Rupiah Menguat, Apa Dampaknya Bagi Laporan Keuangan Perusahaan

pexels.com

Setelah sempat menyentuh ambang Rp 17.000, nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) kini mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Pada Senin pagi (14/4/2025), Dolar AS tercatat melemah ke level Rp 16.783, turun 0,07% dari posisi sebelumnya. Pergerakan ini menimbulkan beragam dampak, tidak hanya untuk ekonomi makro, tetapi juga bagi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan dan strategi akuntansi mereka.

Fluktuasi Kurs dan Laporan Keuangan

Dalam dunia akuntansi, fluktuasi kurs memiliki pengaruh signifikan, khususnya bagi perusahaan yang memiliki transaksi internasional atau eksposur dalam mata uang asing. Beberapa pos dalam laporan keuangan yang paling terpengaruh meliputi:

Piutang dan utang dalam mata uang asing: Selisih kurs bisa menambah atau mengurangi nilai yang diakui dalam laporan posisi keuangan.

Pendapatan ekspor atau beban impor: Perubahan nilai tukar memengaruhi margin keuntungan.

Translasi laporan keuangan entitas anak luar negeri: Mengubah nilai laporan ke dalam mata uang fungsional perusahaan induk dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian kurs yang dilaporkan di komponen ekuitas.

Bagaimana Perusahaan Menyikapinya?

1. Manajemen Risiko Valas: Banyak perusahaan besar menggunakan kontrak lindung nilai (hedging) seperti forward atau swap untuk mengantisipasi volatilitas kurs.

2. Revisi Anggaran: Perusahaan perlu menyesuaikan proyeksi pendapatan dan beban berdasarkan asumsi kurs terbaru.

3. Pengungkapan yang Transparan: PSAK 10 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) mengatur perlakuan atas transaksi mata uang asing, yang menuntut pengungkapan yang jujur atas dampak fluktuasi kurs.