Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pandangan Sutan Syahrir Mengenai Sosialisme
20 September 2018 23:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Syahrir merasa bahwa kapitalisme di Indonesia agaknya tidak akan berkembang pesat karenanya ia tidak begitu khawatir akan melesatnya kepitalisme di Indonesia, ia juga percaya bahwa jika sosialisme yang akan dicanangkan itu itu sedapat mungkin didesentralisasi dan diatur secara setempat akan jauh lebih baik bagi Indonesia, dalam hal ini ia sangat yakin karena yang paling ditakutinya adalah totaliterisme dan otoriterisme.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya warisan Feodalistis di kalangan banyak orang Indonesia, ia yakin bahwa kekhawatirannya itu mempunyai dasar-dasar yang nyata, menurutnya kaum Komunis mampu memanfaatkan warisan ini dengan membentuk suatu partai yang kuat sejalan dengan aliran-aliran otoriter.
Kebanyakan dari mereka berasal dari golongan bangsawan lama dan telah mendarah daging dalam otoriterisme yang paternalistis, karena itu mereka berusaha membentuk kader sosialisme.
Foto: Ilustrasi Ideologi | www.flickr.com by Hrag Vartanian
Masuknya Komunisme ke Indonesia oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet, seorang Belanda yang datang ke Indonesia tahun 1913, bersama Adolf Baars ia mendirikan ISDV atau Indische Sociaal Demokratische Vereeniging, mulanya organisasi ini tidak mempropagandakan komunis namun lambat laun karena organisasi ini mempropagandakan sosialis maka mereka mengubah dirinya menjadi berpandangan komunis setelah berhasilnya revolusi di Rusia.
ADVERTISEMENT
Mereka ini memasuki organisasi-organisasi massa untuk menyebarkan paham ini, salah satunya Sarekat Islam, mereka memperoleh “tanah subur” dalam Sarekat Islam di Semarang pimpinan Semaun, Abdul Muis merasa bahwa Sneevliet seakan-akan sengaja dikirim ke Indonesia untuk memecah rakyat dengan cara menulis sebuah artikel.
Foto: Ilustrasi Ideologi | www.flickr.com by Patrick Denker
Secara perlahan pemimpin SI seperti Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Abdul Muis mengadakan upaya untuk membatasi meluasnya gerakan massa rakyat terhadap pemimpin baru yang dianggap komunis, kemudian SI terbelah menjadi SI Merah dan SI Putih, pada akhirnya SI Merahlah yang menjadi Partai Komunis serta melakukan pemberontakan tahun 1926, 1948 hingga 1965 yang mengakibatkan kejatuhan Sukarno dan membuat Suharto seakan-akan menjadi pahlawan pemberantas PKI.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya PKI juga menderita perpecahan di dalam partai yang mempersoalkan susunan pemerintah kolonial terhadap mereka, keputusan komite PKI untuk memberontak tahun 1926 akhirnya memisahkan partai dari organisasi.