Kendala Penelitian Tindakan Kelas dalam Pandemi yang Tak Kunjung Tuntas

Hilda Oktri Yeni
Nama Hilda Oktri Yeni, Dosen universitas karimun, bidang olahraga, aktif dalam kegiatan olahraga,hobi travelling dan olahraga.universitaskarimun.ac.id
Konten dari Pengguna
7 Juli 2021 14:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilda Oktri Yeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Pembelajaran tatap muka di Universitas Karimun sebelum covid-19. Foto: Dokumen sendiri.
zoom-in-whitePerbesar
Proses Pembelajaran tatap muka di Universitas Karimun sebelum covid-19. Foto: Dokumen sendiri.
ADVERTISEMENT
Metode penelitian dilakukan secara ilmiah dan sistematik dengan kaidah yang benar. Tahapan dimulai dari prosedur, kegiatan, dan aturan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti mulai dari dosen, guru, maupun mahasiswa. Penelitian bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan. Penelitian dapat mencari kebenaran suatu fenomena masalah yang dapat dipecahkan tergantung permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut diangkat dan dicari solusinya sesuai dengan metodologi penelitian yang digunakan. Jika metodologi salah maka prosedur akan tidak sesuai sehingga teknis pelaksanaan pun salah.
ADVERTISEMENT
Penelitian bukan hanya untuk menemukan masalah atau mencari fakta, tapi juga menyelidiki masalah sampai ke akar-akarnya serta mendapat jawaban yang benar, sistematis, empiris, dan terkendali. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penelitian adalah kegiatan taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Upaya yang kita lakukan sebagai peneliti adalah mencari fenomena suatu fakta, teori baru dan hipotesis serta kebenaran dengan menggunakan prosedur penelitian yang benar.
Untuk menghindari permasalahan dalam pembelajaran maka pendidik seperti dosen dan guru berupaya meningkatkan hasil pembelajaran. Mereka mencoba metode pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Salah satu penelitian berkaitan dengan hal tersebut yaitu Penelitian Tindakan Kelas.
ADVERTISEMENT
Penelitian Tindakan Kelas disebut juga Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini bukan hanya dilakukan oleh dosen dan guru, namun juga oleh kepala sekolah dan pengawas. Penelitian Tindakan Kelas bersifat komprehensif untuk perbaikan kinerja, dan lain-lain. Penelitian ini dapat mengantisipasi tindakan tidak terduga yang dapat muncul dalam kegiatan pembelajaran.
Teknisnya, dapat dilakukan secara langsung kepada siswa yang sedang belajar. Guru menerapkannya kepada siswa untuk menentukan aktivitas pembelajaran yang sesuai.
Metode penelitian tindakan kelas memiliki tiga tahap, yaitu (1) Menyusun rencana tindakan (Planning), (2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), (3) Pengamatan (Observasi), dan (4) Refleksi (Reflecting).
Untuk kondisi sekarang, penelitian tindakan kelas tidak bisa dilakukan oleh guru maupun dosen, disebabkan faktor pandemi COVID-19. Sebagian besar aktivitas pembelajaran terhambat untuk antisipasi penyebaran virus COVID-19. Seperti pada surat edaran No.4 Menteri Pendidikan tahun 2020 yang menyatakan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus mematuhi jaga jarak dan disampaikan dari rumah masing-masing. Dengan begitu, proses pembelajaran di masa pandemi COVID-19 dilaksanakan secara daring.
ADVERTISEMENT
Lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan baik bagi peserta didik dan tenaga pendidik. Pembelajaran daring menggunakan teknologi berbasis internet dengan memanfaatkan berbagai platform digital. Beberapa metode pembelajaran daring yaitu: project based learning, metode daring, metode luring, home visit method, integrated curriculum, blended learning serta pembelajaran melalui radio.
Pembelajaran tetap dijalankan walaupun sangat berbeda dengan pembelajaran regular seperti biasanya yang dilakukan tatap muka. Perbedaan model pembelajaran ini pun turut mempengaruhi performa belajar siswa. Salah satunya penilaian hasil belajar. Ruang lingkup penilaian hasil belajar mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), serta pengetahuan dan keterampilan. Lebih detail, penilaian tersebut ada pada peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 sebagai pedoman penilaian hasil belajar siswa oleh pendidik.
ADVERTISEMENT
Akibat pandemi Covid-19, para pendidik tidak bisa melakukan penilaian secara optimal seperti saat pembelajaran tatap muka. Namun, pembelajaran daring tetap ada sisi baiknya. Sekarang proses pembelajaran bisa dilaksanakan di mana saja, Guru juga bisa menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran. Kendalanya hanya bagi siswa yang jauh dari jangkauan jaringan internet. Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah melalui Kementerian Pendidikan mesti membuat kurikulum darurat sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung.
Penelitian Tindakan Kelas pun sulit dilaksanakan di masa pandemi ini. Penelitian Tindakan Kelas biasanya dilakukan ketika pembelajaran tatap muka berlangsung. Komponen yang dinilai dan dilihat seperti hasil ulangan harian atau nilai ujian tengah semester. Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas berkolaborasi dengan elemen lain yang bertugas mengawasi dan mengamati proses tindakan yang dilakukan peneliti. Sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi yang sudah dipersiapkan sebelum melakukan tindakan. Apabila dengan metode yang sudah direncanakan guru namun hasil pembelajaran tidak memberikan peningkatan, maka guru wajib merenovasi kembali sampai ke tahap siklus ke-3. Sehingga guru dapat melihat berapa persen peningkatan siswa sesuai dengan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi saat ini, memang sulit untuk menerapkan metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Proses pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring sangat berbeda. Mulai dari pengajaran hingga pelaksanaannya berbeda. Misal ketika guru memberi tugas terkadang siswa juga dibantu oleh orang tuanya. Tidak semua aktivitas pembelajaran siswa dilakukan sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu faktor kesulitan guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Penulis: Hilda Oktri Yeni
Dosen Universitas Karimun