Hubungan AS-China Diperkirakan Tetap Memanas

Hikmahanto Juwana
Guru Besar Hukum Internasional UI
Konten dari Pengguna
22 Januari 2021 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hikmahanto Juwana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. Foto: Reuters/Damir Sagolj
ADVERTISEMENT
Pergantian kepemimpinan di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh China. Jubir Kementerian Luar Negeri China mengungkap optimisme ini dengan mengatakan, "malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat."
ADVERTISEMENT
Namun optimisme China tersebut bisa jadi tidak terwujud. Hubungan AS-China akan tetap memanas di era Joe Biden. Ada tiga alasan utama. Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden perwakilan dari Taiwan diundang hadir.
Padahal pemerintah China berupaya agar dunia hanya mengakui satu China yaitu People's Republic of China.
Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya.
Undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri inaugurasi Joe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap China.
Kedua, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS namun para birokrat AS tetap menjabat. Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap China pada masa Trump akan tetap dilanjutkan di masa Biden.
ADVERTISEMENT
Terakhir, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-China daripada kemesraan kedua negara.
Hanya saja dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik, rivalitas ini akan lebih lunak (soft) sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat.
Hikmahanto Juwana
Guru Besar Hukum Internasional
Rektor Universitas Jenderal A. Yani