Konten dari Pengguna

Sisi Lain Tas Spunbond sebagai Inovasi Mengurangi Sampah Plastik

HILMI GEBYAR FADILAH
Mahasiswa Program Studi Tadris Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Juni 2022 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HILMI GEBYAR FADILAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tas berbahan Spunbond. Sumber : pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Tas berbahan Spunbond. Sumber : pixabay
ADVERTISEMENT
Sampah menjadi topik yang terus menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia. Umumnya, sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah seperti sisa buah-buahan, sayur-sayuran, nasi dan sebagainya. Sementara sampah anorganik adalah sampah yang sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme tanah seperti plastik, logam, kaca, kaleng dan sebagainya. Berdasarkan jenis sampah yang telah diuraikan tersebut, sampah anorganik akan menimbulkan permasalahan bagi ekosistem lingkungan baik di darat maupun di perairan.
ADVERTISEMENT
Menurut data survei tahun 2021 menyebutkan sampah plastik di Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Permasalahan sampah plastik tidak berhenti dengan mendaur ulang sampah tersebut. Nyatanya yang terjadi di lapangan, hanya 10% yang didaur ulang.
Penanggulangan sampah plastik, tidak hanya tentang mendaur ulang, mengurangi sampah plastik juga dapat diatasi dengan 3R, yaitu Reuse, Reduce, Recycle. Belum lama ini, untuk meminimalkan penggunaan plastik di kalangan masyarakat Indonesia, tas berbahan spunbond digunakan sebagai wadah untuk menaruh barang pengganti plastik.
Tas spunbond dibuat dari bahan kain spunbond yang sifatnya ramah lingkungan karena bahan ini dapat didaur ulang. Bahan spunbond dinilai ampuh untuk mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah untuk menaruh barang dikala penggunaan plastik dibatasi.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahan kain spunbond di Indonesia sudah dimulai melalui penerapan di setiap mini market. Dengan adanya bahan spunbond yang ramah lingkungan, sampah plastik dapat dikurangi. Namun, penggunaan tas berbahan spunbond memiliki beberapa dampak negatif yang secara tidak sadar diterima kalangan masyarakat.
Bahan spunbond berkemungkinan menciptakan masalah baru untuk lingkungan. Jika terus-menerus diproduksi, maka bukan tidak mungkin, bahan yang dinilai sebagai pengganti plastik itu dapat mengotori lingkungan juga.
Permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah masyarakat Indonesia sering kali lupa atau belum terbiasa menggunakan bahan spunbond untuk menjadi pengganti plastik sebagai wadah untuk menaruh barang bawaan.
Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah untuk menggalakkan penggunaan bahan spunbond juga menyebabkan masyarakat kurang mendapat perhatian lebih untuk bisa menyadari esensi dari penggunaan bahan spunbond. Sehingga masih terdapat pula masyarakat yang tidak memedulikan lingkungan terkait penggunaan plastik.
ADVERTISEMENT
Tas spunbond tetap menjadi pilihan terbaik di saat penggunaan plastik sebagai wadah dinilai susah diolah dan perlu jutaan tahun untuk bisa diurai. Jika penggunaan plastik terus dilanjutkan, maka sudah dipastikan lingkungan bumi akan kotor dan dipenuhi sampah plastik.
Penggunaan tas spunbond masih bisa dimaksimalkan dengan baik dalam artian masyarakat harus selalu menggunakannya sehingga dengan begitu produsen tidak perlu memproduksi tas berbahan spunbond terus menerus jika sudah mencukupi. Satu hal kecil yang diterapkan dalam diri sendiri jika terus diterapkan dalam jangka panjang, maka akan berefek untuk masa depan yang lebih baik.