Konten dari Pengguna

Momen Beribadah Haji Pascapandemi

Hilda Asiah
Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 Juli 2023 16:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilda Asiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran ibadah haji pasca pandemi (sumber: doc.pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran ibadah haji pasca pandemi (sumber: doc.pribadi)
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 berdampak pada banyaknya aktivitas manusia yang tertunda. Salah satunya yaitu kegiatan ibadah haji. Banyak calon jemaah haji yang keberangkatannya dibatalkan oleh pemerintah karena alasan keamanan dan keselamatan untuk mengurangi penyebaran virus covid-19.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu, setelah kurang lebih 2 tahun, masa pandemi dinyatakan telah usai. Kini manusia sudah kembali beraktivitas seperti sedia kala. Begitu juga harapan dan kerinduan para calon Jemaah haji untuk beribadah dapat terwujud. Terlebih lagi dengan pengumuman pemerintah Arab Saudi yang akan membuka pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 secara normal.
Beribadah pascapandemi ini membuat seluruh calon jemaah di Indonesia sangat antusias dan ingin menjalankan ibadah tahun ini dengan penuh semangat untuk menyempurnakan agamanya. Apalagi kini ada penambahan regulasi kuota haji dari pemerintah tanpa terkecuali batasan usia.
Sehingga pelayanan yang ditetapkan berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu dengan sistem haji berkeadilan & ramah lansia, selain itu pemberitahuan dari para petugas penyelenggara ibadah haji yang mencakup sistem pelayanan catering makanan berbasis khas nusantara dalam 3 kali sehari.
ADVERTISEMENT
Dari pemberitahuan oleh kementerian agama dengan kesepakatan nya bersama Menteri haji Saudi, dinyatakan bahwa Indonesia mendapatkan kuota tambahan sehingga bisa dibilang kuota 100% atau kuota normal yang menjadi sebesar 221.000 Jemaah, yang terdiri dari 203.320 Jemaah haji reguler dan 17.680 Jemaah haji khusus serta untuk para petugas yang mendapatkan 4.200 kuota. (Kemenag, 2023)
Kementerian agama juga menyatakan kesepakatan bahwa tidak ada pembatasan usia, yang berarti untuk usia 65 tahun ke atas masih terdapat peluang untuk berangkat menunaikan ibadah haji tahun 2023 ini, hal ini juga ditegaskan dalam pembicaraan dengan dirjen PHU yang menyatakan kurang lebih 62.000 Jemaah haji yang sudah terdaftar dengan usia 65 tahun keatas pada tahun 2023. (Yt: Kemenag, 2023).
ADVERTISEMENT
Tentunya hal ini membuat para Jemaah terasa semangat dan antusias dalam rangka melakukan ibadah haji setelah sekian purnama. Dengan perasaan rasa syukur yang dirasakan oleh para calon Jemaah haji atas kesempatan untuk dapat melaksanakan ibadah haji yang akan datang dengan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Kegembiraan yang hadir pada Jemaah membuat para Jemaah lebih giat untuk mulai menjaga kesehatan fisik dan mental, seperti dalam persiapan manasik haji di berbagai daerah, yang tidak kenal lelah untuk kesiapan jasmani maupun Rohani nya terhadap ibadah besar tersebut.
Perbedaan pasca pandemi yang terasa dalam suasana ibadah haji ini adalah bagaimana kualitas dalam pelayanan yang diberikan oleh para petugas penyelenggara ibadah haji. Dalam penegasan pernyataan yang diberikan oleh Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) bahwa pemerintah menyiapkan layanan yang dinamakan dengan “Haji berkeadilan dan ramah lansia”, yang mana dalam pernyataannya tidak ada ketergantungan terhadap pembatasan usia pada ibadah haji tahun ini. Oleh karena itu, pemerintah mengarahkan persiapannya kepada seluruh petugas atas sistem layanan ini.
ADVERTISEMENT
Persiapan ini mencakup penuh dengan layanan kewajiban yang ramah dan adil kepada seluruh Jemaah terutama lansia, para petugas juga disiapkan sesuai standarisasi pelayanan khusus Jemaah lansia dengan keterkaitan wawasan pelatihan dalam kolaborasi nya bersama Center of Aging Learning Studies yaitu pusat studi tentang lansia. Dalam hal ini, dapat dipastikan para petugas akan melewati kualifikasi pemilihan yang khusus dan pada saat terpilih nantinya para petugas sudah dapat mengetahui bagaimana sosok atau karakteristik lansia sekaligus termasuk penanganan jika mengalami gejala penyakit tahap awal. Petugas sendiri sudah didedikasikan untuk mempunyai jiwa yang semangat, antusias, bertenaga atau energik, serta gaya berbicara kepada orang tua dengan menggunakan bahasa yang baik atau lembut untuk memuliakan mereka.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari konfigurasi Jemaah, sebanyak kurang lebih 66 ribu Jemaah atau sekitar 30% nya ialah jemaah lansia. Dalam hal itu, para petugas haji menerapkan 4 Pasti. Pertama memastikan para Jemaah lansia mendapatkan pendamping, baik di kamar maupun di luar kamar hotel. Kedua, memastikan bahwa Jemaah lansia mendapatkan asupan gizi dari makanan serta minuman yang cukup.
Ketiga, yaitu memastikan Jemaah lansia mengonsumsi obat pribadinya secara teratur sesuai dosis dan tepat waktu, dan yang keempat yaitu memastikan Jemaah lansia dapat beristirahat dengan cukup baik. Para petugas diharapkan untuk menjaga kondusifitas lingkungan kamar agar dapat beristirahat dengan nyaman, serta diharapkan untuk Jemaah yang lebih muda dan sehat agar saling menjaga dan lebih peduli terhadap Jemaah lansia, dan tidak sungkan untuk menghubungi petugas jika terdapat masalah.
ADVERTISEMENT
Kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan juga mendapat kepuasan bagi Jemaah dari Kementerian Agama (kemenag), berdasarkan hasil survei dari Tim Pengawasan Inspektorat Jenderal (itjen) kemenag RI, bahwa hasil dari pengawasan tersebut terdapat enam aspek, yaitu dari segi kelayakan pelayanan para petugas, ibadah, akomodasi, konsumsi, transportasi dan lainnya, berjalan sesuai dengan target SOP yang telah ditetapkan.
Penyelenggaran ibadah haji terus memfokuskan agar ibadah tetap berjalan dengan efektif yang ditandai dengan kepuasan para Jemaah terutama pada bagian akomodasi sampai saat ini tidak terdapat keluhan masalah. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga memberikan pelayanan catering yang disajikan dengan citarasa nusantara secara teratur dalam 3 kali sehari, hal ini dikarenakan PPIH melarang para Jemaah untuk masak di hotel agar tetap memadai peraturan yang ada, dan bertujuan untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil survei saya sendiri terhadap pengawasan para Jemaah, bahwa memang benar makanan yang disajikan secara teratur dengan 3 kali sehari ini berupa makanan khas nusantara, seperti perkataan salah satu Jemaah yaitu “makanan nya diberikan 3 kali sehari dengan menu khas Indonesia sehingga mudah dinikmati”, melihat hal itu, justru sudah dipastikan dari segi makanan para Jemaah merasa puas akan makanan yang disajikan. Berikut paparan akan makanan yang disajikan dengan 3 kali sehari khas nusantara bagi Jemaah haji ini.
makanan yang disajikan untuk jemaah di pagi hari dengan khas nusantara (sumber: doc.pribadi)
makanan yang disajikan untuk jemaah di siang hari dengan khas nusantara (sumber: doc.pribadi)
makanan yang disajikan untuk jemaah di malam hari dengan khas nusantara (sumber: doc.pribadi)