Konten dari Pengguna

Perang dengan suku-suku Tartar

Hijab Lifestyle
All about hijab.
20 September 2018 23:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Tiongkok ialah sejarah bangsa Tionghoa dan orang-orang Tartar karena kedua bangsa itu tidak dapat dipisahkan. Pada awal pemerintahan dinasti Tang, orang-orang Tartar menjadi besar jumlahnya sehingga mereka merupakan bangsa yang besar.
ADVERTISEMENT
Di sebelah timur laut hidup bangsa Cathay, di sebelah barat dan utara orang-orang Turki, di pegunungan dekat mata-air sungai Amur hidup sebuah suku bangsa kecil yaitu orang-orang Mongol.
Berganti gerombolan bangsa berkuda yang selalu merampok dan merampas dapat dikalahkan. Pada waktu Tai Tsung memerintah, bangsa Turki menguasai daerah-daerah disebelah utara dari Korea sampai Laut Kaspia. Bangsa Turki merupakan ahli mengerjaka besi, ahli memanah, dan suka sekali berperang.
Foto: Ilustrasi Kekaisaran Tiongkok | www.flickr.com by vanhalligan
Pada pemerintahan Tai Tsung, bangsa Turki menyerbu tapal batas sebelah barat sampai mendekati kota Chang-an. Maka Tai Tsung segera memimpin barisan keluar kota dan menyiapka untuk berperang melayani gerombolan bangsa Turki. Dia pergi menuju kedua orang pemimpin bangsa Turki untuk diajak berunding.
Foto: Ilustrasi Kekaisaran Tiongkok | www.flickr.com by Max-Leonhard von Schaper
ADVERTISEMENT
Saat berunding, kedua penglima tentara Turki merasa sangat malu karena dahulu Tai Tsung dan bangsa Turki pernah bekerjasama merobohkan pemerintahan kerajaan Tiongkok serta mengadakan perjanjian persahabatan. Dengan perundingan itu, mereka setuju mengadakan perjanjian baru dan bersumpah akan setia kepada perjanjian.
Tai Tsung terpaksa berkali-kali berperang dengan bangsa Turki, tapi dengan mudah mereka menyerah karena bangsa Turki menganggap tentara Tai Tsung itu tidak dapat dikalahkan. Kemudian bangsa Tartar mendengar, akhirnya Bangsa Turki dan Tartar menyerah kepada Tai Tsung dan mereka menghadap diistanana Kaisar di Chang-an untuk mempersembahkan upeti. Tai Tsung diminta untuk memakai gelar orang-orang Turki yaitu “Khan yang Maha Agung”.
Diolah dari: Seeger, Elizabeth. 1952. Sedjarah Tiongkok Selajang Pandang. Jakarta: J.B. Wolters
ADVERTISEMENT