Konten dari Pengguna

Sekilas Soal Film Muhammad Al Fatih 1453

Hijab Lifestyle
All about hijab.
21 Oktober 2018 1:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penaklukan Konstantinopel pada 1453 mempunyai pengaruh luas hampir di seluruh dunia, termasuk di Nusantara yang saat itu belum mengenal istilah Indonesia, jatuhnya Konstantinopel membuat para pedagang Eropa kehilangan akses untuk menjual produknya.
ADVERTISEMENT
Hal itu menyebabkan Portugis dan Belanda menjadikan Nusantara sebagai wilayah koloni mereka, akibat lainnya adalah penandatangan Perjanjian Zaragoza dan Thordesillas yang membagi bumi menjadi dua bagian kekuasaan Portugis dan Spanyol.
Sekilas Soal Film Muhammad Al Fatih 1453
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Konstantinopel Sekarang, Istanbul | www.pexels.com by Burak K
Jatuhnya Konstantinopel tidak semudah menceritakan sejarahnya, umat Muslim harus menanti selama 825 tahun dari generasi ke generasi dimulai dari satu wilayah ke wilayah jatuh ke tangan umat Muslim dengan tujuan membuat “anak tangga” menuju penaklukan Konstantinopel.
Kota yang terletak di perbatasan dua benua tersebut bukanlah sebuah wilayah biasa, Napoleon Bonaparte bahkan sampai mengibaratkan jika dunia ini sebuah negara maka tempat yang paling layak sebagai ibukotanya adalah Konstantinopel, hal tersebut menunjukkan betaapa pentingnya wilayah itu di mata dunia.
ADVERTISEMENT
Adapun tulisan ini membahas hubungan terkait logika terdapat pada pemikiran tokoh berpengaruh di masanya, lalu silogisme yang muncul saat masalah kebenaran dan ketidakbenaran pada premis-premis di lingkungan istana yang sebenarnya tidak pernah muncul karena bagian dari strategi musuh mengadu domba lawan.
Oleh karena itu, ekspedisi yang dilakukan Sultan Mehmed II atau Sultan Muhammad Al Fatih bukanlah ekspedisi biasa terlihat dari peninggalan tanda-tanda visual dalam film yang menampilkan banyak fungsi sosial dan berbagai jenis pesan yang berbeda-beda dari pembuatanya dimaksudkan untuk memenangkan perang
Seiring kemenangan yang didapat tanda-tanda itu dapat didefinisikan secara sederhana sebagai tanda yang digunakan untuk menghasilkan hipotesis akan situasi yang bahkan belum pernah dialami manusia masa kini.
Sekilas Soal Film Muhammad Al Fatih 1453 (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Konstantinopel Sekarang, Istanbul | www.pexels.com by Arefin Shamsul
ADVERTISEMENT
Kebanyakan kaum nasionalis fanatik memandang pengepungan dan pembebasan Konstantinopel pada 1453 sebagai permasalahan yang terjadi antara Turki yang diwakili oleh Utsmani dan Byzantium yang diwakili Konstantinopel, padahal sesungguhnya Utsmani sendiri adalah perwakilan kaum Muslim begitu pula Byzantium adalah perwakilan dari dunia Kristen.
Byzantium terkenal dengan sejumlah strategi politik entah melalui diplomasi, pernikahan, atau melakukan beberapa kelicikan. Kota paling ramai di dunia pada masanya itu sempat dikepung oleh Sultan Murad II pada 1422, keenam sultan sebelumnya berhasil melemahkan Konstantinopel sehingga kejatuhannya tinggal menunggu waktu.
Kesultanan Utsmani (Empire of Ottoman) melakukan pengepungan juga dari Kairo-Mesir dan Baghdad-Irak untuk mengawasi dua tempat suci bagi umat Islam sementara pada 23 Maret 1432 lahir Mehmed II atau Sultan Muhammad Al-Fatih, sosok yang pertama ditampilkan dalam film melalui sebuah lukisan dan kelak melakukan penyerbuan berbuah kemenangan.
ADVERTISEMENT
Ia seringkali ikut serta dalam ekspedisi ayahnya guna mempelajari teknik-teknik perang sebelum ayahnya itu meninggalkan kekuasaan yang besar pada Mehmed II, usianya baru 19 tahun ketika itu sehingga tidak heran bila dunia Barat meremehkannya.
Namun, di balik itu semua Mehmed II adalah seorang yang dididik oleh ulama-ulama ahli di bidangnya, siapapun yang melihatnya akan terpaku pada kedua matanya yang tajam disertai kecerdikan akal, kecepatan gerak, dan keberanian yang akan diingat oleh kawan dan lawannya, kemampuan yang paling menonjol yakni kemampuannya dalam menentukan sikap dan emosinya, walaupun terkadang temperamental, ia merupakan seorang Muslim yang terinspirasi Muhammad SAW.
Referensi:
Arief Sidharta, B. 2012. Pengantar Logika. Bandung: PT Refika Aditama.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
ADVERTISEMENT
G. Soekadijo, R..1994. Logika Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
J. Surcher. Erik. 2003. Sejarah Modern Turki. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mundiri. 2003. LOGIKA. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ranjabar, Jacobus. 2014. Dasar-Dasar Logika. Bandung: Alfabeta.
Sommers, M. 1982. Logika. Bandung: Alumni.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Y. Siauw, Felix. 2013. Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta: Al Fatih Press.