Konten dari Pengguna

Psychobabble dalam Komentar Media Sosial: Apa Dampaknya pada Pengguna?

Hilmy Azkiya Malik
Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Desember 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hilmy Azkiya Malik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://img.freepik.com/free-vector/social-media-star-abstract-concept-vector-illustration-influencer-social-media-reach-engagement-celebrity-account-monetization-personal-blog-star-content-creation-abstract-metaphor_335657-1719.jpg?ga=GA1.1.220395117.1722777922
zoom-in-whitePerbesar
https://img.freepik.com/free-vector/social-media-star-abstract-concept-vector-illustration-influencer-social-media-reach-engagement-celebrity-account-monetization-personal-blog-star-content-creation-abstract-metaphor_335657-1719.jpg?ga=GA1.1.220395117.1722777922
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, media sosial telah bertransformasi menjadi platform utama untuk berbagi informasi, pendapat, dan pengalaman. Namun, di balik interaksi yang terlihat sederhana, muncul fenomena yang semakin mencolok: psychobabble.
ADVERTISEMENT
Istilah ini menggambarkan penggunaan istilah psikologi yang sering kali tidak akurat atau berlebihan dalam komentar dan diskusi online. Mari kita eksplorasi dampak dari psychobabble ini terhadap pengguna media sosial.
Apa Itu Psychobabble?
Psychobabble merujuk pada penggunaan istilah psikologis secara sembarangan tanpa pemahaman yang mendalam. Contohnya, seseorang bisa saja menyebut orang lain "toxic" atau "stress" tanpa memahami konteks atau kriteria klinis yang sebenarnya. Penggunaan istilah ini sering kali bertujuan untuk menciptakan kesan bahwa penulis memiliki pengetahuan psikologis, meskipun kenyataannya berbeda.
Dampak Negatif Psychobabble
Berikut adalah beberapa dampak negative dari Psychobabble:
1. Kekeliruan informasi
Penggunaan istilah psikologis yang tidak tepat dapat menyebabkan kebingungan serta salah tafsir di antara pengguna. Situasi ini dapat memperburuk stigma terkait masalah kesehatan mental dan menciptakan ketidakpahaman.
ADVERTISEMENT
2. Stigmastisasi
Label seperti "stress" atau "toxic" sering digunakan untuk menyerang karakter seseorang, bukannya menganalisis perilaku mereka secara objektif. Hal ini dapat menyebabkan stigmatisasi dan isolasi bagi individu yang sebenarnya membutuhkan dukungan.
3. Pengaruh terhadap Kesehatan Mental
Ketika pengguna terus-menerus menghadapi komentar yang dipenuhi istilah psikologis, mereka dapat merasa tertekan untuk mencapai standar yang tidak realistis atau bahkan merasa kurang baik tentang diri mereka sendiri.
4. Penyederhanaan Masalah yang Rumit
Masalah psikologis sering kali sangat rumit dan membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam. Psychobabble cenderung menyederhanakan isu-isu tersebut, sehingga orang-orang beranggapan bahwa solusi dapat dengan mudah ditemukan melalui label-label yang dangkal.
Tips Menghadapi Psychobabble
Untuk mengurangi dampak negatif dari psychobabble di media sosial, sangat penting bagi pengguna untuk:
ADVERTISEMENT
1. Meningkatkan Literasi Media
Memahami konteks dan makna dari istilah psikologis sebelum menggunakan atau mempercayainya.
2. Menghindari Labelisasi
Fokus pada perilaku tertentu dan bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan daripada melabeli orang lain.
3. Mendorong Diskusi Sehat
Mengajak teman-teman untuk berbicara tentang masalah kesehatan mental dengan cara yang lebih informatif dan empatik.
Dengan meningkatkan pemahaman tentang penggunaan istilah psikologis yang akurat dan menghindari pelabelan yang merugikan, kita dapat menciptakan lingkungan online yang lebih sehat dan mendukung. Mari manfaatkan media sosial sebagai alat untuk membangun pemahaman dan empati, bukan sebagai cara untuk menyebarkan stigma.