Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tokoh-tokoh Filsafat Dunia
21 Oktober 2018 2:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yunani adalah negeri asal ilmu mantiq atau logika karena banyak penduduknya yang mendapat karunia otak cerdas. Negeri Yunani, terutama Athena diakui menjadi sumber berbagai ilmu.
ADVERTISEMENT
Socrates, Plato, Aristoteles, dan banyak yang lainnya adalah tokoh-tokoh ilmiah kelas dunia yang tidak ada ilmuwan nasional dan internasional tidak mengenalnya sampai sekarang dan akan datang, tetapi, khusus untuk logika atau ilmu mantiq Aristoteles-lah yang menjadi guru utamanya.
Foto: Menentukan Keputusan | www.pexels.com by Ivan Cujic
Akan tetapi, meski Aristoteles terkenal sebagai “Bapak Logika”, itu tidak berarti bahwa sebelum dia tidak ada logika. Segala orang ilmiah dan ahli filosofi sebelum Aristoteles menggunakan logika sebaik-baiknya.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa Aristoteleslah orang yang pertama kali meletakkan ilmu logika, yang sebelumnya memang tidak pernah ada ilmu tentang logika tersebut.
Maka tak heran jika ia dijuluki sebagai “Muallim Awwal” (Guru pertama). Bahkan Filosof Besar Immanuel Kant mengatakan 21 abad kemudian, bahwa sejak Aristoteles logika tidak maju selangkah pun dan tidak pula dapat mundur.
ADVERTISEMENT
Aristoteles (384 –322 SM.) berusaha mengalahkan mereka secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan logis yang brilian. Pernyataan itu ia peroleh melalui diskusi dengan murid-muridnya.
Foto: Memahami Teori | www.pexels.com by Steve Johnson
Karya Aristoteles itu sangat dikagumi pada masanya dan masa sesudahnya sehingga logika dipelajari di setiap perguruan. Plato (427-347 SM.), Murid Socrates hanya menambahnya sedikit. Immanuel Kant (1724-1804 M) pemikir terbesar bangsa Jerman menyatakan bahwa logika yang diciptakan Aristoteles itu tidak bisa ditambah lagi walau sedikit karena sudah cukup sempurna.
Logika formal merupakan hasil ciptaan Aristoteles yang dirintis oleh retorika kaum Shofis dan dialektika yang umum digunakan untuk menimbang-nimbang pada masa hidup Plato. Inti pokok logika Aristoteles ialah ajarannya mengenai penalaran dan pembuktian.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-7 Masehi berkembanglah agama Islam di jazirah Arab dan pada abad ke-8, agama ini telah dipeluk secara meluas ke Barat sampai perbatasan Perancis sampai Thian Shan. Di zaman kekuasaan Khalifah Abbasiyyah banyak karya ilmiah Yunani dan lainya diterjemahkan ke dalam bahasa sehingga dalam sejarah Islam ada yang disebut dengan Abad Terjemahan. Logika karya Aristoteles pun diterjemahkan dan diberi nama Ilmu Mantiq.
Di antara ulama dan cendikiawan muslim yang terkenal mendalami, menerjemah dan mengarang di bidang ilmu Mantiq adalah Abdullah bin Muqaffa’, ya’kub Ishaq Al-Kindi, Abu Nasr Al-farabi, Ibnu Sina, Abu Hamid Al-Gahzali, Ibnu Rusyd, Al-Qurthubi dan banyak lagi yang lain.
Al-Farabi, pada zaman kebangkitan Eropa dari abad gelapnya malah dijuluki dengan Guru Kedua Logika.
ADVERTISEMENT
Menyusul zaman kemunduran dibidang mantiq atau logika dianggap terlalu memuja akal. Di antara ulama-ulama besar Islam seperti Muhyiddin An-Nawawi, Ibnu Shalah, Taqiyuddin ibnu Taimiyah, Syadzuddin at-Taftsajani malah mengharamkan mempelajari ilmu mantiq.
Namun, komunitas ulama dan cendikiawan Muslim membolehkan bahkan menganjurkan untuk mempelajarinya sebagai penyempurna dalam menginterpretasikan hadits dan al-Qur’an.
Referensi
Mundiri. 2003. Logika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Poespoprodjo, W. dan EK. T. Gilarso. 1999. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika.
Sing Mehra, Partap dan Jazir Burhan. 1968. Pengantar Logika Tradisionil. Bandung: Binatjipta.
Surajiyo, dkk. 2006. Dasar-Dasar Logika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sommers, M. 1982. Logika. Bandung: Alumni.