Sejarah Singkat Perkembangan Islam di Spanyol

Hijab Lifestyle
All about hijab.
Konten dari Pengguna
11 Mei 2021 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jembatan Romawi di Cordoba, Spanyol. Foto: Unsplash/@saadchdhry
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Romawi di Cordoba, Spanyol. Foto: Unsplash/@saadchdhry
ADVERTISEMENT
Agama Islam hadir di tanah Spanyol modern pada saat yang hampir sama dengan Zaman Kejayaan Islam. Kemunculan Islam di negeri tersebut tercatat dari tahun 709 hingga 1614, dimulai dengan pemerintahan Arab dan berakhir dengan pengusiran Moriscos dari Andalusia.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs Islamic History, kaum Muslim Spanyol memusatkan perhatian penuh pada al-Andalus (Andalusia) pasca serangan mereka ke Prancis dihalangi oleh Charles Martel. Umat Islam memerintah dengan bijaksana dan memperlakukan orang Kristen dan Yahudi dengan toleransi. Akibatnya, banyak dari mereka yang memutuskan untuk memeluk Islam.
Cordoba saat itu ditetapkan sebagai kota tercanggih di Eropa, karena sumbangsih yang berharga pada ilmu sains. Menurut catatan, terdapat 700 masjid, 60.000 kastil, 70 perpustakaan yang tersebar di seluruh kota yang memiliki populasi sekitar 500.000 jiwa.
Salah satu keajaiban yang dikenal dengan nama Madinat al-Zahra adalah kompleks mewah yang terbuat dari marmer, semen, gading, dan onyx. Madinat al-Zahra membutuhkan waktu 40 tahun untuk membangunnya dan menghabiskan hampir sepertiga dari pendapatan Cordoba.
ADVERTISEMENT
Namun, pada abad ke-11, peradaban Muslim Spanyol mulai goyah akibat serangan pasukan Kristen Alfonso VI yang merebut kembali Toledo. Para penguasa Islam gagal untuk mempersatukan kekuatan, akibatnya mereka meminta bantuan dari Almoravids, dinasti Berber Afrika Utara. Namun, Almoravids juga memiliki konflik internal dengan suku Berber lainnya, Almohad.
Interior masjid Andalusia. Foto: Unsplash/@eli29
Bangsa Muslim tidak menyerah begitu saja, karena menganggap bahwa al-Andalus adalah tanah mereka. Berbagai perlawanan silih berganti dilakukan. Kendati demikian, sedikit demi sedikit mereka harus mundur karena serangan dari Spanyol utara dan Spanyol tengah.
Singkat cerita, kota-kota Muslim seperti Toledo, Cordoba, dan Sevilla dikuasai oleh penguasa Kristen. Terakhir adalah Granada yang mulai goyah akibat terpecah menjadi dua fraksi. Di saat yang sama, dua penguasa Kristen yang kuat, Ferdinand dan Isabella, menikah dan menggabungkan kerajaan mereka. Alhasil, Granada jatuh sepuluh tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Setelah jatuhnya peradaban Muslim di Spanyol, banyak orang Islam yang tetap bertahan di sana karena dianggap masih aman untuk hidup bertoleransi. Namun, pada masa Inkuisisi, semua hak kaum Muslimin dicabut, sehingga membuat hidup mereka menjadi sulit. Mereka tak memiliki pilihan lain selain untuk pindah. Akhirnya, pada awal abad ke-17, sebagian besar Muslim diusir secara paksa.
Dalam beberapa dekade terakhir, imigrasi telah menghasilkan kebangkitan kembali keberadaan umat Islam di Spanyol. Pada zaman modern ini, setidaknya ada lebih dari satu juta Muslim tinggal di Spanyol. Sebagian besar dari mereka berasal dari negara Afrika Utara dan Asia, seperti Maroko, Suriah, Lebanon, Irak, Iran, hingga Bangladesh, India, dan Pakistan.
Selain itu, tercatat sekitar 20.000 hingga 50.000 orang memutuskan untuk menjadi mualaf di negara yang berbatasan dengan Portugis dan Prancis itu. Banyak dari mereka yang menetap di wilayah selatan Andalusia dan membuka pusat pembelajaran Muslim yang menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Salah satu sudut Kota Cordoba. Foto: Unsplash/@pueblovista