. Sebagai astronom berbakat, Ibu Firnas menciptakan bidang kaca yang konon menjadi inspirasi planetarium modern.
Sumber: Mvslim.com