Mengenal Al Khansa, Penyair Termahsyur yang Dibanggakan Rasulullah SAW

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
23 Mei 2020 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku puisi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku puisi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Orang dengan istilah menyukai "kopi dan senja" identik dengan puisi. Di masa sekarang, ada banyak dari mereka yang suka dengan puisi-puisinya Fiersa Besari atau Boy Chandra, mungkin?
ADVERTISEMENT
Nah, jauh sebelum mereka juga ada banyak penyair-penyair yang karya masih banyak sukai orang sampai saat ini. Nama-nama mereka sudah nggak asing lagi di telinga kalian. Seperti Sapardi Djoko Damono dengan salah satu puisinya yang berbunyi,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Atau karyanya Chairil Anwar?
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
ADVERTISEMENT
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Lebih jauh lagi dari mereka, tepatnya di masa Jahiliyah, ada seorang Muslimah yang juga merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Al Khansa. Dia sangat dikenal sebagai penyair ulung. Karya-karyanya banyak disukai orang pada masa itu, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Ia bernama lengkap Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid atau dikenal luas sebagai Al Khansa. Nama Al Khansa yang merupakan julukan dari bangsa Arab, berarti berhidung pendek dengan pucuk hidung menjulang.
Dirinya dilahirkan di Najd, kota di wilayah tengah Arab Saudi pada 575 M dan berasal dari keluarga berada di suku Sulamiyah.
Ilustrasi Al Khansa yang digambar tahun 1917 oleh Kahlil Gibran. Foto: Wikipedia
Dilansir dari beberapa sumber, kehilangan dua saudara laki-lakinya, Muawiyah dan Shakr, membuatnya terdorong untuk meluapkan kesedihannya ke dalam syair-syair kehilangan. Kata-kata yang diciptakannya begitu menggugah hari. Hingga syair-syair Al Khansa menjadi terkenal pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Air mataku terus bercucuran dan tak pernah mau membeku
ketahuilah... mataku menangis
karena kepergian Sakhr, sang dermawan
ketahuilah... mataku menangis
karena kepergian sang gagah berani
ketahuilah... mataku menangis
karena kepergian pemuda yang agung
Itulah salah satu syair terkenal yang diciptakan sesaat setelah kematian saudaranya, Shakr.
Al Khansa adalah seorang mualaf. Ketika masuk Islam, karya-karyanya terus berkembang sehingga Nabi Muhammad SAW pun menaruk perhatian terhadap karya-karyanya.
Dalam sejarah, Al Khansa tercatat sebagai penyair perempuan yang paling berpotensi dibidang sastra. Nabi Muhammad SAW juga pernah menyampaikan secara langsung kekagumannya dengan kepandaiannya dalam bersyair.
Pernah suatu ketika, Nabi Muhammad SAW memintanya bersyair. Bait demi bait didengarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau berkata, "Aduahi Khansa, hariku terasa indah dengan syairmu."
ADVERTISEMENT
Melalui karya-karya Al Khansa, banyak bangsa Arab Jahiliyah yang pada masa itu menggunakannya sebagai ratapan untuk merefleksikan kesedihan atas kemalangan yang mereka alami. Pemilihan diksi yang tepat seakan ada jiwa yang hidup di dalamnya, menciptakan satu syair yang indah. Begitulah Al Khansa menciptakannya secara alami.
Al Khansa begitu beruntung bahwa Nabi Muhammad SAW begitu sangat mengagumi dan membanggakan karya-karyanya. Sehingga pernah suatu ketika, sahabat Adi bin Hatim dan saudarinya Safanah binti Hatim mendatagi Nabi Muhammad SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair, orang yang paling pemurah hati, dan orang yang paling pandai berkuda."
Lalu, Nabi Muhammad SAW meminta salah satu dari mereka menyebutkan siapa orang itu. Dan mereka pun menjawab, ""Yang paling pandai bersyair adalah Umru'ul Qais bin Hujr dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha'i, ayahku. Sedangkan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Ma'dikariba."
ADVERTISEMENT
Seketika, Nabi Muhammad SAW tampak tidak setuju dengan apa yang disebutkan oleh salah satu dari mereka. Lalu, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi bin Hatim. Orang yang paling pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah serta orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thalib."
Dari situlah terlihat, bahwa Nabi Muhammad SAW sangat membanggakan Al Khansa sebagai penyair yang mahsyur.