Konten dari Pengguna

Dendam Bisnis Berujung Santet

Hilda P
Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Freelance Writer.
30 September 2022 11:35 WIB
comment
145
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilda P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Toko Grosir Kelontong oleh: Hilda P
zoom-in-whitePerbesar
Foto Toko Grosir Kelontong oleh: Hilda P
ADVERTISEMENT
Kejadian ini sebenarnya sudah lama sekali, dua belas tahun yang lalu. Saat itu saya memiliki usaha grosir kelontong yang cukup besar dan memiliki 3 karyawan. Awalnya bisnis grosir sembako saya berjalan sangat lancar dan memiliki banyak pelanggan setia. Sebagai pemula yang baru belajar bisnis setiap hari omzet yang saya dapatkan melebihi ekspektasi saya. Tentu saja saya senang, dan sangat percaya pada semua karyawan yang telah membantu kesuksesan bisnis saya.
ADVERTISEMENT
Namun, itu hanya berlangsung sebentar. Di penghujung tahun pertama memulai bisnis, hal-hal aneh mulai terjadi. Beberapa pelanggan mengeluh barang yang dikirim selalu kurang, beberapa penjual produk mengeluh pembayaran selalu terlambat, dan yang paling parah uang penjualan setiap hari selalu tidak sesuai jumlahnya dan ada yang kurang.
Awalnya saya tidak curiga dengan ketiga karyawan saya yang kebetulan adalah suami istri dan saudara lelakinya, tetapi semua bukti menunjuk pada mereka yang hidupnya telah berubah sejak bekerja dengan saya. Membangun rumah di kampung, beli sebidang sawah, beli beberapa ekor sapi, bahkan beli motor terbaru. Padahal, jika dihitung gajinya, akan sulit membeli semuanya sekaligus.
Foto Toko Grosir Kelontong oleh: Hilda P
Ditambah lagi saya menemukan beberapa jimat di tempat usaha saya seperti tulisan arab yang dibungkus kain, keris kecil dan bahkan segenggam tanah yang dibungkus plastik. Kecurigaan saya tumbuh ketika mereka marah saat saya membuang semua jimat yang ada di toko kelontong saya. Ternyata sejak awal karyawan saya bermaksud mengendarai bisnis saya untuk memperkaya diri mereka sendiri dan akhirnya mengambil kendali grosir saya untuk kepemilikan penuh mereka. Mereka bahkan tidak menerima ketika saya pecat, sebaliknya mereka mengancam saya dengan santet yang akan menghancurkan hidup saya dan keluarga saya.
ADVERTISEMENT
Saya pikir itu hanya omong kosong, sampai suatu hari luka kecil seperti luka bakar terkena rokok muncul banyak di daerah dada dan perut saya. Saya sudah ke dokter berkali-kali dan tidak sembuh-sembuh, bahkan diagnosisnya selalu berbeda. Saya masih mengira itu hanya penyakit medis, tetapi keanehan lain datang di malam hari. Bau dupa setiap tengah malam di sekitar rumah, ular hitam di dalam rumah, hingga bayangan wajah wanita berbentuk ular sering muncul dalam mimpi setiap malam.
Hal ini berlangsung selama beberapa tahun, sampai akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada seorang ulama. Saya disarankan untuk membaca beberapa ayat Al-Quran dan bahkan dirukiyah untuk membersihkan santet yang dikirimkan kepada saya. Setelah beberapa tahun, sisa santet terkadang masih suka hadir, namun frekuensinya tidak separah sebelumnya. Saya memiliki prinsip bahwa biarkan orang menjahati saya dan tidak perlu membalas dendam, karena pada akhirnya, hanya Tuhan tempat saya memohon perlindungan. Sebaik apapun kita, akan selalu ada orang yang tidak menyukainya. Namun, tetap lakukan perbuatan baik. Santet adalah perbuatan syirik, dan pelakunya tidak akan pernah tenang di dunia dan di akhirat.
ADVERTISEMENT