Konten dari Pengguna

Ekonomi Makro di Era Digital: Perubahan Struktur Ekonomi Makro

Hildha Febriana
Mahasiswi Universitas Pamulang
21 Oktober 2024 16:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hildha Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ekonomi Makro di era digital

Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Era digital telah membawa perubahan besar pada struktur ekonomi makro di Indonesia. Transformasi ini tidak hanya mempengaruhi cara bisnis berjalan, tetapi juga mengubah pola konsumsi masyarakat, distribusi tenaga kerja, dan interaksi antara berbagai sektor ekonomi. Menurut Setiawan, dkk (2020), teknologi digital menjadi salah satu pendorong utama dalam memodernisasi ekonomi, yang membantu meningkatkan efisiensi dan menciptakan peluang baru untuk inovasi dan pertumbuhan bisnis.
ADVERTISEMENT
Digitalisasi di Indonesia telah mempercepat pergeseran dari ekonomi yang lebih berfokus pada manufaktur, ke ekonomi yang lebih berorientasi pada jasa. Sektor-sektor seperti e-commerce, fintech, dan teknologi informasi semakin berkembang pesat. Namun, meskipun ada banyak peluang yang ditawarkan oleh era digital, juga ada tantangan besar yang harus dihadapi, seperti meningkatnya resiko ketidaksetaraan ekonomi dan kebutuhan untuk mengubah regulasi agar sesuai dengan perubahan yang cepat. Probowo. T (2023) mengemukakan bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung adopsi teknologi digital. Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital, kita perlu memahami bagaimana perubahan ini mempengaruhi struktur ekonomi makro dan dampaknya bagi masyarakat, pemerintah, dan bisnis ke depan.
Berikut adalah beberapa aspek utama dari perubahan struktur ekonomi makro yang terjadi di era digital:
ADVERTISEMENT
1. Pergeseran dari Manufaktur ke Sektor Jasa
Pergeseran dari sektor manufaktur ke sektor jasa merupakan fenomena yang semakin nyata dalam struktur ekonomi makro, terutama di era digital ini. Transformasi ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan terhadap layanan digital dan inovasi digital yang mendukungnya. Akibat pergeseran ini, banyak tenaga kerja berpindah dari sektor tradisional seperti pertanian dan manufaktur ke sektor jasa. Pekerja yang sebelumnya berada di pabrik atau bertani kini beralih ke pekerjaan yang lebih berorientasi pada layanan dan teknologi. Meskipun perubahan ini membuka peluang baru, tidak semua pekerja bisa dengan mudah beradaptasi dengan situasi yang baru ini. Bagi mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan teknologi baru, resiko pengangguran akan meningkat. Keterbatasan dalam keterampilan digital dapat mengakibatkan kesulitan dalam mencari pekerjaan baru yang relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
2. Perubahan Pola Konsumsi
Perubahan pola konsumsi akibat digitalasasi tidak hanya berdampak pada individu dan perusahaan, tetapi juga memiliki implikasi luas bagi ekonomi makro. Digitalisasi telah mengubah cara masyarakat berbelanja dan menggunakan layanan, dengan aksesibilitas dan kenyamana sebagai prioritas utama. Banyak orang kini memilih layanan online, seperti belanja daring dan aplikasi transaportasi. Untuk tetap bersaing, perusahaan harus beradaptasi melalui inovasi dalam pemasaran, efesiensi operasional, dan peningkatan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang berhasil melakukan transportasi digital dapat mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, digitalisasi mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dalam produk dan model bisnis. Negara yang menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi akan lebih mampu menarik investasi asing dan memperkuat daya saing di pasar global. Oleh karena itu, penting bagi pemangku kebijakan untuk menciptakan regulasi dan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan sektor digital, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari trasformasi ekonomi ini.
ADVERTISEMENT
3. Perdagangan Internasional dan Globalisasi
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam perdagangan internasional dengan mengurangi hambatan geografis dan meningkatkan akses ke pasar global. Platform digital memungkinkan perusahaan kecil dan menengah untuk menjangkau konsumen di seluruh dunia, yang sebelumnya sulit dicapai. Dalam konteks ekonomi makro, peningkatan akses ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja.
Namun, di balik peluang tersebut, terdapat tantangan baru berupa persaingan yang semakin ketat. Perusahaan lokal harus beradaptasi dan bersaing dengan pemain global yang lebih besar dan lebih berpengalaman, yang sering kali memiliki sumber daya dan jaringan distribusi yang lebih kuat. Persaingan ini dapat mendorong efisiensi dan inovasi di tingkat lokal, namun juga bisa berisiko bagi perusahaan yang tidak mampu beradaptasi, sehingga mempengaruhi stabilitas ekonomi makro.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, keberhasilan perusahaan lokal dalam berkompetisi di pasar global tidak hanya berdampak pada kinerja individu mereka, tetapi juga memiliki implikasi lebih luas bagi perekonomian suatu negara. Negara yang dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sektor digital dan meningkatkan daya saing perusahaan lokal akan lebih mampu menarik investasi asing dan memperkuat posisi mereka di pasar global. Oleh karena itu, penting bagi pemangku kebijakan untuk merumuskan regulasi dan kebijakan yang mendukung inovasi dan pengembangan kapasitas perusahaan lokal, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari transformasi ekonomi yang dihasilkan oleh globalisasi digital.