Konten dari Pengguna

Tumbal Pesugihan Toko Roti

Hilda P
Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Freelance Writer.
10 Oktober 2022 10:23 WIB
comment
133
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilda P tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Oleh: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto Oleh: Unsplash
ADVERTISEMENT
Bertahun-tahun yang lalu ketika saya tinggal di sebuah kota kecil, ada toko roti yang laris manis. Toko ini hanya menjual makanan ringan, roti, dan beberapa bahan kue. Ada juga toko serupa di dekatnya, tetapi hanya toko ini yang laris manis sehingga pembeli bisa mengantri berjam-jam. Sebut saja namanya toko Merapi.
ADVERTISEMENT
Saya juga sering belanja di toko Merapi ini, karena selain kuenya enak, harganya juga lebih murah dari toko lain. Sebenarnya roti dan kue yang dijual di toko ini sama dengan toko-toko lain di sekitarnya, karena memang roti dan kue ini adalah barang dagangan titipan. Selisih harganya juga tidak terlalu besar, hanya 500 atau 1000 rupiah lebih murah.
Awalnya, toko Merapi tidak sebesar itu dan karyawannya tidak lebih dari 5 orang. Namun dalam setahun, toko ini menjadi besar. Bahkan pada tahun kedua membangun ruko menjadi tiga tingkat dan memiliki lebih dari 20 karyawan yang bekerja. 100% karyawan yang bekerja di sini berasal dari Jawa Tengah, dan mungkin dari daerah yang sama. Padahal, toko ini terletak di sebuah kota kecil di kawasan Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Warga tidak begitu peduli dengan pesatnya perkembangan toko Merapi ini, setiap hari tidak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga sore hari. Desas-desus muncul ketika beberapa bulan kemudian seorang karyawan toko ini suka tiba-tiba ada yang meninggal mendadak. Kadang 1 kemudian setelah beberapa bulan ada 1 lagi yang meninggal, padahal jika dilihat secara fisik semua pegawainya masih sangat muda dan sehat. Hal ini berlangsung selama berbulan-bulan, sehingga ada desas-desus bahwa toko Merapi melakukan pesugihan agar dagangannya laku.
Dokter mendiagnosis rata-rata penyebab kematian karyawan toko Merapi adalah sakit. Namun, ada juga kecelakaan yang jatuh dari ketinggian karena terpeleset. Semua penyebab ini secara logis dan nalar mungkin saja terjadi.
Seluruh karyawan toko berdiam dalam mess yang disediakan oleh pemilik toko, karena 100% dari mereka berasal dari luar daerah dan tidak ada satupun karyawan yang merupakan penduduk lokal. Suatu hari salah satu karyawan bercerita bahwa hal-hal aneh sering terjadi di mess. Misalnya tiba-tiba tercium aroma tengik dan anyir, suara seperti perempuan merintih kesakitan, bahkan makhluk tinggi berbulu yang sesekali menampakkan wujudnya.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, rumor tentang toko Merapi ini menghilang. Saya juga pindah ke kota lain. Menurut seorang teman yang masih tinggal di kota itu, toko Merapi tutup 5 tahun yang lalu karena kebakaran yang memakan banyak korban jiwa karyawannya. Bahkan bangunan ruko juga menjadi puing-puing. Pemilik toko telah meninggal setahun sebelum kebakaran.
Saya tidak tahu apakah toko Merapi melakukan pesugihan untuk penjualnya atau tidak, tapi cerita toko Merapi ini sudah menjadi perbincangan di seluruh kota kecil tempat saya tinggal dulu. Manusia melakukan pesugihan agar usahanya laris dan berkembang memang banyak, namun yang namanya bersekutu dengan setan pasti akan ada timbal baliknya yang biasa disebut tumbal. Semoga kita dijauhkan dari perbuatan penyembahan berhala seperti ini.
ADVERTISEMENT