Sejarah Singkat Masuknya Agama Islam di Korea hingga Saat Ini

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu sudut pedesaan di Korea. Foto: Unsplash/@jetjetdelacruz
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut pedesaan di Korea. Foto: Unsplash/@jetjetdelacruz
ADVERTISEMENT
Korea saat ini menjadi salah satu negara primadona yang ingin dikunjungi oleh banyak orang. Selain menyuguhkan paronama yang indah, kental akan budayanya yang khas, dan melahirkan selebritis terkenal, tak banyak yang mengetahui tentang bagaimana intervensi Islam masuk ke Korea.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs Mvslim, hubungan antara dunia Muslim dan Korea dapat ditelusuri kembali di abad ke-9 atau era sebelumnya. Lalu, bagaimana dengan perkembangannya hingga saat ini? Berikut uraian singkatnya.

Dinasti Silla (57-935 Masehi)

Kontak pertama Korea dengan Muslim diketahui terjadi pada akad ke-7, ketika para pedagang dan penjelajah dari Arab dan Persia datang ke Dinasti Silla (salah satu dari tiga bekas Kerajaan Korea) melalui Dinasti Tang di Tiongkok (617-907).
Pada saat era Dinasti Silla, banyak pelancong dan pedagang melintasi darat dan laut dari Persia dan wilayah Islam lainnya, yang lebih mementingkan perdagangan daripada menyebarkan Islam. Beberapa dari mereka bahkan memutuskan untuk menetap di Semenanjung Korea dengan menjadi tentara dan pejabat pemerintah.
ADVERTISEMENT
Meskipun Dinasti Silla tidak terlalu menunjukkan peninggalan Islam yang menonjol, cendekiawan Muslim bernama Ibn Khurdadbih diduga melakukan Survei Umum Jalan dan Dinasti pada abad ke-9 di dinasti kuno Korea tersebut. Selain itu, patung tanah liat dan patung batu Penjaga Kerajaan dengan ciri khas Persia ditemukan di Gyeongju, ibu kota Silla dahulu.

Dinasti Goryeo (918-1392 Masehi)

Setelah tiga Kerajaan Korea, Silla, Hubaekje dan Hugoguryeo bersatu dan Raja Taejo Wang mendirikan dinasti Goryeo, kehadiran Muslim semakin meningkat. Pada abad ke-11, pedagang Arab beberapa kali berlayar ke pelabuhan Korea untuk berdagang bahan-bahan langka yang dibutuhkan sebagai resep pengobatan Tiongkok. Raja Taejo Wang memberi mereka emas dan kain sebagai bentuk imbalan.
Ayaha Jihye Moon, salah satu figur Muslim Korea terkenal. Foto: Instagram/@xolovelyayana
Ketika Dinasti Yuan Mongol (1279-1368) mengambil alih Tiongkok, hubungan melalui darat dengan Eurasia semakin terbuka lebar. Akibatnya, umat Islam mulai melakukan perjalanan melalui darat daripada laut. Selama dinasti ini, banyak orang non-Mongol dipekerjakan. Beberapa dari mereka adalah orang Arab, Persia, Muslim Asia Tengah, Turki, dan Uighur.
ADVERTISEMENT
Para pendatang itu membantu menjalankan kekaisaran, bertugas bersama pasukan, dan mendapat jabatan administratif. Saat itu, banyak pejabat Muslim dari Mongol yang dikirim ke Korea untuk memastikan apakah instruksi yang diberikan kepada Dinasti Goryeo dipatuhi. Hal itu menyebabkan banyak pedagang Muslim pindah dan membuka toko di Korea.

Dinasti Joseon (1392-1910)

Selama Dinasti Joseon yang diperintah oleh Sejong Yang Agung , Muslim Korea dilarang melakukan ritual Islam dan mengenakan pakaian tradisional. Hal demikian mendukung apa yang menjadi norma di antara mayoritas orang Korea.
Dinasti Joseon hanya mempertahankan hubungan dengan Tiongkok dan Jepang, yang membuatnya terisoliasi dari seluruh dunia. Itulah mengapa dinasti ini kadang-kadang disebut sebagai "kerajaan pertapa". Pada tahun 1427, hubungan Korea dengan dunia Muslim terhenti.
ADVERTISEMENT

Memperkenalkan Islam kembali

Pada awal 1950, Korea Utara menyebabkan perang saudara selama tiga tahun. Oleh karena itu, PBB mengirimkan dukungannya melalui pasukan Turki yang tiba di Korea Selatan. Kendati demikian, prioritas pertama tentara Turki bukanlah mengenalkan orang Korea pada Islam, namun tak disangka komunitas Muslim pertama di Korea terbentuk.
Masyarakat Muslim berkembang dengan 200 anggota dalam tahun pertama. Pada 1960-an, keanggotaannya mencakup 3.000 Muslim Korea. Pada tahun 1967, Federasi Muslim Korea didirikan dan Masjid Pusat Korea dibuka di Itaewon, Seoul pada tahun 1976. Setahun setelah pembukaan, terdapat 15.000 penganut Islam di Korea, lalu melonjak menjadi 35.000.
Dengan terus bertambahnya penduduk Muslim di Korea, pendirian beberapa masjid kembali dilakukan. Korea memiliki lima masjid pada tahun 1990. Saat ini, ada sekitar 150.000 Muslim di Korea, 50.000 di antaranya merupakan penduduk asli yang lahir di Korea. Sedangkan 100.000 lainnya, merupakan pekerja imigran, pelajar, dan pengusaha dari Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT

Komunitas Muslim Korea modern

Terdapat banyak restoran dan toko bahan makanan halal di Korea saat ini. Area paling populer bagi orang asing Muslim di Seoul adalah Itaewon. Bahkan, ada jalan yang lebih sering dipadati oleh umat Islam dan turis yang sedang berwisata.
Tak hanya kuliner, terdapat pula lembaga pendidikan Islam, seperti Sekolah Dasar Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz, yang dibuka di Seoul pada tahun 2009. Sekolah ini menawarkan pendidikan Islami terbaik. Sekolah tersebut terbuka untuk Muslim Korea, Muslim asing, dan anak-anak Korea non-Muslim sebagai sarana pendidikan dan merupakan bagian dari primadona negeri gingseng tersebut.
Masjid Pusat Seoul. Foto: Youtube/FAVE KOREA TRAVEL